Sering Bawa Ular Ke Kampus, Teman Mahasiswi Jadi Suka Pegang Ular

Kamis, 18 Februari 2016

Foto - Zainudin, Mutohar dan rekannya yang sedang berkunjung memperlihatkan piala menang Kontes yang diselenggarakan oleh Komunitas Reptil di Pekanbaru. Terlihat botol-botol kecil berisikan anak-anak ular yang baru lahir.

RADARPEKANBARU.COM-Bagi sebagian besar orang, binatang reptil jenis ular phyton merupakan binatang melata yang sangat ditakuti. Tak jarang binatang ini terpaksa dibunuh lantaran dinilai membahayakan keselamatan jiwa. Tetapi itu tidak berlaku bagi Zainudin dan Mutohar. Warga Komp. Duta Mas, Kecamatan Siak Hulu, Kampar itu justru memeliharanya dengan kasih sayang.

Tak tanggung-tanggung, Zainudin yang suka terhadap ular sejak kecil memiliki koleksi sekitar 25 ular phyton yang bervariasi ukurannya. Ular-ular tersebut ditempatkan di kadang khusus yang memenuhi sebagian ruang tengah rumah mereka. Bahkan salah satu ular terbesar yang dimiliki ada yang memiliki bobot nyaris 30 Kg.

Menurut penuturannya, Zainudin senang dengan ular sejak kecil. Akan tetapi, laki-laki yang aktif di dunia pergerakan mahasiswa itu mulai memelihara ular secara serius sejak masuk kuliah. Saat itu dia tengah berjalan di hutan di desanya tiba-tiba menemukan ular jenis phyton yang masih bayi. “Ular itu saya ambil dan pelihara serta saya bawa kemana pun saya pergi,” ujar pemuda yang akrab disapa Ayi MK ini kepada radarpekanbaru di rumahnya, Rabu, (17/2/2016).

Ya, Ayi saat ini tidak hanya memelihara satu ekor ular saja. Ada puluhan ular dipelihara di rumahnya. Dia  menangkar ular phyton karena prihatin banyaknya ular yang diburu dan dipotong untuk makanan atau kulitnya dijadikan bahan kerajinan. Akhirnya dia melestarikan ular phyton di rumah. Dengan ketelatenannya, Ayi yang dibantu temannya Mutohar, Ularnya pun berkembang biak menjadi banyak. Sekarang banyak sekali teman-temannya sesama mahasiswa berkunjung untuk melihat ular-ular di rumah Ayi dan Mutohar. Uniknya, Ayi dan Mutohar tidak menjual ular-ular yang mereka pelihara.

Karena dipelihara sejak kecil, menurut Ayi, ular-ular miliknya sudah jinak. Tidak jarang ular-ular tersebut dikeluarkan untuk diajak bermain. “Ular ini sudah jinak,” ujarnya sembari aksi melilitkan ular di badannya.

Ditambahkan Mutohar teman Ayi, ular koleksinya yang paling besar pernah ditawar hingga puluhan juta. Namun begitu, dia enggan untuk menjualnya dengan alasan sudah terlanjur sayang dan menganggapnya seperti keluarga sendiri. “Kami tidak menjual ular-ular ini, kami hanya ingin melestarikan ular-ular ini dari kepunahan” Ujar Mutohar.

Memelihara binatang reptil seperti ular, kata dia tidak repot seperti memelihara binatang lainnya. Dalam seminggu paling tidak, dia menyediakan puluhan ekor ayam untuk pakan ular-ular peliharaannya. Bahkan, mahasiswa yang berkuliah di Universitas Islam Riau ini sering membawa ular nya ke kampus, karna seringnya Tohar membawa ular ke kampus, mahasiswi di kampus nya jadi tidak takut dengan ular, bahkan jadi suka memegang ular tersebut. Ayi dan Mutohar juga sudah pernah memenangkan juara kontes ular yang diselenggarakan oleh Komunitas Reptil di beberapa Mall di Pekanbaru.(*)