Masih Ada 646 Desa di Riau Tidak Terjangkau Sinyal Telekomunikasi

Selasa, 20 September 2022

RADARPEKANBARU.COM - Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Riau mencatat, sedikitnya ada 646 desa dan kelurahan yang termasuk dalam kategori blankspot broadband 4G atau tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.

Diskominfotik sudah bertemu dengan Komisi I DPRD Riau dalam rapat dengar pendapat, Senin (19/9/2022). Di dalam rapat itu, kedua belah pihak juga membahas persoalan masih banyak desa dan kelurahan yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.

"Tadi saya sarankan ke kadis agar didata dimana saja titiknya dan harus diakomodir agar dapat dipenuhi," kata Anggota Komisi I DPRD Riau Mardianto Manan.

Mardianto menegaskan, instansi itu harus bergerak cepat dan melakukan koordinasi dengan penyedia layanan. Ia juga menyarankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) menganggarkan untuk menuntaskan persoalan itu.

"Tentu dengan mengajak kerjasama para penyedia dan kalau perlu pada wilayah yang tidak dilirik penyedia, Pemprov menganggarkan pengadaannya agar dapat melayani masyarakat banyak yang berada pada titik blankspot tersebut," kata dia.

Lanjut dia, Komisi I DPRD Riau mendorong Diskominfotik Riau untuk melakukan percepatan, agar seluruh wilayah di Provinsi Riau tidak ada lagi yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.

"Agar dipercepat, kalau perlu masukkan di APBD perubahan ini," kata dia.

Terkait hal itu, Kepala Diskominfotik Provinsi Riau, Erisman Yahya mengatakan, jika data 646 desa dan kelurahan blankspot tersebut data yang disampaikan kabupaten/kota se-Riau.

"Memang kita minta kepada kabupaten kota untuk mendata daerah yang blankspot, dari data yang terima secara bertahap, awalnya hanya 200 desa, namun karena mereka aktif menyampaikan data sehingga total ada 646 desa yang dianggap blankspot," katanya.

Erisman menyampaikan, data tersebut telah disampaikan ke Kominfo yang memiliki kewenangan penyediaan internet desa, baik itu di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluas) maupun diluar 3T. Hal itu dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur internet di Riau.

"Kita sudah berkirim surat ke Kominfo, dan menindaklanjuti itu pihak Kominfo sudah datang ke Riau untuk mengkonfirmasi dan validasi kebenaran data tersebut, apakah sebanyak itu desa blankspot di Riau? Karena mereka ingin mengecek kepastian data itu, sebab data yang mereka punya tidak sebanyak itu," terangnya.

Saat itu, lanjut Erisman, pihak Kominfo langsung mengecek beberapa desa di Kampar yang dilaporkan blankspot menggunakan aplikasi Sigmon, untuk untuk mengetahui sebenarnya desa itu blankspot atau hanya low (lemah) sinyal.

"Untuk memastikan apakah 646 desa itu blankspot atau tidak, mereka turun ke Kampar mengecek titik yang dilaporkan blankspot. Ternyata dari lima titik yang dicek, hanya satu titik yang blankspot, sedangkan empat titik hanya low sinyal. Sebab penanganan akan beda antara blankspot dengan low sinyal. Kalau dia low sinyal itu hanya menambah kekuatan jaringan. Tapi kalau blankspot hanya dibangun Base Transceiver Station (BTS) atau dikenal dengan tower telekomunikasi," jelasnya.

Karena itu, sebut Erisman, pihak Kominfo meminta Diskominfotik Riau untuk mengkonfirmasi ulang data yang disampaikan tersebut. Untuk itu, pihaknya melakukan rapat dengan kabupaten kota untuk memvalidasi data 646 desa yang dinilai blankspot.

"Kita nanti ingin kabupaten kota bisa menggunakan aplikasi Sigmon ini untuk memastikan data yang mereka kirim itu benar blankspot atau hanya low sinyal. Karena bisa saja di beberapa daerah jaringan Telkomsel lemah, tapi untuk jaringan lainnya seperti XL dan lainnya tidak, begitu juga sebaliknya. Jadi tidak bisa semua dikatakan blankspot," tukasnya.(ckc)