Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Apakah Semua Korban Meninggal Covid-19 Syahid?
RADARPEKANBARU.COM -- Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho mengatakan, Rasulullah SAW pernah menyebutkan beberapa orang yang mendapatkan gelar syuhada meski bukan meninggal karena perang fi sabilillah. Orang-orang tersebut adalah yang meninggal karena tenggelam, sakit perut, wabah penyakit (tha’un), atau karena tertimpa reruntuhan.
“Orang yang meninggal karena Covid-19 masuk dalam katagori terkena tha'un, dan berhak mendapatkan syahid,” ujar Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama (MUI) Pusat .
Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat KH Hamdan Rasyid juga mengungkapkan hal serupa. Dia menjelaskan, berdasarkan syariat Islam, gelar mati syahid hanya dianugerahkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
“Orang Muslim yang taat dalam menjalankan perintah agamanya lalu meninggal karena salah satu faktor di atas, maka berhak disebut syuhada (orang yang meninggal syahid), namun tidak berlaku bagi orang-orang selain Muslim atau orang-orang yang durhaka pada Allah SWT,” katanya.
Adapun jenis-jenis syahid, kata KH Hamdan, dibagi menjadi tiga. Pertama, syahid dunia akhirat, syahid dunia, dan syahid akhirat.
Syahid dunia akhirat diberikan bagi mereka yang wafat di medan perang dengan niat ikhlas semata-mata memperjuangkan agama Allah SWT. Sedangkan syahid dunia diberikan kepada mereka yang wafat di medan perang, namun karena niat mendapatkan harta dan pujian.
“Syahid akhirat dianugerahkan kepada orang yang wafat karena wabah penyakit, seperti Covid-19, tenggelam, melahirkan, dan lainnya, dalam keadaan beriman dan beramal sholeh,” ujarnya.
Anggota Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) ini menekankan, terdapat kemungkinan bagi seseorang yang meninggal karena wabah penyakit, namun tidak mendapatkan gelar syuhada.
“Ada. Itu hak prerogratif Allah SWT. Kalau orang yang tidak mau menerima, tidak percaya atau tidak ridha terhadap takdir Allah SWT, yang telah mewafatkan diri melalui Covid-19 misalnya, menurut saya mereka tidak layak disebut syahid,” ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia KH Mukti Ali Qusyairi mengatakan, seorang korban Covid-19 bisa dikatakan meninggal dalam keadaan syahid tergantung pada perilakunya dalam menghadapi wabah itu. Seorang korban yang meninggal disebut syahid jika ia taat protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
"Dia ikhtiar menaati protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, tidak berkerumun. Dia telah ikhtiar agar tidak terpapar corona," katanya dikutip di laman MUI, Ahad (4/7).
Berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 195 tertulis, “Janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri.” Firman ini didukung dengan hadits riwayat Ibn Majah yang berbunyi, “Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.” (HR. Ibn Majah).
“Namun, gelar syahid itu hanya berlaku untuk korban Covid-19 yang sebelumnya telah berhati-hati dan tidak menjerumuskan dirinya sendiri dengan cara tidak mematuhi protokol kesehatan,” kata Kiai Mukti. (rep)
Teguran Nabi Isa Terhadap Ahli Ibadah yang tidak Mau Bekerja untuk Mencari Rezeki
RADARPEKAANBARU.COM - Allah SWT menjadikan alam dunia dan seluruh isinya sebagai tempat manusia beru.
Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab
RADARPEKANBARU.COM - Ibadah Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga sebuah perjalanan.
Timnas Lolos Semifinal Piala Asia U23, Ini Tuntunan Islam dalam Merayakan Kemenangan
RADARPEKANBARU.COM - Timnas sepakbola U-23 mengukir sejarah dengan lolos ke babak semifinal Piala As.
Titik Balik Pezina yang Temui Ajalnya Setelah Bertobat kepada Allah SWT
RADARPEKANBARU.COM - Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA mengisahkan perjalanan seoran.
Jamaah Haji Ingin Meninggal di Tanah Suci, Benarkah Jadi Tanda Husnul Khatimah?
RADARPEKANBARU.COM - Banyak jamaah haji Indonesia yang ingin meninggal dunia di Tanah Suci, baik itu.
Ini yang Membuat Nabi Muhammad Mengenali Kita di Hari Kiamat
RADARPEKAANBARU.COM - Ternyata seorang Muslim yang banyak bersujud memiliki keutamaan yang besar di .