Kanal

Anak Punk, Petugas Parkir Illegal Hingga Pemain Judi Terjaring Operasi Premanisme

RADARPEKANBARU.COM - Jajaran Polresta Pekanbaru, berserta Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol-PP), TNI dan Polisi Militer (POM) Angkatan Darat Pekanbaru, berhasil mengamankan atau menjaring anak-anak jalanan, petugas parkir illgeal, dan pemain judi dalam razia premanisme yang digelar Kamis (13/11) sore.  Dari pantauan radarpekanbaru.com di Mapolresta Pekanbaru, sebanyak 88 (Delapan Puluh Delapan) preman terjaring dalam operasi gabungan kali ini, yaitu diantaranya anak jalanan, petugas parkir illegal, pemain judi. Mereka terjaring dari sejumlah lokasi diantaranya seperti simpang empat Mal SKA, Jalan Sudirman, Jalan Soekarno Hatta Arhanudse dan juga lain-lainnya.  Mereka terpaksa diangkut dan dibawa petugas karena tidak memiliki identitas seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun sejenisnya. Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Pekanbaru Komisaris Besar Polisi Robert Haryanto Watratan SH SSos MH melalui Kabag Ops Komisaris Polisi Darmawan Marpaung, kepada radarpekanbaru.com Kamis (13/11) mengatakan sebanyak delapan puluh delapan yang terdiri dari anak jalanan (Anak Punk), petugas parkir illegal, pemain judi diamankan tidak memiliki identitas.  Tidak hanya memiliki identitas yang resmi, mereka yang diamankan atas laporan dari masyarakat juga sangat mengganggu dan meresahkan. "Sesuai komitmen razia preman akan terus kami lakukan. Upaya itu kami lakukan agar Kota Pekanbaru benar-benar bersih dari preman hingga masyarakat aman dan nyaman,” ucap Marpaung.  Para anak jalanan, tukang parkir illegal, hingga delapan orang pria yang sedang main batu atau judi ini diamankan dalam operasi premanisme yang digelar Kamis (13/11) sore, oleh tim gabungan yang terdiri 5 (Lima) rayon, "Selain itu, pihaknya juga mengamankan sejumlah cewek atau wanita yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK) disalah satu Hotel melati di Jalan Tanjung Datuk," ujar Marpaung.  Dalam razia yang dilakukan hingga waktu yang ditentukan ini, petugas hanya mendata dan selanjutnya dipulangkan, "Tapi kalau suatu saat kita lakukan operasi dan kita menemukan orang-orang ini, kita akan berikan sanksi." tambahnya.  Sementara anggota komunitas Punk yang mengaku bernama Ferry (26), mengaku sehari-hari sebagai pengamen diperempatan simpang lampu merah Mal SKA. Pria yang berasal dari Medan Sumatera Utara (Sumut) ini membantah sebagai seorang preman,  "Saya memang anak punk pak taoi bukan preman. Ini kan komunitas saja pak, untuk makan sehari-hari karena tidak memiliki  perkerjaan dan sanak family disini (Pekanbaru)," ujarnya. (Zi)
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER