PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2721 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2869 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2682 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2544 Kali
Tidak Merakyat, Imlek 2014 Jadi Hari Kerja
Kartu Imlek
Shanghai, (radarpekanbaru.com)-Pemerintah China telah menetapkan malam Tahun Baru China (Imlek) sebagai hari kerja pada 2014. Tak urung hal ini memicu kemarahan publik karena mengganggu rencana perayaan hari raya tradisional yang dianggap paling penting itu.
Seperti diketahui, setiap tahun pada pertengahan Desember, pemerintah mengumumkan hari libur nasional untuk tahun berikutnya. Mereka seringkali mengikuti pola yang sama.
Namun untuk tahun depan, yang diumumkan pada Rabu malam (11/12), mengejutkan dan membuat banyak orang marah. Lantaran liburan festival musim semi adalah waktu jutaan orang mudik ke kampung halaman.
Rencana liburan yang disetujui kabinet China atau Dewan Negara, menetapkan 6 Februari sebagai hari libur nasional untuk Festival Musim Semi selama tujuh hari, bukan 30 Januari, yang merupakan Tahun Baru China.
"Banyak orang perlu pulang ke rumah dan bersiap untuk Tahun Baru China," ujar Ran Ying, 26, seorang pekerja di Shanghai.
"Adalah suatu kesalahan untuk menukar rencana liburan dari malam Tahun Baru menjadi hari ketujuh Tahun Baru," geramnya.
Banyak juga mereka yang meluapkan kemarahannya di situs mikroblog Sina Weibo, versi China Twitter. Bahkan tabloid berpengaruh Global Times mengkritik jadwal baru tersebut, mengatakan bahwa mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman perlu waktu untuk kembali, dan mereka menyerukan liburan nasional yang lebih lama.
"Adalah keinginan masyarakat urban China untuk menghadapi libur publik lebih lama karena banyak orang merasa lelah dan lebih mementingkan istirahat daripada uang,"tulis artikel editorial media tersebut.
Jadwal baru itu tidak akan menghapus kekacauan akibat banyak orang bermudik pada waktu yang sama. Polisi anti huru-hara harus dikerahkan untuk mengontrol massa di beberapa tempat wisata populer dalam liburan Hari Nasional pada Oktober.
Cai Jiming, profesor di Tsinghua University Beijing yang mempelajari kebijakan libur nasional, mengatakan pada kantor berita Xinhua bahwa cara satu-satunya untuk mengatasi masalah itu adalah untuk membagi beban dengan memberlakukan cuti bersama, yang tidak banyak dimiliki warga.
Pemerintah juga mengatakan hanya 1 Januari yang akan menjadi libur nasional tahun depan, bukan tiga hari seperti biasanya.
"Perlu waktu lama untuk merencanakan liburan, dan sekarang ternyata hanya ada satu hari libur pada Tahun Baru," tulis seorang pengguna Weibo. "Saya sudah terlanjur membeli tiket pesawat," tulisnya lagi. (lam/jpnn)
Editor : Ramli
Seperti diketahui, setiap tahun pada pertengahan Desember, pemerintah mengumumkan hari libur nasional untuk tahun berikutnya. Mereka seringkali mengikuti pola yang sama.
Namun untuk tahun depan, yang diumumkan pada Rabu malam (11/12), mengejutkan dan membuat banyak orang marah. Lantaran liburan festival musim semi adalah waktu jutaan orang mudik ke kampung halaman.
Rencana liburan yang disetujui kabinet China atau Dewan Negara, menetapkan 6 Februari sebagai hari libur nasional untuk Festival Musim Semi selama tujuh hari, bukan 30 Januari, yang merupakan Tahun Baru China.
"Banyak orang perlu pulang ke rumah dan bersiap untuk Tahun Baru China," ujar Ran Ying, 26, seorang pekerja di Shanghai.
"Adalah suatu kesalahan untuk menukar rencana liburan dari malam Tahun Baru menjadi hari ketujuh Tahun Baru," geramnya.
Banyak juga mereka yang meluapkan kemarahannya di situs mikroblog Sina Weibo, versi China Twitter. Bahkan tabloid berpengaruh Global Times mengkritik jadwal baru tersebut, mengatakan bahwa mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman perlu waktu untuk kembali, dan mereka menyerukan liburan nasional yang lebih lama.
"Adalah keinginan masyarakat urban China untuk menghadapi libur publik lebih lama karena banyak orang merasa lelah dan lebih mementingkan istirahat daripada uang,"tulis artikel editorial media tersebut.
Jadwal baru itu tidak akan menghapus kekacauan akibat banyak orang bermudik pada waktu yang sama. Polisi anti huru-hara harus dikerahkan untuk mengontrol massa di beberapa tempat wisata populer dalam liburan Hari Nasional pada Oktober.
Cai Jiming, profesor di Tsinghua University Beijing yang mempelajari kebijakan libur nasional, mengatakan pada kantor berita Xinhua bahwa cara satu-satunya untuk mengatasi masalah itu adalah untuk membagi beban dengan memberlakukan cuti bersama, yang tidak banyak dimiliki warga.
Pemerintah juga mengatakan hanya 1 Januari yang akan menjadi libur nasional tahun depan, bukan tiga hari seperti biasanya.
"Perlu waktu lama untuk merencanakan liburan, dan sekarang ternyata hanya ada satu hari libur pada Tahun Baru," tulis seorang pengguna Weibo. "Saya sudah terlanjur membeli tiket pesawat," tulisnya lagi. (lam/jpnn)
Editor : Ramli
BERITA LAINNYA +INDEKS
Airlangga Klaim Khofifah-Emil Sudah Direstui KIM untuk Pilgub Jatim
RADARPEKANBARU.COM - Partai politik Koalisi Indonesi.
Komisi X Bentuk Panja: Anggaran Besar, Mengapa Biaya Pendidikan Kian Mahal?
RADARPEKANBARU.COM - Banyaknya keluhan biaya pendidikan yang kian mahal menjadi anomali di tengah be.
Jokowi Sangat Layak jadi Penasihat Prabowo di Pemerintahan
RADARPEKANBARU.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal ditempatkan sebagai penasihat oleh presiden.
Prabowo Belum Bahas Kabinet, Prabowo: Fokus Rumuskan Program Makan Siang Gratis
RADARPEKANBARU.COM - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengeklaim bahwa Prabowo Su.
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur Jika Nyalon Pilkada
RADARPEKANBARU.COM - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari menegaskan bahwa calon angg.
Pemprov Sumbar Prioritaskan Jalur Malalak untuk Jalan Alternatif Penghubung Padang-Bukittinggi
RADARPEKANBARU.COM - Pembersihan material longsor di jalur Malalak terus dikebut Pemprov Sumbar mela.
TULIS KOMENTAR +INDEKS