PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2717 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2861 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2677 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2539 Kali
Islam Berseri di Karakas, Venezuela
Masjid Sheikh Ibrahim al-Ibrahim, Masjid Terbesar di Venezuela
Karakas - Kaum Muslimin sangat giat menampilkan wajah Islam sesungguhnya. Saat ini, Islam banyak menarik hati warga Latin. Jumlah mualaf dari kalangan hispanik meningkat cukup drastis. Fenomena yang terjadi pascaperistiwa 9/11 tersebut pun terjadi di salah satu negeri Latin, Venezuela.
Data dari Laporan Kebebasan Beragama Internasional Departemen Luar Negeri AS menunjukkan, pada 2011 terdapat lebih dari 100 ribu Muslim di Venezuela.
Dengan kata lain, Islam hanya mengambil bagian 0,5 persen dari total populasi negara di Amerika Selatan tersebut. Minoritas, namun Muslimin dapat hidup nyaman di sana.
Menurut laporan yang sama, sebagian besar Muslimin Venezuela terkonsentrasi di Nueva Esparta dan Karakas. Ibu kota Venezuela, Karakas, menjadi rumah bagi sekitar 15 ribu Muslimin.
Sebuah masjid terbesar kedua Amerika Latin juga berdiri kota terbesar Venezuela tersebut. Meski jumlah Muslimin dari kalangan penduduk asli cukup banyak, Muslimin Karakas didominasi para imigran dari Timur Tengah, seperti Palestina, Lebanon, Suriah, dan Turki.
Jika menilik sejarah Karakas atau lebih umumnya Venezuela, negeri ini merupakan lokasi penyebaran dakwah Katolik Roma oleh para pelaut Spanyol.
Tak heran jika Katolik menjadi agama mayoritas di sana. Lalu, bagaimana Islam masuk di lokasi penancapan salib Spanyol sejak 1498 tersebut?
Islam datang ke Karakas, Venezuela, bersamaan dengan datangnya Islam di Benua Latin. Disebutkan, Islam datang pertama kali dibawa oleh para budak Afrika yang dibawa ke negara-negara Latin, seperti Brasil, Venezuela, Kolombia, dan Kepulauan Karibia.
Pada abad ke-16, ketika sistem budak dihapuskan, mereka membentuk komunitas Muslim dan bergabung dengan para pendatang lain dari negeri Islam. Pada 1850-an, terdapat gelombang imigran yang cukup besar dari tanah Arab.
Berawal dari merekalah, Islam dikenal di tanah Latin, termasuk di Karakas. Dakwah makin menggeliat. Jumlah mualaf terus bertambah. Komunitas Muslim makin besar.
Mereka hidup di tengah warga mayoritas dengan damai. Sikap toleransi cukup tinggi di kota yang berlokasi di Venezuela utara itu. Pemerintah juga menghormati warga Muslim meski jumlahnya sangat minim.
Muslimin Karakas juga sangat giat menampilkan wajah Islam sesungguhnya. Mengingat, isu terorisme Muslim yang merambah di seluruh negeri, terutama di Barat.
Mereka memiliki beberapa organisasi Islam, seperti Caribe Islam Margarita-La Comunidad Islamica Venezolana dan Centro Islamico de Venezuela.
Untuk kehidupan sehari-hari, mereka tak banyak mengalami kesulitan. Bagi para Muslimah pun bebas mengenakan jilbab ke manapun mereka pergi.
Muslimin Karakas juga giat menyuarakan hak-hak Muslimin di Palestina ataupun menyuarakan pembelaan Islam yang menjadi target Islamfobia.
Masjid terbesar
Terdapat sebuah masjid di Karakas yang menjadi masjid terbesar di Venezuela, bahkan terbesar kedua se-Amerika Latin setelah Masjid King Fahd di Buenos Aires. Masjid Sheikh Ibrahim al-Ibrahim, demikian nama masjid yang diambil dari nama pendirinya.
Berada di ibu kota, masjid tersebut menambah keindahan tersendiri. Menara masjid menjulang 113 meter di antara gedung-gedung tinggi.
Tak jauh dari masjid terdapat sebuah katedral dan sinagoge yang menunjukkan toleransi beragama warga Karakas.
Bangunan masjid begitu megah dan dapat menampung hingga 3.500 jamaah. Area masjid pun sangat luas, yakni sekitar 5.000 meter persegi.
Lokasi masjid begitu strategis dengan di impit jalan raya dan dekat dengan jalur kereta. Tepatnya, masjid berada di ruas jalan arteri utama Karakas, Avenida Libertador.
Di sekitarnya, banyak bangunan penting, seperti kantor perusahaan negara, museum, gedung teater, hingga kebun raya. Alhasil, kubah dan menara masjid pun menjadi pewarna cantik pemandangan kota.
Masjid dibangun sejak 1989 hingga 1993. Sang pendiri, Sheikh Ibrahim bin Abdul Aziz, berasal dari Arab Saudi. Sebagai sesama negeri penghasil minyak, hubungan Venezuela dan Arab Saudi memang cukup baik.
"Masjid tidak hanya mewakili kebebasan beragama kami, tetapi juga mewakili hubungan yang sangat baik antara Venezuela dan Arab Saudi," ujar Presiden Carlos Andres Perez. (dakwatuna.com)
Data dari Laporan Kebebasan Beragama Internasional Departemen Luar Negeri AS menunjukkan, pada 2011 terdapat lebih dari 100 ribu Muslim di Venezuela.
Dengan kata lain, Islam hanya mengambil bagian 0,5 persen dari total populasi negara di Amerika Selatan tersebut. Minoritas, namun Muslimin dapat hidup nyaman di sana.
Menurut laporan yang sama, sebagian besar Muslimin Venezuela terkonsentrasi di Nueva Esparta dan Karakas. Ibu kota Venezuela, Karakas, menjadi rumah bagi sekitar 15 ribu Muslimin.
Sebuah masjid terbesar kedua Amerika Latin juga berdiri kota terbesar Venezuela tersebut. Meski jumlah Muslimin dari kalangan penduduk asli cukup banyak, Muslimin Karakas didominasi para imigran dari Timur Tengah, seperti Palestina, Lebanon, Suriah, dan Turki.
Jika menilik sejarah Karakas atau lebih umumnya Venezuela, negeri ini merupakan lokasi penyebaran dakwah Katolik Roma oleh para pelaut Spanyol.
Tak heran jika Katolik menjadi agama mayoritas di sana. Lalu, bagaimana Islam masuk di lokasi penancapan salib Spanyol sejak 1498 tersebut?
Islam datang ke Karakas, Venezuela, bersamaan dengan datangnya Islam di Benua Latin. Disebutkan, Islam datang pertama kali dibawa oleh para budak Afrika yang dibawa ke negara-negara Latin, seperti Brasil, Venezuela, Kolombia, dan Kepulauan Karibia.
Pada abad ke-16, ketika sistem budak dihapuskan, mereka membentuk komunitas Muslim dan bergabung dengan para pendatang lain dari negeri Islam. Pada 1850-an, terdapat gelombang imigran yang cukup besar dari tanah Arab.
Berawal dari merekalah, Islam dikenal di tanah Latin, termasuk di Karakas. Dakwah makin menggeliat. Jumlah mualaf terus bertambah. Komunitas Muslim makin besar.
Mereka hidup di tengah warga mayoritas dengan damai. Sikap toleransi cukup tinggi di kota yang berlokasi di Venezuela utara itu. Pemerintah juga menghormati warga Muslim meski jumlahnya sangat minim.
Muslimin Karakas juga sangat giat menampilkan wajah Islam sesungguhnya. Mengingat, isu terorisme Muslim yang merambah di seluruh negeri, terutama di Barat.
Mereka memiliki beberapa organisasi Islam, seperti Caribe Islam Margarita-La Comunidad Islamica Venezolana dan Centro Islamico de Venezuela.
Untuk kehidupan sehari-hari, mereka tak banyak mengalami kesulitan. Bagi para Muslimah pun bebas mengenakan jilbab ke manapun mereka pergi.
Muslimin Karakas juga giat menyuarakan hak-hak Muslimin di Palestina ataupun menyuarakan pembelaan Islam yang menjadi target Islamfobia.
Masjid terbesar
Terdapat sebuah masjid di Karakas yang menjadi masjid terbesar di Venezuela, bahkan terbesar kedua se-Amerika Latin setelah Masjid King Fahd di Buenos Aires. Masjid Sheikh Ibrahim al-Ibrahim, demikian nama masjid yang diambil dari nama pendirinya.
Berada di ibu kota, masjid tersebut menambah keindahan tersendiri. Menara masjid menjulang 113 meter di antara gedung-gedung tinggi.
Tak jauh dari masjid terdapat sebuah katedral dan sinagoge yang menunjukkan toleransi beragama warga Karakas.
Bangunan masjid begitu megah dan dapat menampung hingga 3.500 jamaah. Area masjid pun sangat luas, yakni sekitar 5.000 meter persegi.
Lokasi masjid begitu strategis dengan di impit jalan raya dan dekat dengan jalur kereta. Tepatnya, masjid berada di ruas jalan arteri utama Karakas, Avenida Libertador.
Di sekitarnya, banyak bangunan penting, seperti kantor perusahaan negara, museum, gedung teater, hingga kebun raya. Alhasil, kubah dan menara masjid pun menjadi pewarna cantik pemandangan kota.
Masjid dibangun sejak 1989 hingga 1993. Sang pendiri, Sheikh Ibrahim bin Abdul Aziz, berasal dari Arab Saudi. Sebagai sesama negeri penghasil minyak, hubungan Venezuela dan Arab Saudi memang cukup baik.
"Masjid tidak hanya mewakili kebebasan beragama kami, tetapi juga mewakili hubungan yang sangat baik antara Venezuela dan Arab Saudi," ujar Presiden Carlos Andres Perez. (dakwatuna.com)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Jangan Pernah Iri dengan Rezeki Orang Lain, Mengapa?
RADARPEKANBARU.COM - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta KH Faiz Syuk.
Tips Menjaga Kekhusyukan Sholat
RADARPEKANBARU.COM - Salah satu aspek penting dalam sholat adalah kekhusyukan. Kekhusyukan dalam sho.
Tips dan Doa Agar Istiqomah
RADARPEKANBARU.COM - Kehidupan ini penuh dengan ujian, baik berupa kesenangan maupun kesulitan. Ujia.
Kunci Meraih Kebahagiaan
RADARPEKANBARU.COM - Banyak manusia menganggap kebahagiaan sebagai keadaan di mana semua masalah seo.
Kisah Qabil dan Habil yang Melaksanakan Kurban
RADARPEKANBARU.COM - Allah SWT memerintahkan untuk melaksankan kurban pada bulan Dzulhijah. Allah SW.
Ini Hal yang Dapat Menghindarkan Diri Kita dari Dajjal
RADARPEKANBARU.COM - Dalam kepercayaan agama Islam, akan datang sosok Dajjal sebagai pertanda bahwa .
TULIS KOMENTAR +INDEKS