PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2717 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2861 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2677 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2539 Kali
Dari Diskusi Roundtable
Pekanbaru, (radarpekanbaru.com)-Jumlah Golongan Putih (Golput) yang memutuskan tidak menyalurkan suaranya saat pesta demokrasi berlangsung di tiap-tiap daerah di tanah air terus bertambah dari masa ke masa. Bila terus seperti ini realitanya, maka Golput akan menjadi 'kekuatan' yang bisa merombak tatatanan, baik perpolitikan maupun negara. Fenomena ini harus disikapi arif oleh partai politik yang ada saat ini.
''Golput adalah kekuatan masyarakat. Bila secara terus menerus dibiarkan akan semakin membesar dan berubah menjadi gerakan masyarakat yang merombak tatanan,'' ungkap pengamat politik independen Rawa El Amadi yang jadi salah satu narasumber pada Diskusi Roundtable yang digelar Harian Metro Riau, Rabu (18/12/2013).
Diskusi ini akan digelar beberapa kali oleh Harian Metro Riau dan mengundang para politisi dan pengamat politik untuk duduk bersama dan berdiskusi seputar isu politik terhangat saat ini. Sedang untuk sesi perdana siang tadi, topik politik yang diusung bertema 'Strategi Parpol/Caleg Memikat Hati Rakyat Menuju Pemilu 2014'.
Dalam diskusi tersebut Rawa El Amadi menyoroti tingginya angka Golput di Pilkada Riau kemarin. Dimana dari total 4.000.459 pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di seluruh Riau, hanya 45 persen yang memilih. Sisanya yang Golput mencapai 55 persen. Angka yang fantastis.
Sedang untuk skala Indonesia menyeluruh, angka Golput juga menunjukkan trend naik. Pada Pemilu 1977 golput tercatat sebesar 8,40%, sedang di Pemilu 1999 naik jadi 10.40%, dan saat Pileg 2004 mencapai 23,34%.
Tingginya angka Golput ini menurut Rawa El Amadi adalah akibat menipisnya kepercayaan masyarakat kepada partai politik. Mereka tak percaya lagi janji-janji saat kampanye. Belum lagi tingkat kecerdasan masayarakat yang semakin tinggi, terutama di perkotaan. Untuk mendatangi TPS-TPS, warga semakin enggan dan merasa tak ada gunanya. Memilih atau tidak memilih 'wakilnya' sama saja.
''Partai politik harus beranjak dari tema-tema kuno seperti mengandalkan kefiguran tokoh dalam partai untuk mendulang suara, menggunakan politik transaksional, serta mengusung ideologi yang kurang menarik minat masyarakat. Karena masyarakat kini semakin cerdas. Mereka tahu yang mana yang benar-benar mau memperjuangkan kepentingan mereka di masa depan paska masa-masa pemilihan dan mana yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan partainya saja,'' paparnya.
Dia juga menekankan agar partai politik tak hanya menjadikan partainya kendaraan menuju puncak kekuasaan. Partai politik harus benar-benar menjadi wadah, tempat berkumpul para politisi yang ingin memperjuangkan nasib rakyat dan bernegara sebaik-baiknya. Ini agar masyarakat kembali percaya kepada partai politik dan mau menyalurkan suaranya, hingga tidak Golput.
''Namun, banyak partai yang tampaknya sekarang ini tidak memahami perannya sebagai partai politik. Ini tampak misalnya dalam fenomena adanya caleg dari partai tertentu yang melakukan kontrak politik dengan warga agar dipilih di Pileg 2014 ini. Ada yang membangun jalan untuk warga, ada yang menyumbang ini dan itu. Padahal itu bukan tugas partai politik. Fungsi parpol bukan pelaksana (pembangunan, red),'' imbuhnya lagi.
Fenomena Golput ini harus dilihat secara signal politik oleh para partai politik. Harus disikapi dengan arif, terutama mengingat Pileg 2014 yang kini menjelang. Partai politik harus lebih ke merumuskan para kadernya dan program-programnya. Bukan lagi menjadi wadah mencari kekuasaan. Agar simpati masyarakat kembali dan angka Golput bisa ditekan.
Menanggapi beberan dari Rawa El Amadi, politisi Partai Amanat Nasional Bagus Santoso mengaku setuju bahwa fenomena Golput layaknya jadi pelecut semangat kepartaian dalam menghadapi Pileg 2014. Tiap partai harus berbenah, agar masyarakat kembali 'melirik' eksistensi partai politik.
''Tingginya angka Golput sudah jadi perhatian PAN. Kita menyadari bahwa pasti ada yang mesti ditingkatkan lagi di PAN hingga masyarakat mau memilih dan tidak Golput lagi. Berarti butuh pembenahan, begitu juga dengan partai politik lainnya. Harus sama-sama berbuat yang membangun agar Golput berkurang,'' ungkapnya. (hrc)
Editor : ramli
''Golput adalah kekuatan masyarakat. Bila secara terus menerus dibiarkan akan semakin membesar dan berubah menjadi gerakan masyarakat yang merombak tatanan,'' ungkap pengamat politik independen Rawa El Amadi yang jadi salah satu narasumber pada Diskusi Roundtable yang digelar Harian Metro Riau, Rabu (18/12/2013).
Diskusi ini akan digelar beberapa kali oleh Harian Metro Riau dan mengundang para politisi dan pengamat politik untuk duduk bersama dan berdiskusi seputar isu politik terhangat saat ini. Sedang untuk sesi perdana siang tadi, topik politik yang diusung bertema 'Strategi Parpol/Caleg Memikat Hati Rakyat Menuju Pemilu 2014'.
Dalam diskusi tersebut Rawa El Amadi menyoroti tingginya angka Golput di Pilkada Riau kemarin. Dimana dari total 4.000.459 pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di seluruh Riau, hanya 45 persen yang memilih. Sisanya yang Golput mencapai 55 persen. Angka yang fantastis.
Sedang untuk skala Indonesia menyeluruh, angka Golput juga menunjukkan trend naik. Pada Pemilu 1977 golput tercatat sebesar 8,40%, sedang di Pemilu 1999 naik jadi 10.40%, dan saat Pileg 2004 mencapai 23,34%.
Tingginya angka Golput ini menurut Rawa El Amadi adalah akibat menipisnya kepercayaan masyarakat kepada partai politik. Mereka tak percaya lagi janji-janji saat kampanye. Belum lagi tingkat kecerdasan masayarakat yang semakin tinggi, terutama di perkotaan. Untuk mendatangi TPS-TPS, warga semakin enggan dan merasa tak ada gunanya. Memilih atau tidak memilih 'wakilnya' sama saja.
''Partai politik harus beranjak dari tema-tema kuno seperti mengandalkan kefiguran tokoh dalam partai untuk mendulang suara, menggunakan politik transaksional, serta mengusung ideologi yang kurang menarik minat masyarakat. Karena masyarakat kini semakin cerdas. Mereka tahu yang mana yang benar-benar mau memperjuangkan kepentingan mereka di masa depan paska masa-masa pemilihan dan mana yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan partainya saja,'' paparnya.
Dia juga menekankan agar partai politik tak hanya menjadikan partainya kendaraan menuju puncak kekuasaan. Partai politik harus benar-benar menjadi wadah, tempat berkumpul para politisi yang ingin memperjuangkan nasib rakyat dan bernegara sebaik-baiknya. Ini agar masyarakat kembali percaya kepada partai politik dan mau menyalurkan suaranya, hingga tidak Golput.
''Namun, banyak partai yang tampaknya sekarang ini tidak memahami perannya sebagai partai politik. Ini tampak misalnya dalam fenomena adanya caleg dari partai tertentu yang melakukan kontrak politik dengan warga agar dipilih di Pileg 2014 ini. Ada yang membangun jalan untuk warga, ada yang menyumbang ini dan itu. Padahal itu bukan tugas partai politik. Fungsi parpol bukan pelaksana (pembangunan, red),'' imbuhnya lagi.
Fenomena Golput ini harus dilihat secara signal politik oleh para partai politik. Harus disikapi dengan arif, terutama mengingat Pileg 2014 yang kini menjelang. Partai politik harus lebih ke merumuskan para kadernya dan program-programnya. Bukan lagi menjadi wadah mencari kekuasaan. Agar simpati masyarakat kembali dan angka Golput bisa ditekan.
Menanggapi beberan dari Rawa El Amadi, politisi Partai Amanat Nasional Bagus Santoso mengaku setuju bahwa fenomena Golput layaknya jadi pelecut semangat kepartaian dalam menghadapi Pileg 2014. Tiap partai harus berbenah, agar masyarakat kembali 'melirik' eksistensi partai politik.
''Tingginya angka Golput sudah jadi perhatian PAN. Kita menyadari bahwa pasti ada yang mesti ditingkatkan lagi di PAN hingga masyarakat mau memilih dan tidak Golput lagi. Berarti butuh pembenahan, begitu juga dengan partai politik lainnya. Harus sama-sama berbuat yang membangun agar Golput berkurang,'' ungkapnya. (hrc)
Editor : ramli
BERITA LAINNYA +INDEKS
KPU Kampar Umumkan Nama-nama PPK Terpilih Untuk Pilkada 2024, Dilantik Besok
RADARPEKANBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Kampar sudah mengumumkan .
Selain survei tertinggi, PDI Perjuangan : Ida Yulita Susanti adalah politisi perempuan terbaik yang ada di Pekanbaru
PEKANBARU- Sejumlah lembaga survei tempatkan Ida Yulita Susanti degan tingkat popularitas t.
Hadiri Acara Bagholek Godang, Pj Bupati Kampar Pertanyakan Ketua LAK Kampar menghilang
PEKANBARU - Puluhan Ribu masyarakat Kampar se-Provinsi Riau berbondong-bondong datang memadati Ge.
Tiket Pilgubri M. Nasir Lengkap Eddy Yatim: Kami Fokus Seleksi Wagubri
PEKANBARU-Anggota DPR RI dari Partai Demokrat M. Nasir Dipastikan bertarung dalam kontestasi Pilg.
Wiwik Widaningsih dan Pengurus PWI Siak Periode 2023-2026 Resmi Dilantik
PEKANBARU - Usai pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin Ketua PWI Riau Raja Is.
Kembalikan Formulir ke NasDem, Nasir Day Terpanggil Pimpin Pekanbaru
PEKANBARU – HM Nasir Day SH MH mengakui terpanggil untuk mengabdikan diri kepa.
TULIS KOMENTAR +INDEKS