PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2689 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2838 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2654 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2513 Kali
Pendemo Desak DPRD Kampar Bentuk Pansus Kasus Eva Yuliana
BANGKINANG, RADARPEKANBARU.COM - Massa pengunjuk rasa mendesak agar pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kampar segera membentuk tim panitia khusus (pansus) untuk menuntaskan kasus dugaan penganiayaan oleh Eva Yuliana, Wakil DPRD Kampar.
"Jika tidak, kami akan melakukan upaya paksa dengan kembali menggelar aksi unjuk rasa di sini (Kantor Bupati Kampar)," kata Noriyon, salah satu koordinator massa mahasiswa dan gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang turun ketika itu, Senin (9/6/2014).
Aksi unjuk rasa massa yang tergabung dalam sejumlah organisasi mahasiswa meliputi Himpunan Mahasiswa Indoensia (HMI) Cabang Pekanbaru serta LSM Penjara itu berlangsung sejak pukul 11.00 WIB.
Demonstrasi tersebut disulut oleh laporan Nurhasmi (36) di Polres Kampar yang mengaku telah menjadi korban penganiayaan Eva Yuliana, isteri dari Bupati Kampar Jefry Noer.
Sejumlah pihak menyangkakan kasus tersebut telah ditunggangi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan tertentu.
Kepolisian Daerah Riau sebelumnya juga mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan dalam kasus tersebut, termasuk korban yang kini di rawat di Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru menolak diminta pulang karena tidak ada luka pada tubuhnya.
Aksi unjuk rasa para aktivis di Kabupaten Kampar di pusatkan di depan Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, sementara sebelumnya itu, sejumlah aktivis ini telah menggelar pertemuan dengan sejumlah legisltor di gedung DPRD Kampar.
Pada pertemuan itu, antara legislator dan massa sempat ricuh, namun tidak baku hantam karena petugas keamanan dari Satauan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta kepolisian melakukan upaya negosiasi.
Massa kemudian kembali ke barisan dengan menggelas orasi di depan Kantor Bupati Kampar. Ketegangan juga sempat terjadi ketika beberapa pengunjuk rasa mencoba memaki sejumlah petugas kepolisian.
Sekitar seratusan orang pengunjuk rasa juga melakukan pembakaran ban bekas serta memblokir pintu utama Kantor Bupati. Puluhan aparat kemudian memagar kawat di lokasi yang sama menghadang massa untuk masuk ke dalam gedung.
"Kami menginginkan persoalan itu (dugaan penganiayaan) segera dituntaskan, jangan ada yang ditutup-tutupi. Pansus juga harus segera dibentuk," kata pengunjuk rasa dalam orasinya.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib namun berjanji akan segera kembali untuk menggelar aksi serupa. (lam/gr)
"Jika tidak, kami akan melakukan upaya paksa dengan kembali menggelar aksi unjuk rasa di sini (Kantor Bupati Kampar)," kata Noriyon, salah satu koordinator massa mahasiswa dan gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang turun ketika itu, Senin (9/6/2014).
Aksi unjuk rasa massa yang tergabung dalam sejumlah organisasi mahasiswa meliputi Himpunan Mahasiswa Indoensia (HMI) Cabang Pekanbaru serta LSM Penjara itu berlangsung sejak pukul 11.00 WIB.
Demonstrasi tersebut disulut oleh laporan Nurhasmi (36) di Polres Kampar yang mengaku telah menjadi korban penganiayaan Eva Yuliana, isteri dari Bupati Kampar Jefry Noer.
Sejumlah pihak menyangkakan kasus tersebut telah ditunggangi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan tertentu.
Kepolisian Daerah Riau sebelumnya juga mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan dalam kasus tersebut, termasuk korban yang kini di rawat di Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru menolak diminta pulang karena tidak ada luka pada tubuhnya.
Aksi unjuk rasa para aktivis di Kabupaten Kampar di pusatkan di depan Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, sementara sebelumnya itu, sejumlah aktivis ini telah menggelar pertemuan dengan sejumlah legisltor di gedung DPRD Kampar.
Pada pertemuan itu, antara legislator dan massa sempat ricuh, namun tidak baku hantam karena petugas keamanan dari Satauan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta kepolisian melakukan upaya negosiasi.
Massa kemudian kembali ke barisan dengan menggelas orasi di depan Kantor Bupati Kampar. Ketegangan juga sempat terjadi ketika beberapa pengunjuk rasa mencoba memaki sejumlah petugas kepolisian.
Sekitar seratusan orang pengunjuk rasa juga melakukan pembakaran ban bekas serta memblokir pintu utama Kantor Bupati. Puluhan aparat kemudian memagar kawat di lokasi yang sama menghadang massa untuk masuk ke dalam gedung.
"Kami menginginkan persoalan itu (dugaan penganiayaan) segera dituntaskan, jangan ada yang ditutup-tutupi. Pansus juga harus segera dibentuk," kata pengunjuk rasa dalam orasinya.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib namun berjanji akan segera kembali untuk menggelar aksi serupa. (lam/gr)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Selain survei tertinggi, PDI Perjuangan : Ida Yulita Susanti adalah politisi perempuan terbaik yang ada di Pekanbaru
PEKANBARU- Sejumlah lembaga survei tempatkan Ida Yulita Susanti degan tingkat popularitas t.
Hadiri Acara Bagholek Godang, Pj Bupati Kampar Pertanyakan Ketua LAK Kampar menghilang
PEKANBARU - Puluhan Ribu masyarakat Kampar se-Provinsi Riau berbondong-bondong datang memadati Ge.
Tiket Pilgubri M. Nasir Lengkap Eddy Yatim: Kami Fokus Seleksi Wagubri
PEKANBARU-Anggota DPR RI dari Partai Demokrat M. Nasir Dipastikan bertarung dalam kontestasi Pilg.
Wiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
PEKANBARU - Usai pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin Ketua PWI Riau Raja Is.
Kembalikan Formulir ke NasDem, Nasir Day Terpanggil Pimpin Pekanbaru
PEKANBARU – HM Nasir Day SH MH mengakui terpanggil untuk mengabdikan diri kepa.
PWI Riau Terima Surat Dukungan Resmi untuk HPN 2025 Oleh Pemprov Riau
RADARPEKANBARUCOM - Surat tersebut mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hari.
TULIS KOMENTAR +INDEKS