Jelang Munas, Caketum Golkar Bagi-bagi Dolar di Daerah

Selasa, 23 Februari 2016

Sejumlah Petinggi Golkar

RADARPEKANBARU.COM - Kampanye antipolitik uang jelang munas Golkar terus bergema. Semua kandidat diminta tidak melakukan praktik kotor itu di daerah-daerah.

"Dalam dua hari terakhir ini uang kembali 'beredar' pada road show beberapa kandidat di Jawa Tengah. Mulai dari ada yang membagikan SGD 10 ribu, SGD 1.000 dan Rp 100 juta per DPD Kabupaten/Kota, menunjukkan bahwa mental politik para kader sudah pada titik nadir," ujar Wakil Sekjen DPP PG Riau Ahmad Doli Kurnia kepada detikcom, Senin (22/2/2016).

Doli mengatakan dinamika yang terjadi jelang munas Golkar tidak lagi fokus pada kompetisi gagasan, konsep, dan visi mengembalikan kebesaran partai. Namun justru yang mengiringinya adalah isu politik uang.

"Di mana seharusnya semua potensi fokus dulu terhadap pelaksanaan Munasnya; waktu, tempat, kepanitiaan, dan mekanisme rekonsiliasi, ternyata dinamika bursa calon Ketua Umum yang terus eskalatif," terangnya.

Proses bagi-bagi uang akan tidak menguntungkan bagi perbaikan dan kebaikan partai Golkar ke depan. Bahkan bila praktik itu tidak mampu lagi dicegah bahkan terus melembaga, maka itu juga akan mengancam pertumbuhan demokrasi, politik, dan peradaban Indonesia.

Doli mengkhawatirkan apabila politik tersebut malah dibekengi oleh 'bandar' yang akan menitipkan kepentingan pribadi ke dalam tubuh Golkar.

"Kalau itu yang terjadi, maka partai akan tersandera oleh kepentingan mereka, dan dapat dipastikan partai akan jauh dari fungsinya sebagai kekuatan dan pembela rakyat. Partai akan menjadi pembela para cukong," ucapnya.

"Atau yang lebih berbahaya lagi, bila uang itu berasal dari 'permainan' politik anggaran," tambahnya.

Dirinya juga meminta agar semua kader Partai Golkar, terutama para pimpinan DPD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk ikut menjaga martabat partai dengan tidak menerima uang untuk kandidat tertentu jelang munas Golkar.

"Pilihlah pemimpin kita yang bisa menjamin partai kita bisa bangkit kembali," kata Doli. (fiq/imk)

Detikcom