Jembatan Leighton Bergetar, Warga Pekanbaru Khawatir Ambruk

Ahad, 16 November 2014


Pekanbaru - Jembatan Siak I atau yang kerap disebut jembatan Leighton di Kecamatan Rumbai kota Pekanbaru mencemaskan pengendara yang kerap melintasinya. Sebab, jembatan yang dibangun sekitar tahun 1973 dan selesai pada 19 April 1977, pada masa Presiden Soeharto itu, kerap bergetar dan goyang jika kemacetan terjadi.

Penelusuran, Rabu (12/11/14), jembatan ini sempat menjadi verboden dari Kota Pekanbaru menuju kecamatan Rumbai yang dipisahkan sungai Siak, karena dibangun jembatan Siak III sebagai akses sebaliknya, dari Rumbai ke Kota Pekanbaru. Warga sempat merasa senang dengan berdirinya jembatan Siak III yang menggunakan anggaran negara hingga Rp135 milyar itu.

Namun, jembatan Siak III yang diresmikan pada 3 Desembar 2011, akhirnya ditutup pada bulan Desember 2013, sebab pemerintah menyatakan tidak layak pakai lantaran besi penyanggahnya bengkok-bengkok dan membahayakan pengendara. Akibatnya, jembatan Siak 1 menjadi pilihan sebagai akses dari Pekanbaru menuju Rumbai dan sebaliknya.

"Karena jembatan Siak III rusak, jalan warga dialihkan ke jembatan siak I, akibatnya sering macet khususnya pada pagi dan sore hari, bahkan kemacetan panjang sering terjadi, mulai dari jalan yang memasuki jembatan sampai dengan di atas jembatan itu sendiri," ujar Hadi warga Rumbai, saat diwawancarai di rumahnya.

Bahkan, lanjut Hadi, kalau sedang padat-padatnya, jembatan siak I ini sering terasa bergetar apalagi bagi pengendara roda 2.

"Itu sangat terasa bergetar, malahan disetiap pemisah jembatan, terdapat ruang yang lebar, dimana pengendara harus mengurangi kecepatan kendaraan saat melewati itu," ketusnya.

Kadang jika kemacetan mulai parah, waktu tempuh yang harusnya beberapa menit, bisa bertambah menjadi puluhan menit.

"Kadang jika posisi di atas jembatan dan mengalami macet, kami warga khawatir jika jembatan tak kuat menahan beban dan khawatir akan runtuh," ujar Hadi.

Perlu diketahui, sejarah nama jembatan Lekton ini berasal dari kontraktor yang membuat bangunan adalah perusahaan jembatan dari Australia. Saat itu perusahaan dari Australia ini mungkin bermaksud Promosi perusahaannya yang masih baru, dibuatlah spanduk besar-besar dengan nama perusahaan LEICHTON, di depan gerbang proyek pembuatan jembatan Sungai Siak.

"Sejak itu masyarakat Pekanbaru menyangka jembatan baru tersebut bernama Lekton," terang Hadi.

Selain itu, di pinggir sungai Siak tepat di bawah jembatan Lekton itu, berdiri sebuah perusahaan pabrik Karet yang menimbulkan bau yang sangat tidak enak dinikmati pengendara dan warga sekitar, perusahaan itu bernama PT Rikri.

Warga sudah tak asing lagi dengan aktivitas perusahaan ini. Bahkan, warga sekitar sempat mendapati limbah pabrik perusahaan industri pengolahan getah yang ditampung dari petani karet dan toke karet.

"Sudah biasa, ya memang kita bisa lihat bersama, mau dibuang kemana lagi limbahnya kalau tidak ke Sungai, kan lebih mudah bagi mereka," ujar Anto, warga Rumbai lainnya.(brc)