RADARPEKANBARU.COM-Tertular HIV dari suami tak membuat kehidupan wanita ini hancur. Dengan melakukan pengobatan, ia malah jadi aktivis yang aktif mengampanyekan soal HIV-AIDS.
Kepada wartawan, wanita dengan inisial GS mengatakan memang tidak mudah membuka status sebagai pengidap HIV positif. Tekanan dari masyarakat, termasuk keluarga, membuatnya meminta namanya dirahasiakan. Namun bukan berarti ia tak mau berbagi cerita.
GS mengatakan ia tertular HIV dari suaminya. Ia yang kala itu hanya ibu rumah tangga biasa mengaku kaget dan tak percaya bisa sampai tertular HIV.
"Karena saya pikir saya bukan termasuk kelompok risiko. Saya tidak menjajakan seks dan tidak menggunakan narkoba suntik. Tapi kenyataannya saya tertular dari suami," tutur GS ditemui usai temu media di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (30/11/2015).
Setelah mencari-cari informasi soal HIV-AIDS, GS bertemu dengan sosok Prof Samsuridjal Djauzi, pakar penanganan HIV-AIDS di Indonesia. Prof Samsu mengatakan pengidap HIV masih bisa menjalankan hidup normal asalkan melakukan anti retroviral therapy (ART).
Sejak saat itu GS akhirnya rutin meminum arv dan berkecimpung di dunia HIV-AIDS. Kehidupan normal pun ia jalani. Setelah suami pertamanya meninggal, GS menikah lagi dan bahkan sudah memiliki tiga orang anak.
"Karena mengikuti program ARV, dulu saya lahiran harus cesar dan nggak boleh kasih ASI. Sekarng dengan pengobatan terbaru sudah bisa melahirkan per vaginal dan alhamdulillah memberikan ASI eksklusif pada anak saya hingga 6 bulan," ungkapnya.
GS berpesan kepada ibu rumah tangga lainnya agar lebih aware terhadap HIV-AIDS. Sebabnya tidak semua istri mengetahui apa saja yang dilakukan sumai ketika berada di luar rumah.
"Yang penting menjaga ketahanan keluarga kita, jangan sampai suami selingkuh atau malah main dengan penjaja seks. HIV masalah serius karena sudah masuk ranah domestik, sudah sampai tempat tidur kita. Banyak-banyak cari informasi soal HIV," ungkapnya.
(mrs/up/dtc)