BIN Harus Waspada , Peneliti Asal Belanda Akan Bukukan Tragedi Rengat Berdarah 5 januari 1949

Selasa, 05 Januari 2016

Bendera Merah Putih

RADARPEKANBARU.COM - Pemerintah Indonesia patut mengawasi sepak terjang warga negara asing yang berasal dari Luar Negeri yang tengah melakukan penelitian sejarah di Indonesia.

"Apalagi peneliti itu berasal dari negara yang pernah menjajah indonesia, Badan Intelegent Negara (BIN) harus tetap mengawasi gerak-gerik WNA yang melakukan aktivitas indonesia, apalagi itu berkaitan dengan pelurusan sejarah bangsa,jangan nanti niat mau melakukan pelurusan justru nanti dibelok-belokan oknum" kata Alamsah,SH dari HMI Badko Riau-Kepri.

Merutut Alamsah walau bagaimanapun pemerintah RI melalui pemkab INHU harus lebih proaktif mengawasi," siapapun yang meneliti harus berlaku objektif ,kekejaman belanda tak perlu di samar-samarkan" tutur Alamsah.

Sebagaimana diketahui Sejarawan muda asal negara Belanda (penjajah indonesia) Anna Lodt mengaku akan melengkapi tulisan dengan melakukan penelitian terkait Tragedi Rengat Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau Bersejarah 5 Januari 1949.
         
Anna Lodt datang bersama Nini Turaiza dan Tuhilwi, putri Bupati Tulus, salah satu korban kekejaman tentara Belanda saat melancarkan Agresi Militer ke-2 di Kota Rengat pada 5 Januari 1949 itu.

Penjabat Bupati INHU mengatakan, tragedi 5 januari 1949 itu saat ini sudah diperingati oleh pemerintah dan masyarakat setiap tahun sebagai hari bersejarah.

Peringatan hari bersejarah itu sudah dikenal luas, kisahnya sangat menarik dan bahkan banyak mengundang perhatian serius dari berbagai daerah serta peneliti untuk lebih mendalami kisah peristiwa yang terjadi 66 tahun lalu itu.
         
"Kehadiran ahli waris Bupati Tulus beserta Anna Lodt disambut dengan baik semua masyarakat," ujar Penjabat Bupati Indragiri Hulu Kasirudin di Rengat, Selasa.(5/1)
         
Naya Johan cucu Bupati Tulus yang ditemui disela-sela kegiatan Yasinan yang digelar di Kediaman Bupati Inhu menyatakan bahwa kehadiran Ana Lodt di Rengat bertujuan untuk melengkapi data yang telah ia miliki dari Belanda terkait dengan tragedi berdarah 5 Januari 1949.
        
Naya Johan mengapresiasi keinginan Anna Lodt untuk berkunjung langsung ke Kota Rengat sehingga dari data yang diperolehnya dapat disusun menjadi salah satu catatan sejarah sekaligus menjadi bukti kekejaman penjajah Belanda pada Agresi Milter ke 2 di Kota Rengat.
        
"Dari dokumen sejarah tersebut, diharapkan juga kedepannya dapat menjadi bahan pembelajaran serta dokumentasi pendukung untuk penelitian berikutnya," ujar Naya Johan cucu Bupati Tulus.
        
Menurutnya, Inhu untuk selalu menghargai  sejarah serta jasa - jasa para pejuang  khususnya dari Kota Rengat, Anna Lodt juga hadir saat pelaksanaan yasinan dan doa bersama mengenang Tragedi Rengat Bersejarah di kediaman Bupati Inhu.(radarpku)