Kanal

Tahukah Anda, Balon Walikota Jufri Zubir Pernah Masuk Penjara, Ini Kisahnya

RADARPEKANBARU.COM-Jufri Zubir, tiba-tiba namanya bergulir begitu cepat di tengah masyarakat. Pria dengan penampilan sederhana tersebut menjadi pembicaraan, bukan cuma karena ada baliho dengan fotonya yang tersenyum ramah juga karena sikapnya yang bersahaja dan agamis.

Bahkan Jufri berfalsafah tentang hidup yang bak sampul buku, memperlihatkan bagaimana sikap relegiusnya demikian kental. Bakal Calon Walikota Pekanbaru ini pun berniat maju untuk membangun Pekanbaru, negeri yang dia cintai, tempat dia lahir dan tumbuh.

"Hidup manusia itu seperti sebuah buku, sampul depan adalah tanggal lahir dan sampul belakang adalah tanggal kembali kepadaNya, Sang Maha Pencipta. Tiap lembarannya adalah hari hari dalam hidup, ada yang tebal, ada yang tipis," kata Jufri berumpama.

Masih soal buku, hidup itu juga menyediakan kebaikan dan keburukan. Karena dalam sebuah buku, seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang masih putih, bersih, baru tanpa cacat.

"Seburuk apapun kemarin, Allah selalu menyediakan hari yang baru, kesempatan yang baru, dengan cara melakukan sesuatu yang benar setiap hari, memperbaiki kesalahan dan melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkan-Nya, karena itu janganlah putus asa," ujar Jufri.

Falsafah hidup Jufri menjadi menarik ketika kita mengamati dan menelusuri jalan hidup Jufri, pengusaha sukses di Pekanbaru yang saat ini mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Walikota Pekanbaru, periode 2017-2022.

Kisah hidupnya demikian heroik. Jatuh bangun, kaya miskin telah dia lakoni. Bukan hanya itu, keluar masuk penjara juga sudah dia jalani, dalam kasus yang menurut Jufri sama sekali tidak dia lakukan. Tetapi pengkhianatan teman, pengkhiatan pengacaranya, membuat Jufri harus merasakan  dinginnya ruangan dalam penjara.

Pada tahun 1999 misalnya, Jufri Zubir ditahan dalam kasus penembakan Ketua Pemuda Pancasila kala itu, Duyun, yang adalah juga sahabatnya. Perbuatan yang tidak dia lakukan sama sekali tetapi dia harus mendekam hampir satu tahun dalam penjara.

"Keluar dari penjara saya benar-benar tak punya apa-apa, bahkan untuk beli beras pun saya tak punya. Tetapi Tuhan Maha Mendengar do'a umatNya, karena pada tahun 2001 saya bahkan bisa naik haji," kata Jufri.

Pulang dari Mekah Tuhan memberikan nikmat dunia berupa rezeki yang berlimpah kepada Jufri. Lalu dia membeli tanah pada tahun 2004 melalui lelang di BPPN di Jalan Sudirman Pekanbaru, sebuah kawasan yang sangat strategis. Tapi sungguh tak dia duga jika tanah ini akhirnya membawa Jufri masuk kembali ke penjara, karena pengkhianatan pengacaranya sendiri, Tomi Karya.

Tomi Karya dalah pengacara Jufri. Sebagai ahli hukum tentu dia gampang memanipulasi data dan Jufri pun amat percaya kepadanya. Akhirnya tanah tersebut berganti nama menjadi nama Tomi dan Jufri juga sempat divonis 1,6 tahun gara-gara tanah ini.

Tomi Karya ini adalah orang yang dipercaya dan disayang Jufri. Jufri yang menyekolahkannya hingga selesai S2 dan diberi gaji Rp25 juta perbulan. Belum lagi saham, kebun sawit 50 Ha di Rumbai Pekanbaru, dia berikan pada Tomi.

Lalu Jufri menyuruh Tomi mengurus penjualan tanah Jufri dengan nilai Rp100 Miliar. Bukannya uang yang didapat Jufri tapi malah dia yang dijebloskan ke penjara, karena tanah yang dijuala tersebut telah diganti nama oleh Tomi ke nama dia.

Lalu Tomi Karya dilaporkan Jufri ke Polda Riau. Sialnya, dua hari setelah pelaporan itu malah Jufri yang dieksekusi kejaksaan atau tuduhan memberikan keterangan palsu di atas tanah milik Jufri sendiri.

"Saya tak terima lalu saya banding eh ternyata hukumannya malam naik menjadi 6 bulan. Tak terima saya kasasi ke MA malah hukuman ditambah lagi menjadi 1,6 tahun. Itulah rekayasa hukum yang dilakukan oleh pengacara saya," kata Jufri.

Tetapi kebenaran selalu ada, karena Jufri akhirnya bisa melihat Tomi ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri dengan tuduhan penggelapan dokumen tanah Jufri Zubir untuk pembangunan Apartemen Condotel Pekanbaru Park di Pekanbaru.

Kasus ini berawal saat Jufri yang menjabat sebagai Direktur PT Mitra Nusa Graha memberikan kuasa tanah seluas 5,2 hektar di Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru kepada penasehat hukumnya Tomi, Tomi kemudian mengalihkan aset tanah tersebut dengan akte notaris untuk pembangunan Apartemen Condotel Pekanbaru Park.

Ujian Belum Berakhir

Ujian untuk Jufri Zubir ternyata masih belum cukup dari Allah SWT. Terlibat politik zaman pemilihan Gubernur Riau antara Saleh Jasit dan Rusli Zainal, dia juga sempat dihabisi secara ekonomi dan politik. Bahkan ibundanya meninggal dunia dalam situasi dia sulit tersebut, pada tahun 2006.

Pedihnya lagi, 7 hari setelah ibundanya meninggal Jufri kembali masuk penjara, kali ini karena kasus pemukulan terhadap seorang jaksa. Saat dia dalam penjara datang lagi musibah berat, anaknya meninggal dunia tenggelam karena menolong seorang temannya yang hanyut. Istri Jufri tak kuat menahan cobaan, sakit dan menderita stroke. Dalam situasi pedih beruntun itu Tuhan juga menjemput ayah Jufri Zubir.

"Tapi saya tak putus ada. Dalam penjara saya merenung dan minta ampun kepada Allah SWT. Saya ingat ketika masa muda saya lupa dan banyak berbuat dosa makanya saya tidak boleh dendam dan menyalah orang lain dalam perjalanan hidup saya," katanya.

Keluar dari penjara maka pada tahun 2007 Jufri dan keluarga memutuskan pindah ke Malaysia sampai tahun 2012.

"Semua yang kudapat dan kuraih saat ini bukan karena keberuntungan, melainkan rahmat dan karunia Tuhan yang setiap saat selalu kupintai kepada-Nya. Serta jika aku berserah, semua yang datang dan hilang akan aku ikhlaskan. Yang kutakutkan hanyalah jika Tuhan membenciku," kata Jufri, membagi cara bagaimana dia tidak putus asa dalam musibah beruntun yang dia terima.

Menurut Jufri, mengubah malam menjadi pagi saja Allah mampu, apalagi mengubah hidup anak manusia. Menerbitkan matahari saja Allah mampu apalagi menumbuhkan harapan dalam jiwa manusia. Tentu saja kata Jufri, dengan syarat manusia tak pernah lelah untuk meminta padaNya.

"Dekati Allah, rayu dia, janga pernah bosan berdo'a karena Allah lah yang Maha Kuasa mengubah segalanya," kata Jufri.

Menurut Jufri, kegagalan bukan hanya sukses yang tertunda tetapi itulah cara Allah agar manusia berhenti sejenak untuk merenung, bahwa hasil bukanlah satu-satunya tujuan tetapi proses yang benar, niat yang tulus, itulah yang mengundang Ridho Allah.

"Ada saatnya kita mundur sejenak untuk melompat yang lebih jauh , seperti anak panah yang di tarik dari busur bahwa badai kehidupan tak pernah luput dari manusia untuk memberikan pelajaran adakah dia bersama Allah dalam setiap ujian," kata Jufri. (radarpku)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER