RADARPEKANBARU.COM.Polres Rokan Hulu (Rohul) musnahkan barang bukti narkotika jenis sabu seberat 2.017,88 gram, milik tersangka KH (50 tahun), warga negara Malaysia yang ditangkap polisi Rohul di jalan raya Kecamatan Tandun pada Selasa (11/12/2018).
Pemusnahan barang bukti? sabu bernilai Rp 3 miliar ini dilakukan usai Gelar Apel Pasukan Operasi Lilin Muara Takus, di Taman Kota Pasirpangaraian, Jumat (21/12/2018), disaksikan tersangka KH, Asisten II Setda Rohul Muhammad Ruslan, pejabat Forkompinda, dan para perwira Polres Rohul. Sabu lebih dari 2 kilogram tersebut? dimusnahkan dengan cara dimasukkan ke dalam toples plastik yang berisikan air.
Setelah larut, air dari aquarium dibuang ke parit yang ada di sekitar Taman Kota Pasirpangaraian. Usai memusnahkan sabu bernilai miliaran Rupiah tersebut, Kapolres Rohul AKBP Muhammad Hasyim Risahondua mengatakan awalnya personel Satuan Reserse Narkoba Polres Rohul mengira tersangka KH adalah warga Indonesia.
Setelah dimintai keterangan, tersangka diketahui merupakan Warga Negara Malaysia. Tersangka mengaku datang ke Rohul untuk menjenguk istrinya yang merupakan warga Kecamatan Ujung Batu. "Setelah kita introgasi orang ini (KH, red) baru dari Malaysia melalui jalur tikus, sehingga paspornya dia tidak bawa," ungkap AKBP M. Hasyim, Jumat, didampingi Waka Polres Rohul Kompol Willy Kartamanah, dan Kasatres Narkoba Polres Rohul AKP Masjang Effendi.
KH diketahui merupakan redivis perkara Narkoba pada tahun 2005 dan ditahan selama 5 tahun 8 bulan di Lapas Kelas IIB Pasirpangaraian. Dan baru keluar tahun 2010. ? Pria berusia setengah abad? ini ditangkap polisi Rohul di Simpang Tangun Pasirpangaraian, dan diketahui barang bukti berupa sabu sekira 25 gram.
Sebelum pulang ke rumah istrinya di Ujung Batu, ungkap M. Hasyim, tersangka KH bertemu rekannya inisial A di depan Mall SKA Pekanbaru. Saat bertemu, pelaku A yang masuk DPO Kepolisian memberikan sabu kepada KH yang saat itu mengendarai mobil Honda HR-V. Pasca ditangkap, sambung Hasyim, personel Satres Narkoba Polres Rohul melakukan penggeledahan di rumah istri KH di Ujung Batu. Di waktu bersamaan, pihak BNN pusat juga melakukan penggerebekan? di rumah yang bersangkutan.
"Diduga yang bersangkutan (KH, red) DPO kasus Narkoba di Jambi," ungkap AKBP M. Hasyim, dan mengatakan tersangka KH mengantongi KTP diduga palsu dari daerah di Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Kapolres Rohul menduga kuat KH merupakan anggota pengedar Narkoba jaringan internasional. Diduga, barang haram 2 kg tersebut akan diedarkan di wilayah Rohul dan Kabupaten Kampar, terutama di daerah-daerah perkebunan. Ditanya keterlibatan pelaku lain, Hasyim mengaku perkara Narkoba lintas negara ini masih dalam pengembangan.
Rekan tersangka KH inisial A juga masih menjadi buruan aparat Kepolisian. "Pastinya dalam aturan pasal yang disebutkan paling tinggi adalah hukuman mati, ?nanti tinggal bagaimana proses peradilannya," jelas AKBP M. Hasyim ditanya hukuman terhadap tersangka KH. Hasyim mendunga bila dilihat modusnya, sepertinya tersangka KH sudah menguasai wilayah Rohul dan Kabupaten Kampar. Apalagi, dirinya merupakan residivis perkara serupa di Rohul.
"Paspornya tidak ada, tapi kan ada istrinya di Ujung Batu. Memang dia residivis, dan dia mengakuinya itu. Istrinya juga mengakui dia warga Malaysia," katanya. ? Soal bebasnya masuk WN Malaysia ke Riau, menurut AKBP M. Hasyim, karena memang banyak pintu masuk, sehingga petugas tidak bisa mencover seluruh pintu masuk yang ada di Provinsi Riau.
"Ini juga menjadi bahan pelajaran kita bersama," ujarnya lagi. Kapolres Rohul mengimbau kepada masyarakat, terkait Narkoba untuk menghindari penggunaan Narkoba, karena dampak bahayanya dapat merusak generasi muda ke depan.
"Kami imbau kepada orang tua, seluruh masyarakat, dan para guru untuk sama-sama kita mensosialisasikan dampak penggunaan bahaya Narkoba. Sama-sama kita mengawasi dampak Narkoba ini," ajak Kapolres Rohul AKBP M. Hasyim.***(rtc)