Kanal

Waspada, Riau Mulai Memasuki Kondisi Cuaca Ekstrim

RADARPEKANBARU.COM - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan cuaca ekstrem melanda Provinsi Riau dalam pekan ini akibat terjadinya musim peralihan atau transisi dari kemarau basah menjadi kemarau.

"Kami minta warga di Riau waspada dalam hadapi kondisi cuaca seperti ini. Angin kencang dan dapat disertai hujan, lazim terjadi di musim transisi ini," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Selasa.

Ia tidak menampik jika semakin sulit menebak kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir dan berpotensi berlanjut hingga sepekan mendatang yang hampir terjadi di seluruh wilayah provinsi tersebut.

Dia mencontohkan pada pagi hari cuaca terlihat cerah dengan pancaran sinar matahari, kemudian pada siang atau sore hari terjadi angin kencang, terkadang diikuti hujan dan dapat disertai petir.

Kondisi tersebut dinilai sangat membahayakan bagi transportasi terutama di laut, karena tinggi gelombang wilayah perairan tidak bisa berubah dalam beberapa saat dan bagi transportasi udara bisa menyebabkan goncangan hebat bagi pesawat.

BMKG setempat telah mengeluarkan prakiraan tinggi gelombang laut berkisar 0,25 sampai 0,75 meter dengan kecepatan angin antara lima hingga 15 knot atau 10 sampai 28 kilometer perjam.

"Kami tetap imbau agar kedua jenis transportasi ini, tingkatkan kewaspadaan terutama bagi kapal laut. Sebab, walau sudah dilengkapi dengan teknologi canggih seperti radar di pesawat, tapi kehati-hatian tetap diperlukan," kata Slamet.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya bulan lalu mengatakan adanya fenomena kemarau basah di Indonesia itu berdasarkan dari pengamatan 50 tahun terakhir.

"Kemarau basah terjadi, karena ini dipengaruhi El Nino yang diikuti langsung La Nina," katanya.

Dia menyebut La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik area khatulistiwa dan mendorong bertambahnya suplai uap air bagi Indonesia sehingga curah hujan akan cenderung meningkat.

Sementara itu, El Nino merupakan kebalikan dari kondisi tersebut yakni musim kemarau panjang dengan curah hujan minim.

Hal itu menjadikan kemarau basah terjadi pada sebagian besar wilayah di Indonesia.

"Bahkan, cuma 26 persen wilayah Indonesia yang benar-benar merasakan musim kemarau," sebutnya. (ant)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER