Kanal

Jambore Gambut Nasional di Jambi, Petani Harus Jadi Pelopor Penyelamatan Gambut

RADARPEKANBARU.COM - Para petani harus dijadikan sebagai pelopor penyelamatan hutan dan lahan gambut di Indonesia untuk menyelamatkan hutan dan lahan gambut dari kerusakan. Baik itu kerusakan akibat perambahan, okupasi atau penguasaan lahan maupun pembakaran. Tanpa adanya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dan petani, berbagai upaya penyelamatan hutan dan lahan gambut sulit mencapai hasil yang baik.

“Mengingat pentingnya peran petani dan masyarakat sekitar hutan dalam penyelamatan hutan dan lahan gambut, maka kebijakan – kebijakan pencegahan dan penanggulangan kerusakan hutan dan lahan gambut di Indonesia harus benar-benar melibatkan petani dan masyarakat sekitar hutan. Para petani dan masyarakat sekitar hutan harus benar-benar diberdayakan agar mereka bisa menjadi benteng pertahanan keselamatan hutan dan lahan gambut dari aksi – aksi perusakan, khususnya aksi pembakaran,” kata Deputi Badan Restorasi Gambut Nasional, Mirna Sobirin pada rapat persiapan Jambore Masyarakat Gambut Nasional di Jambi, Senin (3/10).

Menurut Mirna Sobirin, penyelamatan gambut di berbagai daerah di Sumatera, Kalimantan dan daerah lain di Indonesia dari aksi – aksi pembakaran sangat penting karena kebakaran hutan dan lahan gambut selama ini selalu menimbulkan bencana asap. Kebakaran hutan dan lahan gambut yang menyebabkan bencana asap juga menyebabkan kerugian ekonomis secara lokal, nasional dan bahkan internasional.

Kebakaran hutan dan lahan gambut di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Jambi selama ini, lanjut Mirna diduga banyak dilakukan oknum-oknum petani dan para pengusaha yang membuka lahan dengan cara membakar. Pembakaran hutan dan lahan gambut tersebut sulit dicegah akibat kurangnya kesadaran para petani dan pengusaha tentang dampak kebakaran hutan dan lahan gambut.

“Karena itu pada Jambore Masyarakat Gambut Nasional di Jambi yang akan dilaksanakan Jambi 21 – 23 Oktober mendatang, upaya pemberdayaan petani dan masyarakat sekitar hutan harus diutamakan. Para petani lahan gambut harus diberikan pemahaman bagaimana cara mengelola lahan gambut dengan baik tanpa ada kegiatan pembakaran,”katanya.

Dijelaskan, Jambore Masyarakat Gambut Nasional di Jambi akan diikuti sekitar 1.000 petani dari tujuh provinsi yang memiliki areal gambut luas di Indonesia, yakni Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Papua. Jambi dipilih menjadi tuan rumah Jambore Masyarakat Gambut Nasional pertama, karena daerah tersebut memiliki hutan dan lahan gambut yang luas, mencapai 900.000 hektare.

"Jambore Masyarakat Gambut Nasional di Jambi nantinya akan menggelar pertemuan para ahli gambut dan masyarakat membahas pemanfaatan gambut dengan ramah lingkungan. Kemudian kemudian akan dipamerkan produk komoditi asli pertanian dari lahan gambut. Hal ini bertujuan memotivasi petani agar lebih mengetahui banyak komoditi yang bisa dikembangkan di lahan gambut tanpa harus merusak gambut,"katanya.

Sementara itu Ketua Tim Restorasi Gambut Jambi yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Ridham Priskap pada kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin melaksanakan Jambore Masyarakat Gambut Nasional pertama di Jambi. Melalui jambore penyelamatan hutan dan lahan gambut tersebut bisa disepakati program-program penyelamatan hutan dan lahan gambut di Indonesia.

Dikatakan, Jambi memiliki komitmen tersendiri dalam penyelamatan hutan dan lahan gambut karena daerah itu memiliki areal hutan dan lahan gambut yang cukup luas. Provinsi Jambi kini memiliki areal hutan dan lahan gambut sekitar 900.000 ha. Hutan dan lahan gambut tersebut terdapat di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur dan Muarojambi.

“Selama ini hutan dan lahan gambut di Jambi semakin terancam akibat pembakaran dalam pembukaan dan pembersihan perkebunan kelapa sawit. Tahun lalu saja, sekitar 19.000 ha hutan dan lahan gambut di Jambi rusak akibat kebakaran. Karena itu melalui jambore penyelamatan gambut nasional di Jambi ini bisa dirumuskan program-program penyelamatan hutan dan lahan gambut,”katanya.(*)


Radesman Saragih/JEM

Suara Pembaruan
 

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER