Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Menlu AS Siap Kunjungi Iran untuk Redakan Konflik Dua Negara
TEHERAN — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan terdapat kemungkinan bahwa ia akan pergi ke Iran untuk melakukan pembicaraan jika diperlukan. Pernyataan itu datang pada Kamis (25/7) menyusul ketegangan antara Washington dan Teheran yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
“Tentu saja jika diperlukan, saya akan dengan senang hati pergi ke sana. Saya akan menyambut baik kesempatan untuk berbicara langsung dengan orang-orang Iran,” ujar Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV.
Ketegangan antara AS dan Iran dimulai pada tahun lalu, setelah keputusan Negeri Paman Sam untuk keluar dari Perjanjian Nuklir 2015. Situasi kian memburuk dengan angkah AS yang memberikan sejumlah sanksi untuk menekan Iran, mulai dari larangan ekspor minyak, hingga sejumlah sanksi ekonomi yang dikenakan kepada individu dan para pelaku bisnis. AS juga menggunakan ancaman militer dengan mengerahkan kapal perang dan satuan pembom ke Timur Tengah dengan alasan potensi ancaman Iran. Bahkan, tim keamanan nasional negara itu telah mempertimbangkan pengiriman pasukan militer tambahan ke Timur Tengah.
Pada Mei, terdapat 1.500 tentara AS yang dikirim ke Timur Tengah setelah serangkaian serangan kapal tanker minyak Arab Saudi di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA). Hingga kemudian terjadi insiden serupa yang berlangsung di Teluk Oman pada 13 Juni, di mana Iran telah dituding berada di balik serangan terhadap kapal-kapal tersebut.
Dengan tekanan yang terus meningkat, khususnya atas ancaman AS melalui tindakan militer, Pemerintah Iran pada 8 Mei lalu telah memutuskan untuk menangguhkan beberapa kesepakatan dalam Perjanjian Nuklir 2015. Dalam sebuah pernyataan, Presiden Hassan Rouhani mengatakan bahwa Teheran akan tetap memiliki kelebihan uranium yang diperkaya. Negara itu tidak akan menjualnya, seperti yang diminta dalam perjanjian nuklir tersebut.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin Iran telah secara terbuka mengatakan bahwa kedua belah pihak dapat melakukan pembicaraan, meski masing-masing memiliki kondisi yang berbeda. Namun, baru-baru ini, tepatnya pada Rabu (24/7) lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa Teheran tak akan bernegosiasi dengan Washington dalam keadaan apapun. (rep)
Indonesia Kutuk Aksi Penjarahan Truk Bantuan yang Dilakukan Ekstremis Israel
RADARPEKANBARU.COM - Aksi blokade dan penjarahan yang dilakukan sekelompok ekstremis sayap kanan Isr.
AS Diam-diam Kirim Senjata Bernilai Rp16 Triliun ke Israel
RADARPEKAANBARU.COM - Kebijakan pemerintah Amerika Serikat dalam menanggapi konflik Israel-Palestina.
Pejabat Filipina Ancam Usir Diplomat China, Beijing: Manila Jangan Bertindak Gegabah
RADARPEKANBARU.COM - Hubungan antara Republik Rakyat China dan Republik Filipina semakin memanas. Ko.
Lancarkan Serangan Mendadak ke Kharkiv, Rusia Rebut Lima Desa
RADARPEKANBARU.COM - Pasukan darat Rusia melancarkan serangan mendadak di wilayah Kharkiv, Ukraina T.
Invasi Rafah Dilakukan untuk Cegah Kejatuhan Netanyahu
RADARPEKANBARU.COM - Rencana invasi besar-besaran yang dijanjikan Perdana Menteri Israel, Benjamin N.