Diplomat Iran Ditangkap di Jerman

Selasa, 03 Juli 2018

RADARPEKANBARU.COM.Seorang diplomat Iran ditangkap bersama dengan dua orang lain oleh pihak berwenang Jerman pada Sabtu (30/6). Diplomat Iran tersebut diduga bersekongkol melancarkan serangan bom atas satu pertemuan kelompok oposisi Iran di pengasingan di Prancis. Rudy Giuliani, pengacara Presiden Donald Trump, dan beberapa mantan menteri Arab dan Eropa termasuk di antara mereka yang hadir dalam pertemuan Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI) yang berkedudukan di Paris.

 

"Dua orang tersangka di Belgia dicegat oleh polisi Belgia pada Sabtu, yang kedapatan membawa 500 gram TATP, bahan peledak buatan rumah yang diproduksi dari bahan-bahan kimia, dan juga alat untuk meledakkan yang ditemukan di dalam mobil mereka," ujar pernyataan bersama jaksa Belgia dan dinas intelejen. Seorang pria yang berusia 38 tahun dan seorang wanita berumur 33 tahun, yang diidentifikasi hanya bernama Amir S dan Nasimeh N, didakwa dengan tuduhan usaha melakukan pembunuhan dan persiapan aksi teroris. Dua penangkapan terkait dengan kasus Belgia itu dilakukan di Prancis dan Jerman.

 

"Orang yang ditangkap di Jerman adalah seorang diplomat di kedutaan besar Iran di Wina, ibu kota Austria," kata pernyataan tersebut. Staff di kedutaan Iran itu mengatakan duta besar tak bersedia memberi komentar segera. Presiden Iran Hassan Rouhani dijadwalkan akan berkunjung ke Austria pada Rabu (3/7).

 

Pernyataan Belgia tersebut tidak memberi rincian lebih jauh tentang diplomat, selain menyatakan mereka disangka melakukan kontak dengan kedua orang yang ditangkap di Belgia. Tak ada rincian mengenai tersangka keempat yang ditangkap di Prancis. NCRI merupakan blok payung kelompok-kelompok oposisi di pengasingan yang berusaha ingin mengakhiri kekuasaan di Iran. Pertemuannya, yang menarik ribuan orang, berlangsung pada Sabtu di Villepinte, di luar kota Paris, sekitar tiga jam dari Brussel.

 

"Persekongkolan oleh kediktatoran yang memerintah Iran untuk melancarkan serangan teroris terhadap pertemuan Perlawanan Iran di Villepinte digagalkan," kata Shahin Gobadi, juru bicara NCRI dalam sebuah pernyataan. NCRI, yang juga dikenal dengan nama Mujahideen-e-Khalq, dalam bahasa Farsi, pernah dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa tetapi kini namanya tak lagi tercantum.

 

Teheran telah lama menyerukan penumpasan NCRI di Paris, Riyadh, dan Washington. Kelompok itu mengeritik di media negara secara reguler. Menyusul penangkapan-penangkapan itu, pihak berwenang Belgia juga melakukan penggeledahan di beberapa lokasi berbeda di negeri itu tetapi tidak menyebutkan apakah mereka menemukan sesuatu. Perdana Menteri Belgia Charles Michel di Twitter menyampaikan terima kasih kepada pejabat-pejabat di kepolisian dan dinas intelejen atas pekerjaan mereka. "Sekali lagi kerja sama yang baik antara negara-negara membuahkan hasil," tulis Michel.(rep)