Larang PHR bentuk anak perusahaan, Ahok minta libatkan pengusaha lokal jadi rekanan

Rabu, 15 September 2021

Ahok Ngopi di Kiemteng Pekanbaru

PEKANBARU-Komisaris Utama (Komut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pertamina, Basuki Tjahja Purnama (Ahok),  ingin memastikan Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang telah mengambil alih kelola ladang minyak Blok Rokan, bisa menjalankan perusahaan dengan baik dan benar, sehingga dapat memberikan devisa yang lebih tinggi.

Menurut Ahok, yang telah melakukan kunjungan kerja di wilayah kerja PHR, Minas, Duri dan Dumai, Selasa (14/9), melihat masih perlu dilakukan penekanan terhadap Pertamina yang baru menjalankan Blok Rokan, untuk mengoptimalisasikan devisa. Dalam kunjungan kerjanya ada beberapa poin yang harus dijalankan oleh pihak PHR, sebagai pengelolan Blok Rokan.

“Ya kita mau memastikan bahwa pengambil alihan kelola ini bisa meningkatkan biaya, yang tujuan akhirnya adalah optimalisasi devisa. Kalau kita punya perusahaan BUMN, maaf ya perusahaan BUMN tidak bisa memperbaiki neraca perjalanan kita berarti audit. Mereka punya hasil pengeluaran dan devisa mesti lebih baik yang kita hasilkan,” kata Ahok, saat berbincang bersama Anggota DPR RI asal Riau, Arsyadjuliandi Rahman, Rabu (15/9), usai kunker ke PHR. 

Pada kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menegaskan kepada manajemen PHR untuk memberdayakan karyawan yang telah bekerja di eks karyawan Chevron, yang telah bekerja dalam pengelolaan Blok Rokan. Termasuk teknologi yang telah dipakai saat ini dipertahankan, termask menambah teknologi yang lebih tinggi.

“Yang kedua kita ingin pastikan teknologi waktu kita ambil kelola, ketika dikelola, kita ingin pastikan teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Rokan ini, bisa kita berdayakan dengan baik, karena di Pertamina belum ada harus kita nyontek karena pengalaman yang begitu panjang,” kata Ahok.

Ahok juga menegaskan selama perjalanan pengelolaan Blok Rokan, PHR tidak bisa menjalankan sendiri perusahaan. Selain bersama BUMD Riau melalui PI 10 persen, PHR juga bisa menampung perusahaan-perusahaan lokal yang ada di Riau. Jangan sampai Pertamina membentuk anak perusahaan, sehingga kalah bersaing dengan pengusaha lokal.

“Yang ketiga kita ingin ratakan lapangan tanding artinya apa, setelah kita ambil alih, kemudian pengusah-pengusaha lokal mereka harus ikut berpartisipasi. Ini saya mau harapkan Pertamina ini tidak membangun anak perusahaan, untuk tunjuk anak perusahaan jadi bagian pendukung dari bisnis ini. Harusnya libatkan pengusaha-pengusaha lokal sebagai rekanan,” tegas Ahok.

Untuk diketahui, pengelolaan Blok Rokan yang sudah lebih dari 50 tahun ini, dikelola oleh perusahaan asing, mulai dari Caltex, hingga Chevron. Dan kini mulai tanggal 9 Agustus lalu Pemerintah mengambil alih Blok Rokan dan menunjuk BUMN Pertamina mengelola Blok Rokan. (*)