Zikir Obat Kegelisahan

Jumat, 20 Mei 2022

RADARPEKANBARU - Susah senang sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan. Semua itu adalah ujian. Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan sesungguhnya kami punya Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan dikembalikan” (QS al-Baqarah: 155-156).

Berbagai macam ujian yang diberikan Allah tersebut terkadang membuat hati kita merasa sedih dan gelisah hingga putus asa. Padahal, jika kita renungkan, sebenarnya ujian tersebut bagian dari ketentuan Allah yang di dalamnya terdapat banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil.

Islam telah memberikan solusi dan obat dari kegelisahan hati tersebut, yakni dengan berzikir kepada Allah. Hal ini secara eksplisit dijelaskan dalam Alquran. “Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS ar-Ra’d: 28).

Zikir dalam pandangan Syekh Dr Abdullah bin Hamud al-Farih mengandung makna umum dan khusus. Dalam makna umum, zikir adalah segala bentuk ibadah, seperti shalat, puasa, haji, membaca Alquran, pujian, doa, tasbih, tahmid, tamjid, dan bentuk ketaatan lainnya. Karena semua itu dilakukan dalam rangka mengingat Allah, menaati-Nya dan beribadah kepada-Nya.

Sementara, dalam makna khusus zikir adalah mengingat Allah dengan lafaz-lafaz Allah SWT yang disebutkan di dalam Alquran atau yang dijelaskan dalam hadis-hadis Rasulullah SAW yang di dalamnya terdapat unsur mengagungkan Allah, memuji-Nya, menyucikan-Nya, dan mengesakan-Nya.  

Dengan demikian zikir dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, zikir dengan hati (bil qalb) seperti senantiasa mengingat dan merasa diawasi Allah (muraqabatullah). Kedua, zikir dengan ucapan (bil lisan) seperti mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, dan kalimat tayib lainnya.

Ketiga, zikir dengan perbuatan (bil fi’l), seperti shalat, puasa, dan amal-amal kebaikan lainnya.

Meski demikian, menurut para ulama sebaik-baik zikir adalah tilawah Alquran yang disertai dengan tadabur (memahami dan menghayati makna dan kandungannya). Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya” (HR Bukhari No 5.027).

Membaca dan mempelajari Alquran akan mendatangkan banyak kebaikan bagi pelakunya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf Alquran, dia mendapat pahala satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HR Tirmidzi No 2.910).

Selain mendatangkan ketenangan, dengan membaca dan memahami Alquran juga akan mendatangkan petunjuk-petunjuk kehidupan. Sebab Alquran adalah kitab yang di dalamnya tidak ada keraguan sedikit pun dan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (QS al-Baqarah: 2).(rep)