Kanal

Mabes Polri Akhirnya Akui Impor Ratusan Senjata Berat

RADARPEKANBARU.COM- Polri mengakui adanya impor ratusan senjata berat untuk Korps Brimob Polri. Pengadaannya sudah melalui proses anggaran yang sah. Namun, perijinannya masih diurus kepada TNI.

"Barang yang ada dalam Bandara Soetta yang dinyatakan dimaksud rekan-rekan senjata adalah betul milik Polri dan barang yang sah," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (30/9).

Menurutnya, pengadaan senjata itu sudah melalui prosedur yang sah. Ia juga mengakui masuknya senjata itu membutukan ijin dari TNI.

"Semua sudah sesuai prosedur, mulai dari perencaan, proses lelang dan kemudian pross berikutnya sampai kemudian di-review pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ke-4 dan proses masuk ke Indonesia," jelasnya.

Dari informasi yang dihimpun, impor senjata api dan amunisi untuk Korps Brimob Polri dilakukan oleh PT. Mustika Duta Mas.

Kargo berisi senjata itu sendiri tiba pesawat maskapai Ukraine Air Alliance dengan nomor penerbangan UKL 4024, pada Jumat (29/9) pukul 23.30 WIB.

Kargo itu berisi senjata berat berupa, pertama, sebanyak 280 pucuk senjata Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46mm. Senjata itu dikemas dalam 28 kotak (10 pucuk/kotak), dengan berat total 2.212 kg.

Kedua, amunisi RLV-HEFJ kaliber 40x 46mm, yang dikemas dalam 70 boks (84 butir/boks) dan 1 boks (52 butir). Totalnya mencapai 5.932 butir (71 boks) dengan berat 2.829 kg.

Kedua jenis senjata itu merupakan standar militer. SAGL, menurut situs arsenal-bg.com, merupakan senjata pelontar granat tipe M 406. Sementara, RLV-HEFJ adalah amunisi granat yang digunakan sebagai senjata serbu militer untuk menghancurkan kendaraan atau meterial lapis baja ringan. 

Sementara, alamat penerimanya adalah Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri, Kesatriaan Amji Antak, Kelapa Dua, Cimanggis, Indonesia.

Barang mulai diturunkan dari pesawat, pada pukul 23.45. Aktivitas bongkar muat itu rampung pada Sabtu (30/9) pukul 01.25 WIB. Barang kemudian digeser ke Kargo Unex.

Kargo tersebut diakui masih membutuhkan rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan lolos proses kepabeanan. Pihak Korps Brimob Polri disebut tidak akan mengambil barang tersebut sebelum kedua proses itu rampung.

Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), mengungkap, Polri memang melakukan pengadaan senjata jenis MAG 4 dalam APBN 2017. DPR pun sudah menyetujui pembeliannya sebanyak 20 ribu pucuk.

"Polri perlu menjelaskan, apakah senjata dan amunisi ini bagian dari rencana Polri untuk membeli 20 ribu pucuk senjata api," kata dia, dalam siaran persnya.

Menurutnya, hal itu terkait dengan kebutuhan peremajaan senjata api Polri. Sebab, sebagian besar senjata api yang dipegang personilnya tergolong senjata tua dan sebagian hasil kanibal.

"Namun diharapkan senjata yang digunakan Polri adalah untuk melumpuhkan dan tidak sama dengan senjata TNI agar tidak muncul komplain atau protes dari kalangan militer," tambah Neta. (arh)


/CNN-Indonesia/

 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER