PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2717 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2865 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2677 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2540 Kali
Foto warga Papua diikat, ditelanjangi dan ditusuk dengan kayu, beredar di media sosial.
Foto warga Papua diikat, ditelanjangi dan ditusuk dengan kayu, beredar di media sosial.
RADARPEKANBARU.COM - Foto warga Papua diikat, ditelanjangi dan ditusuk dengan kayu, beredar di media sosial. Pria dalam foto itu terlihat babak belur. Wajahnya berdarah, tangannya diikat, dan ditendang dari belakang.
Diduga, pria yang menurut status Marko Meepagoo Pekei ini , ditelanjangi polisi itu memang merupakan pelaku kriminal. Namun, cara polisi memperlakukan pelaku kejahatan itu dianggap berlebihan dan tidak manusiawi.
Foto warga Papua diikat dan ditelanjangi polisi diunggah di media sosial Facebook bernama Marko Meepagoo Pekei. Ada dua buah foto diunggah di akun tersebut.Di keterangan foto pertama, pemilik akun Facebook Marko Meepagoo Pekei menulis:
Dibawah ini memang tidak sopan karna memang tindakan aparat keamanan sudah diluar kontrol rasio alias biadab. Seharusnya aparat sadar bahwa orang yang memperlakukannya secara tidak manusiawi-pun memiliki martabat yang sama.
Semua orang tentu tahu hukuman paling berat ialah para narapidana yang terjerat dengan kasus narkoba yang dieksekusi mati, tetapi perlakuan terhadap mereka pun biasanya jelas menghindari tindakan yang menyakiti alias menyiksa, apalagi masyarakat sipil yang hanya ditangkap tapi penyiksaannya sungguh menyerihkan.
Dimana rasionalitas Aparat Keamanan di Papua? Sebaiknya Presiden Jokowi merevolusi mental para Aparat Keamanan yang bertugas di Papua.
Sedangkan pada foto kedua, pemilik akun Facebook Marko Meepagoo Pekei menulis:
Realita hingga kini menunjukkan bahwa kekerasan oleh Aparat Keamanan di Papua masih sering terjadi. Keseringan kasus kekerasan itu membuktikan akan adanya rantai kekerasan yang hingga kini belum diputuskan.
Kasus-kasus kekerasan tersebut mengingatkan pengalaman kolektif masyarakat atas penderitaan dan trauma masa lalu dan bila terus terjadi, maka akan menjadi suatu catatan panjang penderitaan.
Oleh karena itu, pengalaman yang telah ter-save dalam benak kolektif masyarakat Papua tersebut tentu akan menjadi sesuatu yang amat sangat sulit diselesaikan oleh negara.(Pojoksatu.id)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terus Percepat Transfer DBH Migas dari Provinsi dan Pusat
RADARPEKANBARU.COM - Untuk menjamin jalannya pembangunan secara maksimal dalam k.
Bawaslu Buka Rekrutmen Pengawas Kelurahan Desa Pemilihan Serentak 2024
RADARPEKANBARU.COM - Bawaslu Riau membuka Pendaftara.
Polsek Tampan Kini Resmi Ganti Nama Jadi Polsek Binawidya
RADARPEKANBARU.COM - Polsek Tampan yang telah berdiri sejak tahun 1998 lalu, saat ini resmi berganti.
Jabatan Pj Walikota Pekanbaru segera Berakhir, Akan Digantikan Sekda?
RADARPEKANBARU.COM - Masa jabatan Muflihun sebagai Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru hanya tinggal be.
Pendataan Masih Berlangsung, Pedagang Segera Dipindahkan ke Pasar Induk Pekanbaru
RADARPEKANBARU.COM - Proses pendataan pedagang yang akan berjualan di Pasar Induk masih berlangsung..
TULIS KOMENTAR +INDEKS