Mahasiswa Pasca Sarjana UIR Kritik Infrastruktur Di Inhil Saat Ini Masih Hancur Lebur

Selasa, 31 Oktober 2017

Dahri Iskandar saat berada di Perkampungan Warga di Tembilahan, Riau

RADARPEKANBARU.COM – Bertahun- tahun berlalu, infrastruktur jalan Kabupaten Indragiri Hilir masih saja terpuruk lantaran pemimpinnya lebih banyak slogan dan teori, hanya pandai membuat acara seremonial, tanpa ingin mendengarkan aspirasi rakyat dari bawah.

Demikian diungkapkan, Mahasiswa Peneliti dari Pasca Sarjana Universitas Islam Riau, Dahri Iskandar kepada radarpekanbaru.com,  Senin (30/10).

Dahri menuturkan pemerintah jangan hanya pandai mempercantik wajah Ibukota Kabupaten Inhil saja.

"Jangan mempoles jalan di kota saja, sekali dengarkan keluh kesah masyarakat, dengan demikian pemerintah akan tersadar bahwa sesungguhnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” kata Dahri yang juga putra kelahiran Inhil ini.

Dahri menceritakan pada saat dirinya berjalan menelusuri 20 Kecamatan beberapa waktu lalu dengan maksud dan tujuan dari perjalannya meneliti kinerja Pemerintahan.

Mengukur sampai dimana kinerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di pelosok desa yang ada  di Inhil.

"Saya banyak menemukan hal-hal yang belum tuntas sampai ke pelosok desa," tuturnya.

Dahrin mendapati banyak keluhan  yang mencuat ditengah masyarakat.

"Tak lain persoalan infrastruktur jalan dan jembatan. Selanjutnya masalah pertanian dan kesenjangan sosial ekonomi, susahnya kehidupan hingga kebakaran hutan dan lahan, banyak dikeluhkan masyarakat diperkampungan di Inhil," kata Dahrin yang merupakan Mahasiswa PPS Ilmu Penerintahan UIR ini.

Dahrin mengungkapkan, infrastruktur jalan maupun jembatan di Desa-desa yang ada setiap Kecamatan di Kabupaten Inhil seolah hanya ada dua pilihan.

"Pertama kalau musim kemarau berdebu, Kedua kalau musim hujan seperti saat ini berlumpur dan berlubang di mana-mana," ungkapnya.

Namun, sebagai penduduk anak jati Inhil, Dahrin berharap agar Bupati Inhil peka terhadap persoalan yang tengah dihadapi terutama infrastruktur jalan dan jembatan.

“Temuan dilapangan setidaknya kondisi 60 persen jalan Kabupaten dalam kategori rusak. Dan diperkampungan sekitar 70 persen permukaan jalan masih permukaan tanah. Termasuk kondisi jembatan, dimana 40 persen dalam kondisi rusak,” ungkap Dahrin.

Ruas jalan yang bagus hanya di Tembilahan Ibukota Kabupaten Inhil, selebihnya hancur luarbiasa.

Kedepanya siapapun pemimpin Inhil dimasa akan datang perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jalan harus menjadi prioritas.

Penanganan titik-titik kritis diprioritaskan agar saat hujan atau panas masyarakat tetap bisa melewati akses jalan tersebut.

“Optimalkan penyediaan infrastruktur agar pengembangan potensi ekonomi dan sumber daya daerah bisa membaik,” katanya.

Dahrin menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Inhil saat ini fokus pada beberapa prime mover  kebijakan yakni, membangun Inhil bisa dimulai dari pinggiran, penataan dan pemekaran wilayah, hilirisasi produk hasil pertanian rakyat dan nelayan, aksesibilitas terhadap sumber daya listrik, kegawatdaruratan infrastruktur dan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih.

"Saat ini marilah kita berpikir kritis terhadap kinerja pemerintah khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir, rakyat menunggu gebrakan pemimpin yang visioner untuk membangun Inhil jangka panjang," tutup Dahrin. (rls)