Kanal

Inilah Beberapa Oknum Yang mendapat Jatah Dari Pihak Pengusaha Sirtu di Kampar

RADARPEKANBARU.COM- Aksi puluhan massa mengatasnamakan dari Aliansi Mahasiswa Kecamatan XIII Koto Kampar Dan Koto Kampar Hulu Untuk Masyarakat melakukan unjuk rasa, Sabtu (6/2).
 
Dalam aksi ini, mereka menyampaikan keluhan masyarakat terhadap kondisi jalan lintas Provinsi antara Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu hancur lebur. Hal ini disebabkan, bukan karena dimakan waktu kekuatan jalan rusak, akan tetapi diperparah dengan aktifitas pengangkutan sirtu galian C yang beroperasi di dua Kecamatan ini.
 
Sementara tempat penumpukan sirtu (Stopel) berada di lima titik di Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar dengan pemilik yang berbeda.
 
Menurut Koordinator aksi, Defrizal mengaku memang sudah sangat kesal dengan kondisi jalan yang rusak parah itu hampir disepanjang jalan di Kecamatan XIII Koto Kampar dibiarkan sudah terlalu lama.
 
" Kami sangat kecewa melihat pemerintah dan pihak pengusaha sirtu yang belum bertanggung jawab menghancurkan jalan umum ini," ujar Defrizal kepada radarpekanbaru.com sambil menunjuk ke arah jalan yang rusak.
 
Bahkan, rombongan aksi mencoba menemui pihak stopel untuk mendapatkan kepastian kapan akan diperbaiki. Tapi sayangnya pemilik stopel tidak berada ditempat.
 
Sebanyak empat stopel yang mereka sambangi pada hari itu, satu pun bos dari pemilik sirtu tidak ada terlihat. Yanh ada hanya anak buah.
Sementara itu, ketika massa aksi meminta pertanggungjawaban, beberapa anak buah pemilik stopel membeberkan siapa saja yang terima uang dalam penambangan galian C ini.
 
" Kami nyetor bang. Ke ketua pemuda, ke aparat keamanan dan perangkat desa. Ada yang kami bayar Rp1 juta, Rp500 ribu dan Rp100 ribu. Ini baru satu stopel bang. Stopel yang lain nyetor juga," Beber Romi salah satu anak buah di distopel milik Subirman dan Firman.
 
Setelah massa aksi mencatat nama-nama penerima uang tersebut , mereka mendatangi stopel lain. Ternyata sama, anak buah stopel juga menyetor dengan nilai materi berpariasi setiap penerima.
 
Sementara uang tersebut tidak tau apa kegunaannya dan pihak anak buah stopel hanya memberikan begitu saja.Mendengar hal ini, massa aksi kian memanas dan kembali menemui Kapolsek XIII Koto kampar AKP Handoko. Namun, yang akan ditemui tidak berada dikantor lantaran ada acara.
Tujuan mereka ke Kapolsek adalah meminta izin untuk aksi memblokir jalan. Namun, tidak diperbolehkan.
 
Sementara Kapolsek Handoko saat dikonfirmasi, memebenarkan bahwa tidak ada izin." Kita tak bisa berikan izin blokade jalan. Silahkan masukkan surat ke Polres Kampar dulu," arahan Kapolsek.
 
Meski tak mengantongi surat izin aksi, mereka tetap melakukan aksi tanpa memblokade jalan." Kami sudah muak menempuh jalan yang hancur ini. Bukan kami saja, tapi pihak travel dan masyarakat didua Kecamatan ini. Kenapa di diamkan saja," bentak Defrizal.
 
Ia bersama rekan-rekan aksi mengutuskan untuk membuat rapat terbuka yang mengundang pihak stopel, Kapolsek, camat, kades dan pemuda serta yang bersangkutan lainnya.
 
" Kita sudah buat undangang. Rencananya kita rapat di aula kantor camat XIII Koto Kampar, besok pagi," jelasnya.
 
Ditambahkannya, jiKa tidak digubris nanti permintaan para aksi ini, pihaknya akan menurunkan massa yang lebih besar dan berencana melakukan aksi di Kantor Gubri.
 
" Kami sudah muak seperti ini. Melihat kondisi jalan hati kami hancur. Tidak ada yang tanggung jawab. Hanya memperkaya diri sendiri," ungkapnya.(Radarpku / IT)
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER