Tutup Kasus Penganiayaan Tehadap Wartawan , UIN 'Suap' Saksi Dengan Proyek

Ahad, 15 Februari 2015

Ilustrasi

RADARPEKANBARU.COM-Dua orang saksi pemukulan wartawan, diduga telah disuap oleh pihak rektorat UIN Suska Pekanbaru, Riau. Sehingga, saksi ini tidak bersedia memberi keterangan untuk laporan BAP Polisi. Gayung bersambut, Polsek Tampan yang menerima laporan korban juga beralasan demikian, tidak ada saksi yang bisa menguatkan.

Dugaan suap dengan proyek itu dibenarkan oleh wartawan Harian Berita Terkini Irwansyah dan wartawan Forum Riau /riauhot.com Suryadi.

"Saat BAP, penyidik Polsek Tampan kan minta saksi, minimal dua orang. Hari itu juga saya dan Suryadi menelpon Wedi, salah seorang kontraktor yang melihat kejadian di TKP. Wedi memang menjawab, berat hadir sebagai saksi. Dia beralasan, usai kejadian, dia diajak ke kantin oleh para pelaku pemukulan. Disana ia dijanjikan proyek PL di UIN,"terang Irwansyah, Jumat, 13/2/2015.

Wedi mengaku, bahkan rekaman percakapan di kantin itu juga ada sama dia.

"Ada saya rekam semua, mereka berlagak jagoanlah semuanya. Si panitia lelang proyek yang memukul Irwansyah juga menjanjikan proyek sama saya,"kata Irwansyah dan Suryadi menirukan ucapan Wedi waktu ditelpon.

Penyidik Polsek Tampan yang menangani kasus pemukulan dua wartawan itu malah menyerahkan surat panggilan kepada Irwansyah agar diberikan kepada saksi.

Meski dikatakan Irwansyah, bahwa dua orang korban layak jadi saksi. Dan banyak mahasiswa, pegawai, dosen serta tamu lainnya juga ada di TKP juga dapat jadi saksi. Namun, penyidik tetap berkilah.

"Makanya sampai sekarang seperti di peti es kan kasus kami,"kata Irwansyah.

Hingga berita ini dirilis, kejadian pemukulan dua orang wartawan oleh karyawan dan sekuriti UIN Suska Pekanbaru, Riau terkesan tidak ditangani oleh Polsek Tampan, Pekanbaru. Padahal, kejadian pemukulan mengakibatkan Irwansyah, wartawan koran harian Berita Terkini tidak masuk kerja selama tiga hari itu, terjadi pada Senin 25/8/2014 silam.



Ket Foto : Wartawan Forum Riau/riauhot.com Riau Suryadi


Sebabagaimana diketahui dua wartawan di Pekanbaru Irwansyah dan Suryadi di aniaya di kampus UIN saat melakukan tugas liputan kasus dugaan korupsi di UIN.Dipukuli dan digebuki oleh sejumlah sekuriti Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, Riau gara-gara hendak mengkonfirmasi berita, Senin (25/8/2014).


Berikut kronologis versi wartawan,dua wartawan dipukuli dan digebuki oknum sekuriti dan karyawan Univeristas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau, Pemukulan itu diduga karena karyawan kampus Islam terbesar di Riau tersebut marah ketika Irwansyah dan Suryadi hendak mengkonfirmasi proyek pembangunan gedung Islamic Centre yang diduga bermasalah.


Irwansyah mengungkapkan, kejadian berawal saat ia dan Suryadi datang ke Kantor UIN Panam sekitar pukul 11.00 WIB untuk menanyakan informasi mengenai dugaan proyek bermasalah lima tahun lalu yang sampai saat ini tak kunjung selesai. Saat itu, mereka berdua bertemu dengan RT, salah seorang karyawan di Bagian Umum UIN, di lantai 5 kantor yang megah itu.


''Karena RT tidak bisa menjawab, kami diarahkan ke ibu KP. Setelah menunggu sekitar satu jam, ternyata KP tak senang dengan pertanyaan yang kami sampaikan, dan enggan menjawab dengan menyatakan hendak shalat,'' ujar Irwansyah.


KP yang merupakan pegawai Biro Akademik UIN Suska Riau itu, berdalih bahwasanya dia baru di UIN. ''Ditanya soal proyek dimaksud, KP marah-marah. Kami malah ditanya kartu pers, ya kami perlihatkan. Wong, kami jelas kok medianya,'' tukas Irwansyah.


Lantaran konfirmasi belum lengkap, jelas Irwan, dia dan Suryadi lantas menemui staf KP untuk menanyakan hal yang sama. Namun, staf dimaksud malah memancing keributan dengan memanggil dua sekuriti untuk mengusir mereka.


''Tiba-tiba muncul puluhan sekuriti dan pegawai UIN, dan langsung mengeroyok kami, dengan cara menendang, memiting, dan meninju kami. Saking ramainya, saya hanya kenal salah seorang pelaku pemukulan, yaitu atasan RN,'' tutur Irwansyah.


Mereka berdua digebuk dari arah kiri, kanan, dan belakang. Irwansyah disandarkan ke dinding, kemudian dipukul, handphone Suryadi dibuang, kameranya yang sempat dipakai untuk memfoto narasumber, memorinya diambil. ''Untung ada kontraktor yang kebetulan ada di TKP, membantu kami untuk segera keluar dari lokasi pemukulan,'' lirih Irwansyah.


Atas pemukulan, pengeroyokan, dan dan penganiayaan ini, Irwansyah sudah melaporkan kejadian tersebut secara resmi ke Polsek Tampan dengan nomor laporan Polisi Stpl/1151/7/2014. ''Dan saya pun sudah diambil visum di RS Bhayangkara Pekanbaru, usai kejadian,'' tutup Irwansyah.


Sementara dari sumber di lapangan, terungkap bahwa proyek bermasalah yang mau ditanyakan Irwansyah dan Suryadi adalah gedung Islamic Centre, yang dananya berasal dari bantuan Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islami. IDB adalah lembaga keuangan multilateral yang didirikan pada 1975 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).


Sejak 2009 gedung Islamic Centre yang memakan biaya miliran rupiah itu dibangun, tapi sampai saat ini masih terbengkalai. ''Sekitar tiga tahun lalu, pernah datang utusan dari IDB Kairo untuk meninjau sejauhmana pekerjaan gedung islamic centre milik UIN Suska itu. Mereka marah-marah karena gedung yang dibangun tidak sesuai dengan maket awal bangunan yang megah untuk islamic centre dan gedung serba guna. Sebagian gedung itu disekat-sekat dan diperuntukkan untuk Lembaga Pembinaan Permasyarakatan,'' pungkas sumber yang minta namanya jangan dikutip. (radarpku)




Editor : Alamsah,SH