Pekerja Belia Tewas di Pabrik iPhone 5C

Kamis, 12 Desember 2013

Ilustrasi

China, (radarpekanbaru.com)- September lalu, seorang pekerja muda di China bernama Shi Zhaokun mulai bekerja di pabrik besar yang memproduksi smartphone iPhone 5C besutan Apple.

Tapi, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, pada 9 Oktober, baru selang sebulan kemudian, Shi masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu dia dinyatakan meninggal dunia karena radang paru-paru (pneumonia).

Dokumen kepegawaian menyebutkan umur Shi 20 tahun, tapi sebenarnya dia masih berusia 15 tahun. Terlalu muda untuk bekerja di pabrik di China yang tak membolehkan perekrutan pekerja yang umurnya belum sampai 16 tahun.

Pemilik pabrik tempat Shi bekerja adalah Pegatron, pabrikan besar yang berhasil mengambil alih sebagian kontrak produksi dari mitra Apple lainnya, Foxconn.

Pihak Pegatron mengatakan bahwa lingkungan pabriknya bukanlah penyebab penyakit Shi, yang berujung merenggut nyawanya. Namun pabrikan ini juga tak menampik fakta bawa ada sejumlah pekerja muda lain yang juga meninggal dalam beberapa bulan terakhir.

Aktivis hak-hak buruh mengklaim bahwa Pegatron telah lalai menjelaskan sebab musabab di balik setidaknya lima kasus kematian pekerja yang terjadi di lingkungan pabriknya.

Mereka juga mengatakan bahwa para pekerja yang diwawancarai oleh China Labor Watch -sebuah organisasi nirlaba yang memonitor kondisi pekerja di Negeri Tirai Bambu- mengeluhkan kondisi pekerjaan yang tidak sehat di pabrik itu.

"Pabrik tempat pembuatan produk Apple di mana (Shi Zaokun yang berumur 15 tahun) bekerja mengharuskan karyawan bekerja 12 jam setiap hari. Mereka hanya boleh bertukar shift siang dan malam sekali saja dalam tiga bulan. Para pekerja bahkan harus masuk pabrik pada hari libur nasional di China," bunyi sebagian pernyataan yang dirilis oleh China Labor Watch.

Rabu (11/12/2013) kemarin Apple menyatakan telah menanggapi kasus ini dengan mengirimkan pakar medis dari Amerika Serikat dan China untuk menyelidiki ihwal kematian Shi.

Pegatron coba menawarkan kompensasi sebesar 90.000 atau sekitar Rp 180 juta kepada pihak keluarga Shi. Tapi seorang paman Shi, Yang Sen, mengatakan masalahnya belum selesai karena ada sesuatu yang "salah" di Pegatron. Dia mengatakan bahwa keponakannya lulus tes fisik dan dinyatakan sehat pada 4 September, sebelum mulai bekerja di pabrik.

Sumber : The New York Times
Editor : Ramli