Kanal

Panen Satu Hektar Nenas Uangnya Bisa Capai Rp50 Juta

RADARPEKANBARU.COM. - Suatu keberkahan bagi petani kampung Penyengat Kecamatan Sungai Apit, Siak yang memanfaatkan lahannya untuk menanam nenas. Sebab sekali panen di lahan seluas 1 hektar saja, sudah menghasilkan Rp50 juta.

Pelaksana tugas Bupati Siak Alfedri menyebutkan menanam nenas ini jauh lebih menguntungkan dibandingkan menanam sawit. Dengan masa panen yang hanya 9 bulan saja, satu hektar sawit itu sudah menghasilkan uang puluhan juta.

"Sektor pertanian nenas ini peluang yang bagus saat ini untuk digarap oleh masyarakat. Dari buah nenas bisa diolah menjadi selai, minuman kaleng, keripik, dan lain-lainnya.

Sehingga perekonomian masyarakat bisa meningkat," ujarnya. Mantan Camat Sungai Apit itu juga menyampaikan terimakasih kepada PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), atas bantuannya untuk masyarakat kabupaten Siak.

"Ini kelanjutan dari panen raya nenas yang juga merupakan bantuan dari PT RAPP seluas147 hektar. Karena lahan nenas di kecamatan Sungai Apit semakin luas makan dibangunlah kiosplus ini," ungkapnya.

Alfedri juga menyebutkan, pembangunan kiosplus kreatif terpadu nenas ini adalah keberkahan bagi kelompok tani Bina Tani Kampung Penyengat Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak melalui program community development (CD).

Plt Bupati Siak Drs H Alfedri MSi dan Direktur CD RAPP Marzum, menandatangani prasasti Kiosplus Kreatif Terpadu Nenas, Kamis (10/5/2018) siang.

Meski sempat diguyur hujan dan angin kencang kegiatan penyerahan kiosplus tersebut tetap terlaksana dengan baik. Sebelum penyerahan kiosplus kreatif tersebut, rombongan disambut dengan Tarian Gong Suku Akit (suku asli kampung Penyengat).

Turut hadir saat itu, Camat Sungai Apit Suparni, manajemen RAPP, Penghulu Penyengat, KUA Sungai Apit, Kelompok Tani dan masyarakat kampung Penyengat.

Direktur CD PT RAPP, Marzum mengatakan, kiosplus kreatif terpadu ini adalah sebagai pusat kegiatan kelompok tani Bina Tani kampung Penyengat. Ia sampaikan, dengan harapan bisa menambah semangat petani nenas yang ada di daerah ini.

"Melalui tempat ini mereka bisa berdiskusi, bagaimana bisa mengolah sekaligus meningkatkan hasil panen dan produksi," sebut Marzum. Ia katakan, program selanjutnya adalah bagaimana produksi nenas tersebut bisa sampai ke hilir. Maksudnya para petani bisa membuat olahan makanan dari bahan nenas tersebut, seperti keripik, selai dan sirup.

"Selain itu, kami juga ingin menstabilkan harga jualnya. Jangan sampai produksi tinggi, tapi harga jualnya menjadi turun," jelasnya. Marzum menuturkan, awalnya bantuan diberikan kepada 20 orang yang tergabung dalam 1 kelompok tani dengan lahan seluas 20 hektar. Kemudian secara swadaya mereka berhasil mengembangkan hingga menjadi 147 hektar.

"Memang tidak semuanya yang kami bantu, akan tetapi tetap kami pantau. Dan saat ini kami juga memberi bantuan pupuk sebanyak 40 sak," imbuhnya. Saat ini, lanjut dia, mereka telah mampu menjual bibit nenas tersebut hingga keluar daerah. Seperti dikampung Teluk Lanus, sudah ditanam sebanyak 80 ribu bibit yang berasal dari Penyengat ini.(grc)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER