PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2733 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2879 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2689 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2553 Kali
Di Balik Jual Beli lahan dan Praktik Illegal Logging di Riau
Insan Pers Riau Minta Presiden SBY Turunkan Timsus Lidik
Letkol Manoppo dan jajarannya dari Korem 031/Wira Bima nampak berada di antara jutaan keping gayu gergaian ilegal di kanal di kawasan inti hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Siak dan Bengkalis, Rabu (19/3/2014).
PEKANBARU, RADARPEKANBARU.COM - Sejumlah wartawan yang melancarkan aksi demo dan protes terhadap Gubernur Riau H Annas Maamun dan Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera menurunkan tim khusus (timsus) ke Provinsi Riau untuk menyelidiki dan menyidik sejumlah oknum aparat yang terlibat di balik kasus pembukaan lahan, pembalakan liar, dan melindungi cukong lahan dan cukong kayu ilegal di Riau.
Jutaan keping kayu gergajian rimba campuran ilegal hasil pembalakan liar para pembalak liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Siak dan Bengkalis, Riau sampai hari ini Kamis (20/3) masih menumpuk di dalam kawasan inti hutan cagar biosfer tersebut.
Jika tidak segera diamankan dan diangkut oleh aparat berwajib, dikhawatirkan barang bukti (BB) tangkapan itu akan dilarikan perlahan-lahan oleh para mafia hutan dan cukong yang memodalinya.
Sampai saat ini aparat berwajib di Riau masih menutup-tutupi siapa cukong kayu, cukong lahan yang memodali warga membuka hutan, membakar hutan dan mencuri kayu di kawasan terlarang ini. Tidak saja di cagar biosfer. Di kawasan hutan konservasi lainnya seperti di Taman Nasional Tesso Nilo dan Suaka Marga Satwa Kerumutan Kabupaten Pelalawan, Suaka Marga Satwa Balai Raja Duri Bengkalis, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Indragiri Hulu hutannya dan kayunya juga dibabat secara liar. Aparat juga tumpul mengungkap siapa cukong yang menampung kayu ilegal ini.
Sejumlah wartawan mencurigai sejumlah oknum aparat ikut bermain dan diduga menerima upeti baik dari kayu maupun kencing CPO. Indikasinya praktik illegal logging ini sudah berlangsung bertahun-tahun padahal di daerah ada pos-pos penjagaan aparat berwajib. Tapi hutan hancur juga.
Menurut Koordinator Solidaritas Wartawan untuk Transparansi (Sowat) Riau Syahnan Rangkuti, pihaknya prihatin setiap tahun di Riau selalu saja terjadi peristiwa pembakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap. Hal ini bukan karena bencana alam, tapi karena ulah dan disengaja membakarnya oleh manusia. Dan jika sudah terjadi kebakaran, aparat lambat mencegahnya.
Praktik ini sepertinya terorganisir dengan baik dari dulu sampai sekarang. "Ini ada sesuatu yang terorganisir dengan baik, aparat desa terlibat mengeluarkan surat keterangan tanah," kata Syahnan.(rp)
Jutaan keping kayu gergajian rimba campuran ilegal hasil pembalakan liar para pembalak liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Siak dan Bengkalis, Riau sampai hari ini Kamis (20/3) masih menumpuk di dalam kawasan inti hutan cagar biosfer tersebut.
Jika tidak segera diamankan dan diangkut oleh aparat berwajib, dikhawatirkan barang bukti (BB) tangkapan itu akan dilarikan perlahan-lahan oleh para mafia hutan dan cukong yang memodalinya.
Sampai saat ini aparat berwajib di Riau masih menutup-tutupi siapa cukong kayu, cukong lahan yang memodali warga membuka hutan, membakar hutan dan mencuri kayu di kawasan terlarang ini. Tidak saja di cagar biosfer. Di kawasan hutan konservasi lainnya seperti di Taman Nasional Tesso Nilo dan Suaka Marga Satwa Kerumutan Kabupaten Pelalawan, Suaka Marga Satwa Balai Raja Duri Bengkalis, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Indragiri Hulu hutannya dan kayunya juga dibabat secara liar. Aparat juga tumpul mengungkap siapa cukong yang menampung kayu ilegal ini.
Sejumlah wartawan mencurigai sejumlah oknum aparat ikut bermain dan diduga menerima upeti baik dari kayu maupun kencing CPO. Indikasinya praktik illegal logging ini sudah berlangsung bertahun-tahun padahal di daerah ada pos-pos penjagaan aparat berwajib. Tapi hutan hancur juga.
Menurut Koordinator Solidaritas Wartawan untuk Transparansi (Sowat) Riau Syahnan Rangkuti, pihaknya prihatin setiap tahun di Riau selalu saja terjadi peristiwa pembakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap. Hal ini bukan karena bencana alam, tapi karena ulah dan disengaja membakarnya oleh manusia. Dan jika sudah terjadi kebakaran, aparat lambat mencegahnya.
Praktik ini sepertinya terorganisir dengan baik dari dulu sampai sekarang. "Ini ada sesuatu yang terorganisir dengan baik, aparat desa terlibat mengeluarkan surat keterangan tanah," kata Syahnan.(rp)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Jadwal Resmi Pilkada Serentak 2024 di Riau
RADARPEKANBARU.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau mengumumkan jadwal Pemilihan Kepala D.
UKT Mahal, DPRD Kota Pekanbaru Minta Pemerintah Cari Solusi
RADARPEKANBARU.COM - Saat ini permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Riau yang mahal .
Dapat Dukungan dari Gerindra, Agung Nugroho Dipastikan Berlayar di Pilwako Pekanbaru
RADARPEKANBARU.COM - Ketua DPD Demokrat Riau Agung Nugroho dipastikan berlayar di Pemilihan Walikota.
Putuskan Maju Pilgub, Syamsuar Pede Kembali Jadi Gubernur Riau
RADARPEKANBARU.COM - Mantan Gubernur Riau Syamsuar menjadi perbincangan hangat setelah tiba-tiba mem.
Maju Pilkada Riau, M Nasir Ingin Majukan Riau Bersama Perindo
RADARPEKANBARU.COM - M Nasir menyatakan maju di Pilgub Riau. Anggota DPR RI tiga periode ini, menyam.
Bandara Sultan Syarif Kasim II Direncanakan Bakal Pindah ke Siak
RADARPEKAANBARU.COM - Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) Pekanbaru diprediksi over kapasitas pada 202.
TULIS KOMENTAR +INDEKS