PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2720 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2868 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2681 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2543 Kali
Luthfi Hasan Ishaaq Dihukum 16 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 M
lufti
Jakarta,(radarpekanbaru.com)-Luthfi Hasan kemudian mempertemukan Suswono dengan Maria Elizabeth pada 11 Januari 2013 di Medan. Maria Elizabeth memaparkan data krisis daging sapi yang menyebabkan harga daging sapi menjadi tinggi sehingga diperlukan penambahan kuota impor daging sapi tahun 2013 serta menginformasikan adanya praktek jual beli surat persetujuan impor daging sapi oleh beberapa perusahaan.
Pada 11 Januari 2013 di Restoran Angus Steak Senayan City, Maria Elizabeth bertemu Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementan Suharyono dan meminta data rekapitulasi permohonan dan penerbitan terkait perusahaan yang melakukan praktek jual beli surat persetujuan impor.
Beberapa hari kemudian Suharyono menyerahkan data tersebut ke Elda Devianne Adiningrat melalui Achdiat Basari dan selanjutnya diserahkan kepada terdakwa melalui Fathanah berikut surat permohonan dari PT Indoguna Urama tanggal 18 Desember 2012 tentang penambahan kuota impor daging sapi 8 ribu ton dan surat permohonan tambahan 2 ribu ton sehingga total 10 ribu ton.
Pada 28 Januari 2013 di Restoran Angus Steak Senayan City. Ahmad Fathanah melakukan pertemuan dengan Maria Elizabeth dan Arya Abdi Effendi. Dalam pertemuan, Fathanah meminta Maria Elizabeth mewujudkan komitmennnya untuk kelancaran upaya pengurusan penambahan kuota impor daging sapi yang sedang diusahakan Luthfi Hasan.
"Permintaan ini disanggupi Maria Elizabeth dengan memerintahkan Arya Abdi Effendi menyiapkan uang Rp 1 miliar," sebut hakim I Made Hendra.
Uang diambil Fathanah pada 29 Januari 2013 di kantor PT Indoguna Utama. Selanjutnya, Fathanah menuju Hotel Le Meridien dan segera menelpon Luthfi Hasan. "Setelah menerima uang Rp 1 miliar, Ahmad Fathanah menelpon terdakwa mengatakan ada kabar yang menguntungkan," jelas hakim.
Majelis hakim juga menyatakan Luthfi terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang. Luthfi menempatkan, mentransfer, membayarkan atau membelanjakan harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan tersebut.
Jaksa penuntut umum KPK sebelumnya menuntut Luthfi Hasan dengan total hukuman 18 tahun penjara dan total denda Rp 1,5 miliar.
Editor : ahmad adryan
sumber : dtc
Pada 11 Januari 2013 di Restoran Angus Steak Senayan City, Maria Elizabeth bertemu Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementan Suharyono dan meminta data rekapitulasi permohonan dan penerbitan terkait perusahaan yang melakukan praktek jual beli surat persetujuan impor.
Beberapa hari kemudian Suharyono menyerahkan data tersebut ke Elda Devianne Adiningrat melalui Achdiat Basari dan selanjutnya diserahkan kepada terdakwa melalui Fathanah berikut surat permohonan dari PT Indoguna Urama tanggal 18 Desember 2012 tentang penambahan kuota impor daging sapi 8 ribu ton dan surat permohonan tambahan 2 ribu ton sehingga total 10 ribu ton.
Pada 28 Januari 2013 di Restoran Angus Steak Senayan City. Ahmad Fathanah melakukan pertemuan dengan Maria Elizabeth dan Arya Abdi Effendi. Dalam pertemuan, Fathanah meminta Maria Elizabeth mewujudkan komitmennnya untuk kelancaran upaya pengurusan penambahan kuota impor daging sapi yang sedang diusahakan Luthfi Hasan.
"Permintaan ini disanggupi Maria Elizabeth dengan memerintahkan Arya Abdi Effendi menyiapkan uang Rp 1 miliar," sebut hakim I Made Hendra.
Uang diambil Fathanah pada 29 Januari 2013 di kantor PT Indoguna Utama. Selanjutnya, Fathanah menuju Hotel Le Meridien dan segera menelpon Luthfi Hasan. "Setelah menerima uang Rp 1 miliar, Ahmad Fathanah menelpon terdakwa mengatakan ada kabar yang menguntungkan," jelas hakim.
Majelis hakim juga menyatakan Luthfi terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang. Luthfi menempatkan, mentransfer, membayarkan atau membelanjakan harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan tersebut.
Jaksa penuntut umum KPK sebelumnya menuntut Luthfi Hasan dengan total hukuman 18 tahun penjara dan total denda Rp 1,5 miliar.
Editor : ahmad adryan
sumber : dtc
BERITA LAINNYA +INDEKS
Mahkamah Agung RI Menangkan Arman Setiawan Dkk Atas Kasus Lahan 300 Hektar di Kampung Rawang Air Putih- Siak
RADARPEKANBARU - Persengketaan Kebun Kelapa Sawit seluas 300 hektar di Kampung R.
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Meranti,-Kapolsek Rangsang Polres Meranti berhasil Peng.
Polres Meranti Bekuk Pencuri Toko Emas, Kerugian Hingga Puluhan Juta
Meranti ,- Ungkap kasus terhadap pelaku Dugaan Tindak Pidana Pencur.
Bawa BBM Tanpa Dokumen, 1 Unit Mobil dari Palembang Tujuan Kandis Diamankan di Polres Pelalawan
RADARPEKANBARU.COM-Diduga muatan mencurigakan, dua orang masyarakat Pangkalan Ke.
Kajari Meranti Tetapkan 2 Orang Tersangka Kasus Bibit Kopi Liberika.
Meranti,- Kejaksan Negeri Kepulauan Meranti melalui Tim Penyidi.
Warga Resah Gudang Pelangsir BBM Subsidi Beroperasi Terang-terangan di Bunga Raya, Kapolsek Tidur ?
RADARPEKANBARU.COM-Aktivitas ilegal penimbunan BBM subsidi jenis Biosolar yang k.
TULIS KOMENTAR +INDEKS