Kanal

Kuota Elpiji Bersubsidi Riau Lampaui 101 Persen, Namun Masih Saja Langka dan Dijual Mahal

RADARPEKANBARU.COM - Walau realisasi kuota elpiji tabung tiga kilogram di Provinsi Riau hingga awal Oktober 2015 sudah melampaui target tahunan yang ditetapkan oleh Pertamina dan pemerintah daerah setempat, bahkan sudah diangka 101 persen.Namun masih saja elpiji langka di tengah masayrakat, bahkan untuk mendapatkan elpiji tiga kliogram ini masyrakat mengeluhkan harga di pasaran yang selangit.

"Elpiji langka dan terpaksa kami beli dengan harga Rp 45ribu pertabung isi tiga kilogram" kata salah seorang warga jalan delima panam yang tak ingin namanya di tulis.

Realisasi kuota elpiji tabung tiga kilogram di Provinsi Riau hingga awal Oktober 2015 sudah melampaui target tahunan yang ditetapkan oleh Pertamina dan pemerintah daerah setempat, bahkan sudah diangka 101 persen diakui oleh Kabid Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru Masirba Sulaiman.

"Kami menerima informasi dari Pertamina angka yang dikeluarkan untuk kebutuhan gas elpiji tiga kilogram hingga kini sudah lebih 1 persen dari target tahunan," ungkap Mas Irba Sulaiman di Pekanbaru, Rabu.

Irba menjelaskan secara rencana Pertamina sudah menetapkan kuota Riau sebesar 35 juta tabung setahun untuk kebutuhan 12 kabupaten/kota.

Namun kenyataannya jumlah tersebut sudah habis terdistribusi, bahkan berlebih sebesar 1 persennya. Sementara tahun anggaran masih bersisa sekitar dua bulan lagi.

"Angka ini terlapor saat kami mengikuti rapat koordinasi bersama semua instansi terkait di Provinsi Riau kemaren," ujar Irba.

Menurut analisa Irba, peningkatan ini trennya terjadi tiga bulan belakangan ini paska berbagai gejolak pada bahan bakar gas, baik kenaikan harga, kelangkaan, bahkan dampak kabut asap.

Irba menjelaskan dari laporan Pertamina didapat ada fenomena baru dimasyarakat dalam pola penggunaan gas bersubsidi yang berakibat meningkatnya permintaan.

Pertama terang Irba, mulai beralihnya konsumen elit dan mampu menggunakan elpiji tiga kilogram. Lalu keluarga pemakai selama ini yang berasal dari ekonomi lemah tidak lagi menggunakan satu tabung namun rata-rata dua karena membuat cadangan untuk sewaktu-waktu ada kelangkaan.

Terakhir fenomenal yang memang belum ada kajian penelitiannya namun terbukti, lanjut Irba, yakni dampak kabut asap telah berakibat keluarga lebih banyak beraktifitas di rumah, sehingga kebutuhan makanan dan minuman dimasak sendiri.

"Artinya keluarga yang bertahan di rumah lebih sering memasak ketimbang membeli makanan jadi diluaran karena malas keluar membeli akibat asap," beber Irba.

Makanya beberapa fenomena di lapangan ini lanjut Irba sudah menjadi pembahasan rapat bersama antara Pemerintah Provinsi, Pekanbaru dan Pertamina, Hiswana Migas,  untuk direkomendasikan sebagai masukan pada pertemuan lebih tinggi lagi di level pusat.

"Bahkan Pertamina mengatakan kepada kami akan merevisi target kuota tahunan elpiji tiga kilogram Riau dalam waktu dekat," ulasnya lagi.

Berbicara area Pekanbaru, Irba mengatakan sejauh ini masih normal kuotanya. Dari 500 ribu tabung perbulannya yang didistribusikan rata-rata mencukupi untuk memenuhi kebutuhan lokal.

"Yang banyak bertambah itu untuk permintaan kabupaten kota se Riau," tandasnya. (radarpku)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER