Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
WHO Minta Dunia Hati-Hati Cabut Pembatasan Sosial
RADARPEKANBARU.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di dunia berhati-hati dalam mencabut pembatasan sosial Covid-19. WHO menilai penularan virus masih bisa meningkat terlepas dari luas dan tingginya cakupan vaksinasi.
“Saya akan mendesak kehati-hatian dalam pencabutan penuh tindakan kesehatan masyarakat dan sosial saat ini, karena ada konsekuensi untuk itu (penyebaran virus),” kata Direktur Program Kedaruratan WHO Michael Ryan dalam konferensi pers pada Rabu (7/7).
Banyak negara di dunia mulai melonggarkan, bahkan mencabut pembatasan sosial ketat yang sebelumnya diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pada 1 Juli lalu, Uni Eropa resmi memberlakukan kembali perjalanan bebas lintas-batas antara negara-negara anggotanya
Namun ada aturan baru, yaitu warga Benua Biru harus membawa sertifikat, baik digital maupun fisik, yang mencakup informasi tentang vaksinasi, tes, atau telah pulih dari Covid-19. Sertifikat tersebut dikenal dengan European Union Digital Covid Certificate (EUDCC). Sertifikat tersebut resmi, gratis, dan harus diakui 27 negara anggota Uni Eropa serta Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia.
EUDCC berlaku dalam tiga situasi, pertama membuktikan apakah seseorang telah divaksinasi Covid-19. Kedua apakah mereka memiliki tes negatif baru-baru ini. Ketiga, apakah individu terkait dianggap imun setelah pernah terinfeksi Covid-19. Untuk yang terakhir, bukti tes PCR yang menunjukkan hasil positif diperlukan.
Inggris juga berencana mencabut sebagian besar pembatasan sosialnya. Terkait hal itu, WHO telah memperingatkan tentang potensi lonjakan kasus Covid-19 di Eropa. Selama 10 pekan terakhir, angka infeksi di Benua Biru telah menurun. Namun kini ada penyebaran varian Delta.
Kapala WHO untuk Eropa Hans Kluge mengungkapkan, pekan lalu kasus baru Covid-19 di Eropa naik 10 persen. Hal itu terjadi karena adanya peningkatan perjalanan, pertemuan, dan pelonggaran pembatasan sosial.
“Ini terjadi dalam konteks situasi yang berkembang pesat. Varian baru yang menjadi perhatian, Delta, dan di wilayah, di mana meskipun ada upaya luar biasa oleh negara-negara anggota, jutaan (orang) tetap tidak divaksinasi,” kata Kluge pada 1 Juli lalu.
Oleh sebab itu, Kluge mengimbau penduduk Eropa agar tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. “Akan ada gelombang baru di kawasan WHO Eropa, kecuali kita tetap disiplin,” ucapnya. (rep)
Indonesia Kutuk Aksi Penjarahan Truk Bantuan yang Dilakukan Ekstremis Israel
RADARPEKANBARU.COM - Aksi blokade dan penjarahan yang dilakukan sekelompok ekstremis sayap kanan Isr.
AS Diam-diam Kirim Senjata Bernilai Rp16 Triliun ke Israel
RADARPEKAANBARU.COM - Kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam menanggapi konflik Israel-Palestina.
Pejabat Filipina Ancam Usir Diplomat China, Beijing: Manila Jangan Bertindak Gegabah
RADARPEKANBARU.COM - Hubungan antara Republik Rakyat China dan Republik Filipina semakin memanas. Ko.
Lancarkan Serangan Mendadak ke Kharkiv, Rusia Rebut Lima Desa
RADARPEKANBARU.COM - Pasukan darat Rusia melancarkan serangan mendadak di wilayah Kharkiv, Ukraina T.
Invasi Rafah Dilakukan untuk Cegah Kejatuhan Netanyahu
RADARPEKANBARU.COM - Rencana invasi besar-besaran yang dijanjikan Perdana Menteri Israel, Benjamin N.