PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2578 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2744 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2559 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2414 Kali
Pekerja Belia Tewas di Pabrik iPhone 5C
Ilustrasi
China, (radarpekanbaru.com)- September lalu, seorang pekerja muda di China bernama Shi Zhaokun mulai bekerja di pabrik besar yang memproduksi smartphone iPhone 5C besutan Apple.
Tapi, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, pada 9 Oktober, baru selang sebulan kemudian, Shi masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu dia dinyatakan meninggal dunia karena radang paru-paru (pneumonia).
Dokumen kepegawaian menyebutkan umur Shi 20 tahun, tapi sebenarnya dia masih berusia 15 tahun. Terlalu muda untuk bekerja di pabrik di China yang tak membolehkan perekrutan pekerja yang umurnya belum sampai 16 tahun.
Pemilik pabrik tempat Shi bekerja adalah Pegatron, pabrikan besar yang berhasil mengambil alih sebagian kontrak produksi dari mitra Apple lainnya, Foxconn.
Pihak Pegatron mengatakan bahwa lingkungan pabriknya bukanlah penyebab penyakit Shi, yang berujung merenggut nyawanya. Namun pabrikan ini juga tak menampik fakta bawa ada sejumlah pekerja muda lain yang juga meninggal dalam beberapa bulan terakhir.
Aktivis hak-hak buruh mengklaim bahwa Pegatron telah lalai menjelaskan sebab musabab di balik setidaknya lima kasus kematian pekerja yang terjadi di lingkungan pabriknya.
Mereka juga mengatakan bahwa para pekerja yang diwawancarai oleh China Labor Watch -sebuah organisasi nirlaba yang memonitor kondisi pekerja di Negeri Tirai Bambu- mengeluhkan kondisi pekerjaan yang tidak sehat di pabrik itu.
"Pabrik tempat pembuatan produk Apple di mana (Shi Zaokun yang berumur 15 tahun) bekerja mengharuskan karyawan bekerja 12 jam setiap hari. Mereka hanya boleh bertukar shift siang dan malam sekali saja dalam tiga bulan. Para pekerja bahkan harus masuk pabrik pada hari libur nasional di China," bunyi sebagian pernyataan yang dirilis oleh China Labor Watch.
Rabu (11/12/2013) kemarin Apple menyatakan telah menanggapi kasus ini dengan mengirimkan pakar medis dari Amerika Serikat dan China untuk menyelidiki ihwal kematian Shi.
Pegatron coba menawarkan kompensasi sebesar 90.000 atau sekitar Rp 180 juta kepada pihak keluarga Shi. Tapi seorang paman Shi, Yang Sen, mengatakan masalahnya belum selesai karena ada sesuatu yang "salah" di Pegatron. Dia mengatakan bahwa keponakannya lulus tes fisik dan dinyatakan sehat pada 4 September, sebelum mulai bekerja di pabrik.
Sumber : The New York Times
Editor : Ramli
Tapi, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, pada 9 Oktober, baru selang sebulan kemudian, Shi masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu dia dinyatakan meninggal dunia karena radang paru-paru (pneumonia).
Dokumen kepegawaian menyebutkan umur Shi 20 tahun, tapi sebenarnya dia masih berusia 15 tahun. Terlalu muda untuk bekerja di pabrik di China yang tak membolehkan perekrutan pekerja yang umurnya belum sampai 16 tahun.
Pemilik pabrik tempat Shi bekerja adalah Pegatron, pabrikan besar yang berhasil mengambil alih sebagian kontrak produksi dari mitra Apple lainnya, Foxconn.
Pihak Pegatron mengatakan bahwa lingkungan pabriknya bukanlah penyebab penyakit Shi, yang berujung merenggut nyawanya. Namun pabrikan ini juga tak menampik fakta bawa ada sejumlah pekerja muda lain yang juga meninggal dalam beberapa bulan terakhir.
Aktivis hak-hak buruh mengklaim bahwa Pegatron telah lalai menjelaskan sebab musabab di balik setidaknya lima kasus kematian pekerja yang terjadi di lingkungan pabriknya.
Mereka juga mengatakan bahwa para pekerja yang diwawancarai oleh China Labor Watch -sebuah organisasi nirlaba yang memonitor kondisi pekerja di Negeri Tirai Bambu- mengeluhkan kondisi pekerjaan yang tidak sehat di pabrik itu.
"Pabrik tempat pembuatan produk Apple di mana (Shi Zaokun yang berumur 15 tahun) bekerja mengharuskan karyawan bekerja 12 jam setiap hari. Mereka hanya boleh bertukar shift siang dan malam sekali saja dalam tiga bulan. Para pekerja bahkan harus masuk pabrik pada hari libur nasional di China," bunyi sebagian pernyataan yang dirilis oleh China Labor Watch.
Rabu (11/12/2013) kemarin Apple menyatakan telah menanggapi kasus ini dengan mengirimkan pakar medis dari Amerika Serikat dan China untuk menyelidiki ihwal kematian Shi.
Pegatron coba menawarkan kompensasi sebesar 90.000 atau sekitar Rp 180 juta kepada pihak keluarga Shi. Tapi seorang paman Shi, Yang Sen, mengatakan masalahnya belum selesai karena ada sesuatu yang "salah" di Pegatron. Dia mengatakan bahwa keponakannya lulus tes fisik dan dinyatakan sehat pada 4 September, sebelum mulai bekerja di pabrik.
Sumber : The New York Times
Editor : Ramli
BERITA LAINNYA +INDEKS
Maju Pilgubri 2024, Edy Natar Semakin Masif Cari Dukungan Parpol
RADARPEKANBARU.COM - Mantan Gubernur Riau Brigjend TNI (Pur) Edy Natar Nasution semakin masif mencar.
Pemko Pekanbaru Segera Hibahkan Dana Pilwako 2024
RADARPEKANBARU.COM - Pemko Pekanbaru akan menggelontorkan dana hibah untuk penyelenggaraan Pemilihan.
Pekanbaru Kota Sejuta Parkir, Bikin Inflasi dan Kelesuan Ekonomi
RADARPEKANBARU.COM - Keberadaan juru parkir (jukir) di Kota Pekanbaru kian meresahkan dan menuai pol.
Jabatan Pj Walikota Berakhir 22 Mei, Sekda Pekanbaru Minta Kinerja ASN Tak Boleh Terpengaruh
RADARPEKANBARU.COM - Jabatan Muflihun sebagai Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, bakal berakhir pada .
Disdik Riau Rencanakan Program Sekolah Gratis Bagi Siswa Gagal Masuk Negeri
RADARPEKANBARU.COM - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Riau, Tengku Fauzan Tambusai mengatakan akan m.
Flyover Simpang Empat Panam Dibangun Tahun 2025, Proses Ganti Rugi Belum Rampung
RADARPEKANBARU.COM - Pembangunan flyover Simpang Empat Panam rencananya dibangun pada 2025. Proses .
TULIS KOMENTAR +INDEKS