LAMR Rohul Akui Tengku Endrizal Sebagai Raja Rokan
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Model pembelajaran diferensiasi dalam konteks kurikulum merdeka menawarkan pendidikan yang lebih adaptif, Inklusif, dan berdaya saing.
KURIKULUM MERDEKA HADIR DENGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI, MENDORONG PENDIDIKAN YANG LEBIH INKLUSIF DAN BERKUALITAS
Oleh Muammariza, S.Pdi
Pasal 12 Ayat 1.b Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional mengatur tentang Hak dan Kewajiban Peserta Didik, Bahwa Setiap Peserta Didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Penerapan Model Pembelajaran Diferensiasi dalam Kurikulum Merdeka adalah Pemaduan kebutuhan individu Peserta Didik (Diferensiasi) dengan kebebasan pengembangan kurikulum. Model pembelajaran Diferensiasi menekankan pentingnya menyesuaikan metode dan materi ajar dengan variasi kemampuan, minat, dan gaya belajar Peserta Didik. Sementara itu, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah dan Pendidik untuk menyusun kurikulum yang lebih relevan dan kontekstual, memungkinkan penerapan pembelajaran yang lebih fleksibel dan personal.
Dalam dunia pendidikan, Model Pembelajaran Diferensiasi memungkinkan pengajaran yang lebih inklusif, sehingga semua Peserta Didik, termasuk yang berkebutuhan khusus atau memiliki bakat khusus, dapat berkembang secara optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan nyata.
Menggabungkan Model Pembelajaran Diferensiasi dengan Kurikulum Merdeka menghasilkan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan individual Peserta Didik. Model Pembelajaran Diferensiasi memungkinkan penyesuaian metode pengajaran berdasarkan variasi kemampuan dan minat Peserta Didik, sementara
Kurikulum Merdeka menyediakan kebebasan bagi Pendidik untuk merancang kurikulum yang lebih kontekstual dan relevan. Sinergi ini mendorong keterlibatan Peserta Didik, meningkatkan efektivitas pembelajaran, dan mempersiapkan Peserta Didik menghadapi tantangan dunia yang dinamis dan global.
Model Pembelajaran Diferensiasi dan Kurikulum Merdeka mendukung Inklusi pendidikan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua Peserta Didik untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka, serta menyesuaikan pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata.
Konstruktivisme menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana Peserta Didik membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka sebelumnya. Menurut Piaget, Peserta Didik belajar dengan menyusun informasi baru ke dalam struktur mental yang ada (skema).
Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam pembelajaran, serta konsep "Zona Perkembangan Proksimal" yang menunjukkan bahwa pembelajaran terjadi paling efektif ketika Peserta Didik dibimbing sedikit di luar kemampuan mereka yang sekarang.
Teori konstruktivisme mendukung penerapan Model Pembelajaran Diferensiasi dalam Kurikulum Merdeka karena memungkinkan Peserta Didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri, serta memperkaya pembelajaran melalui Interaksi Sosial dan Kontekstual.
Dilihat dari Perspektif Positif, Model Pembelajaran Diferensiasi memberi Pendidik kebebasan menyusun Kurikulum sesuai kebutuhan Unik Peserta didik, memungkinkan penyesuaian materi dan metode pengajaran berdasarkan kemampuan dan minat mereka. Ini meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar, serta memungkinkan pendidik menjadi lebih kreatif dan fleksibel. Peserta didik mendapat pengalaman belajar yang sesuai minat dan kemampuan, meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka.
Namun, dari Perspektif Negatif, penerapan model ini membutuhkan persiapan dan perencanaan lebih detail, dengan pendidik harus menciptakan materi Ajar Variatif sesuai kebutuhan Peserta Didik. Kekurangan waktu, Sumber daya, dan Pelatihan khusus menjadi hambatan, serta beberapa Peserta Didik mungkin kewalahan mengarahkan pembelajaran sendiri atau kesulitan beradaptasi dengan metode yang lebih Fleksibel.
Dapat di simpulkan bahwa Model Pembelajaran Diferensiasi dalam konteks Kurikulum Merdeka menawarkan pendidikan yang lebih Adaptif, Inklusif, dan Berdaya saing. Dengan menghargai keragaman dan kebutuhan Individual Peserta Didik, strategi ini dapat meningkatkan keterlibatan Peserta Didik, mendukung pengembangan keterampilan penting,
dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan Global. Oleh karena itu, Implementasi Efektif dari sinergi ini sangat penting untuk Transformasi Pendidikan di Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan Kompetitif.
PENULIS MUAMMARIZA, S.Pd.I (NIM. 2386110142) ADALAH MAHASISWA MAGISTER PEDAGOGI, SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS LANCANG KUNING
Tantangan dan Peluang Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas
Pendidikan merupakan kunci kemajuan bangsa. Kualitas pendidikan yan.
HUT RI, Pesan Bung Karno dan Pemilu 2024* Oleh : Agusyanto Bakar
Sempena Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 kemerdekaan RI, patut disimak kembali amanat ba.
Bersama Kita Menjaga Bumi Untuk Penerus Bangsa, Peduli Sekarang atau Musnah Perlahan
Oleh: Safrina SuryaningsihRADARPEKANBARU.COM-Permasalahan mengenai isu li.
PASTIKAN KITA PUNYA URGENSI DAN ALASAN YANG KUAT UNTUK MENGUBAH SISTEM PEMILU
PASTIKAN KITA PUNYA URGENSI DAN ALASAN YANG KUAT UNTUK MENGUBAH SISTEM PEMILU &nbs.
Tragedi Oktober di KanjuruhanÂ
DUNIA sepak bola Indonesia berduka cita. Kompetisi Liga 1 yang mempertandingkan .