PT NWR Target Kepala Desa Rantau Kasih Masuk Penjara

Rabu, 25 Agustus 2021

Ratusan Masyarakat Saat Melakukan Aksi Demo

Pekanbaru - Konflik lahan rantau kasih antara masyarakat dengan PT NWR sepertinya akan berujung pada kriminalisasi terhadap warga dan aparat Desa.

Menurut sumber terpercaya bahwa rencana akan  dipenjarakannya kepada Desa dan sejumlah warga sudah tercium atas laporan PT NWR ke Polda Riau dengan tuduhan Kepala Desa menjual lahan diatas HGU PT NWR. 

Dikutip dari pernyataan warga yang pro ke PT NWR, Hasanul Arfin, mengatakan konflik bermula dari adanya jual-beli lahan di Kampar. Sebab, dari 4.226 hektare kawasan HTI PT Nusa Wana Raya (NWR), 18 ribu hektare di antaranya ada di area Desa Rantau Kasih.

"Sebagian sudah dikavling dan dijual oleh oknum kepala desa. Bahkan itu sudah di tanami sawit, termasuk dijadikan kebun sawit oleh warga," terang Hasanul kepada wartawan, Selasa (24/8/2021).

Dugaan penjualan lahan di kawasan HTI PT NWR diketahui dari nota/faktur penjualan lahan sejak beberapa tahun terakhir. Lahan itulah yang kemudian memicu masalah di Rantau Kasih.

"Kami berharap pihak kepolisian segera mengusut dan melakukan penelusuran kasus jual beli lahan kavlingan," imbuh Hasanul.

Terakhir, Hasanul meminta warga tak terpengaruh hingga menimbulkan konflik. Termasuk ibu-ibu yang sempat menginap di kebun sawit.

"Ada pihak yang sengaja menghasut dan membenturkan. Coba memprovokasi ibu-ibu dan anak-anak melakukan aksi demo dan menduduki lahan konsesi tersebut," katanya.

Direktur Ditreskrimsus Polda Riau Kombes Ferry Irawan mengatakan kasus di wilayah konflik tersebut sudah ditangani. Termasuk soal laporan keterlibatan oknum kades di daerah tersebut.

"Iya, NWR melaporkan. Ini sementara masih kita klarifikasi masalah lahan tersebut. Informasi terakhir itu sudah difasilitasi LAM (Lembaga Adat Melayu) dan DPR," katanya.

Ferry mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan pemanggilan para pihak terkait laporan tersebut. Pemanggilan dilakukan untuk klarifikasi tentang alas hak masing-masing.

"Kita dalami tentang alas hak yang di pegang masing-masing baik perusahaan dan masyarakat. Itu yang kita sedang dalami (keterlibatan oknum kades), maka kita lakukan pemanggilan," kata Ferry.

Konflik lahan terjadi di Desa Rantau Kasih, Kampar Kiri Hilir, Kampar. Warga memilih bertahan di kebun karena khawatir terkait nasib kebun sawit mereka dan dikabarkan masuk kawasan HTI PT Nusa Wana Raya (NWR).

Dalam video beredar di media sosial yang diterima di lapangan, terlihat warga menjerit histeris karena takut lahannya diambil alih. Bahkan, mereka sampai menyebut-nyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk minta bantuan.

"Pak Jokowi, tolong kami. Kebun kami mau digusur, mau makan apa kami. Tolonglah, Pak," ucap seorang ibu-ibu bersama warga seperti dilihat detikcom, Senin (23/8/2021)

Merasa khawatir, warga mendirikan tenda seadanya. Di bawah tenda itu, puluhan ibu-ibu tinggal dan bertahan selama 4 hari agar lahannya tidak diganggu gugat pihak lain.

Manajer Humas PT NWR, Abdul Hadi, mengatakan pihaknya menyerahkan kasus sepenuhnya kepada kepolisian. Sebab, Desa Rantau Kasih juga merupakan desa binaan perusahaan tersebut.

"Kami serahkan semua kepada penegak hukum," katanya.

Sebagaimana diketahui KNPI Kampar mengecam sikap arogansi perusahaan dengan  memenjarakan masyarakat.

"Pak Kapolri tolong masyarakat kami dibebaskan, pihak kepolisian harus netral " kata Abu Nazar Ketua KNPI Kampar, (*)