Menempuh Jalan Sabar

Jumat, 26 Mei 2023

RADARPEKANBARU.COM - Kehidupan terkadang dipenuhi dengan berbagai kejutan. Sedih dan bahagia hadir dipergilirkan.

Ketika sedang dikarunia kebahagiaan, manusia mungkin mudah menerima dan itulah yang diinginkannya. Tetapi tatkala dihadirkan kesedihan, sedikit manusia yang sabar dan ikhlas menerimanya.

Sebagai seorang yang beriman, kita harus selalu rela atas segala yang telah ditetapkan-Nya. Sedih dan bahagia adalah sama-sama ujian dari Allah SWT.

Apakah bersyukur saat bahagia dan sabar ketika dirundung duka nestapa? Atau justru malah kufur dan mencela ketetapan-Nya?

Terhadap setiap kemungkinan. Banyak hal di luar dugaan yang kita jumpai dan lewati. Sungguh, semua itu adalah atas kehendak Allah SWT yang Mahakuasa.

Bisa jadi ketika Allah SWT mendatangkan suatu musibah kepada seseorang, tiada lain itu karena Allah SWT mencintainya. Dia ingin menaikkan derajat orang tersebut dan memantaskannya untuk abadi di surga-Nya.

Kesabaran saat diuji dengan musibah dan beragam masalah adalah jalan terbaik mendapat ridha-Nya. Kita tak pernah tahu hadiah apa yang telah Allah SWT siapkan di balik kesabaran yang kita jalankan.

Allah SWT memerintahkan manusia untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan dengan cara bersabar. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah: 153).

Sabar merupakan sikap yang tak terbatas dan tak usah dibatasi. Tiada ujian dan penghinaan yang menyengsarakan jika kita bersabar. Kesabaran adalah ladang amal untuk meningkatkan kemuliaan.

Allah SWT berfirman, “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (QS ash-Shuraa: 43).

Para ulama membagi sikap sabar ke dalam tiga hal. Pertama, sabar dalam menjalankan ketaatan. Tak dapat dimungkiri, bahwa godaan untuk taat kepada Allah SWT begitu kuat.

Istiqamah dalam beribadah bukanlah hal mudah. Maka beruntunglah orang-orang yang mampu bersabar dalam menjalankan perintah-Nya.

Kedua, sabar dalam menjauhi kemaksiatan. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf AS yang lebih memilih hidup dipenjara daripada harus melakukan perbuatan zina bersama Zulaikha.

“Yusuf berkata, 'Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh'." (QS Yusuf: 33).

Ketiga, sabar dalam menerima takdir. Kesabaran selalu berbanding lurus dengan keimanan kepada Allah SWT. Semakin kuat iman kita, maka akan semakin besar dan kuat kesabaran kita menerima setiap takdir-Nya.

Allah SWT berfirman, “Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.” (QS al-Insan: 24).

Sungguh beruntung, seseorang yang dalam kesehariannya selalu dihiasi dengan kesabaran, sebab begitu besar pahala yang Allah janjikan. "Sesungguhnya sabar terhadap musibah ditulis tiga ratus derajat bagi seorang hamba, sabar dalam ketaatan ditulis enam ratus derajat bagi seorang hamba, dan sabar dari maksiat-maksiat ditulis sembilan ratus derajat bagi seorang hamba." (Diriwayatkan Ibnu Abu Ad-Dunya dan Ibnu Jarir Ath-Thabari).(rep)