Akhirnya Indonesia Ajak Lima Negara Asing Atasi Kabut Asap

Kamis, 08 Oktober 2015

Dua polisi malaysia mengenakan masker di dekat gedung Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia, 11 September 2015. Malaysia terkena dampak kabut asap yang diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan. (AFP/Mohd Rasfan)

RADARPEKANBARU.COM- Indonesia akan segera bekerjasama dengan lima negara untuk mengatasi masalah kebakaran lahan dan hutan di beberapa wilayah di Indonesia serta masalah penyebaran asap, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (8/10).

"Kita merasa bahwa penting untuk bekerjasama dengan negara yang mempunyai sumber daya untuk memadamkan api dan asap. Ada lima negara yang akan bekerjasama dengan kita, yaitu Australia, Tiongkok, Malaysia, Rusia, dan Singapura," ujar Arrmanatha.

Menurut dia, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sudah berbicara dengan Menlu Singapura, Australia, dan Malaysia untuk membahas kerja sama dan mendapatkan bantuan dalam mengatasi titik-titik api yang masih berkembang di beberapa wilayah di Indonesia.

"Sampai dengan hari ini masih ada sekitar 110 titik api, dan diantaranya ada 11 titik api di Riau," ungkap dia.

Selain itu, dia mengatakan pemerintah Indonesia masih harus membahas bentuk bantuan dan kerja sama yang akan dilakukan dengan kelima negara tersebut.

"Bentuk kerja sama ini masih harus dibahas, karena beberapa kerja sama itu ada yang bersifat bantuan dan ada yang bersifat commercial base (komersil)," kata dia.

Arrmanatha lebih lanjut menyebutkan bahwa sudah cukup banyak upaya yang dilakukan Indonesia dalam mengatasi kebakaran lahan dan hutan serta mengurangi penyebaran asap.

"Pada intinya, upaya Indonesia untuk menangani kebakaran hutan dan langkah-langkah yang telah dilakukan sudah cukup banyak. Tidak hanya upaya pemadaman api, tetapi juga penindakan hukum (terhadap pelaku pembakaran)," ujar dia.

Dia memaparkan, untuk pemadaman api, pemerintah Indonesia telah mengerahkan 26 helikopter untuk melakukan pengeboman air (water bombing) dan mengerahkan empat pesawat khusus untuk melakukan rekayasa cuaca (weather modification) untuk menghasilkan hujan buatan.

"Data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa 65 juta liter air telah dituangkan ke berbagai titik api di lima provinsi, dan 250 ton garam telah digunakan untuk weather modification," ungkap dia.(radarpku)