Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Erdogan Berharap Prancis Segera Singkirkan Macron
TURKI -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku berharap Prancis segera menyingkirkan Presiden Emmanuel Macron. Erdogan menganggap Macron hanya menjadi beban bagi Prancis. "Macron adalah masalah buat Prancis. Prancis mengalami periode yang sangat, sangat berbahaya. Saya berharap Prancis menyingkirkan masalah Macron secepat mungkin," kata Erdogan kepada wartawan usai salat Jumat di Istanbul seperti dikutip dari AFP.
Ini menjadi perang kata-kata terbaru antara kedua pemimpin tersebut. Hubungan antara Macron dan Erdogan telah panas sejak lama. Eskalasi ketegangan terus meningkat seiring bentrokan kepentingan masing-masing negara. Mereka berseteru atas serangkaian masalah, mulai dari ketegangan di Mediterania Timur hingga wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan.
Paling hangat dan terbaru, keduanya berselisih soal agama di mana Macron secara terbuka mendukung sekularitas di negaranya. Meskipun Turki secara resmi adalah negara sekuler, Erdogan telah mengambil jubah sebagai pembela Islam pada saat Prancis bergulat dengan radikalisasi dan gelombang serangan teror.
Erdogan bereaksi dengan marah ketika Macron mengumumkan rencana melindungi nilai-nilai sekuler Prancis dari apa yang dia sebut "separatisme" Islam dan menggambarkan Islam sebagai agama dalam krisis. Itu dipicu pemenggalan seorang guru di Prancis yang menggunakan karikatur Nabi Muhammad sebagai bahan ajar di kelas. Kejadian itu sontak menjadi heboh di Paris.
Erdogan menyebut pernyataan pemimpin Prancis itu sebagai "provokasi terbuka". Erdogan telah berulang kali menyarankan agar Macron menjalani pemeriksaan mental dan mendesak rakyat Turki untuk memboikot produk berlabel Prancis. Kecaman Erdogan datang ketika Uni Eropa mempertimbangkan menjatuhkan sanksi terhadap Turki pada pertemuan puncak 10 Desember. Sanksi dipicu oleh konflik antara Turki dan Yunani terkait eksplorasi di Mediterania Timur.
Turki dinilai melanggar perbatasan laut di Mediterania Timur. Para diplomat mengatakan bahwa Paris mendesak tindakan hukuman diberikan pada Ankara, bahkan jika beberapa anggota kunci UE, terutama Jerman lebih berhati-hati dan menginginkan pendekatan diplomatik. "Kami siap menggunakan sarana yang kami miliki," kata ketua Dewan Eropa Charles Michel, mengungkapkan kekecewaan atas "tindakan sepihak" dan "retorika permusuhan" Ankara.
Dalam wawancara yang disiarkan televisi hari Jumat, Macron tampak tidak mau terlibat perseteruan baru dengan Erdogan. "Saya percaya pada rasa hormat. Saya pikir makian di antara para pemimpin politik bukanlah metode yang baik," kata Macron.(cnn)
Indonesia Kutuk Aksi Penjarahan Truk Bantuan yang Dilakukan Ekstremis Israel
RADARPEKANBARU.COM - Aksi blokade dan penjarahan yang dilakukan sekelompok ekstremis sayap kanan Isr.
AS Diam-diam Kirim Senjata Bernilai Rp16 Triliun ke Israel
RADARPEKAANBARU.COM - Kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam menanggapi konflik Israel-Palestina.
Pejabat Filipina Ancam Usir Diplomat China, Beijing: Manila Jangan Bertindak Gegabah
RADARPEKANBARU.COM - Hubungan antara Republik Rakyat China dan Republik Filipina semakin memanas. Ko.
Lancarkan Serangan Mendadak ke Kharkiv, Rusia Rebut Lima Desa
RADARPEKANBARU.COM - Pasukan darat Rusia melancarkan serangan mendadak di wilayah Kharkiv, Ukraina T.
Invasi Rafah Dilakukan untuk Cegah Kejatuhan Netanyahu
RADARPEKANBARU.COM - Rencana invasi besar-besaran yang dijanjikan Perdana Menteri Israel, Benjamin N.
Dolar AS Menguat setelah Rilis Konsumen Mencapai Level Terburuk
RADARPEKANBARU.COM - Dolar menguat pada akhir perdagangan pekan ini, menyusul rilis indeks sentimen .