Kanal

Presiden Disadap, Menkominfo Desak ITU Ambil Tindakan

Radarpekanbaru.com - Menkominfo Tifatul Sembiring mendesak agar International Telecommunication Union (ITU) sebagai badan di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tak diam menyikapi aksi penyadapan ilegal. Tifatul menilai, penyadapan bisa mengganggu hubungan antar negara, termasuk dengan Australia.

"Izinkan saya mengingatkan kita semua akan tujuan dan capaian telekomunikasi dan ICT bahwa keuntungan saling percaya di antara kita sedang dipertaruhkan," ungkap Tifatul yang disambut tepuk tangan dari para peserta forum internasional.

Tifatul menyampaikan masalah ini di dalam forum High Level Panel Envisioning Asia Pacific 2020, di Bangkok, Senin (18/11/2013). Tifatul menghadiri Acara connect Asia Pacific 2013, yang diselengarakan oleh ITU.

Acara ini dihadiri 7 kepala negara dan lebih 20 menteri ICT negara-negara Asia Pacific juga para stakeholder ICT. Gayung bersambut, wakil PM Kamboja mengusulkan agar ITU bertindak sebagai polisi dunia Telekomunikasi.

"Perang cyber, perang spionase dan kejahatan siber dapat merusak hubungan baik internasional," tegas Tifatul. "Bersama-sama mari kita tangani isu ini, untuk kebaikan bersama," tambah Tifatul lagi.

Mantan staf NSA Amerika Serikat Snowden mengungkapkan bahwa NSA Amerika telah menyadap telepon beberapa pemimpin dunia, tidak terkecuali pemimpin negara-negara Eropa yang notabene bersahabat dengan Amerika. Tidak kurang dari Kanselir Jerman, Angela Merkel, Presiden Brazil dan Presiden Mexico menumpahkan kekesalan mereka.

Kabar terbaru, juga melalui Snowden, bahwa Australia juga menyadap telepon Presiden SBY, Ibu Ani, Wapres dan sejumlah menteri. Setelah sebelumnya Snowden mengungkapkan bahwa kedutaan besar Amerika dan Australia di Jakarta aktif melakukan penyadapan.

Sumber : Detik.com
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER