Kanal

Wah, Petani Cabe Merah Asal Kampar Ini Raup Rp6 juta Per Minggu

KAMPAR,RADARPEKANBARU.COM-Luar biasa, petani cabe merah berhasil mengumpulkan uang Rp6 juta dalam seminggu.Penghasilan itu murni dari buah cabe merah yang ditanam dengan menggunakan Mulsa ataupun semacam terpal menutupi tanah yang digambu dan di lobangi setiap batang cabe yang ditanam.

Petani sukses ini bernama lengkap Diris Ang (34), yang tinggal di dusun IV desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar. Sapaan sehari-harinya Ang, kepala keluarga dengan anak dua dan isteri bernama Gustinar (33).

Hidup bertani tidaklah dipandang mudah. Dimana setiap harinya mengeluarkan keringat dan menguras tenaga. Bahkan pekerja petani ini mulai bekerja dari pagi hingga sore.Dengan sulitnya ekonomi petani dipedesaan, sehingga Ang memiliki inisiatif sendiri untuk bercocok tanam cabe merah.





foto : kebun cabe di dusun IV desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu

Dengan berbagai upaya dan modal yang cukup besar, Ang haruslah mengeluarkan uang modal awal sekitar Rp5 juta. Semua uang itu bercukupan untuk memenuhi modal usahanya itu, hebatnya Diris Ang sukses dengan modal sendiri bukan dari program P4S yang di gadang-gadangkan Bupati Kampar.

Digambarkan pria yang tinggi dan berkulit kuning lansat ini, bahwa pada awal mencoba ia merasa takut akan gagal. Dengan modalnya yang cukup menguruskan saku itu banyak yang mesti dijadikan untuk kelengkapan tanaman cabenya.

" pertama bibit cabe merah sebanayak 1400 batang, pupuk, Mulsa, cabak, alat penyemprot, racun hama," jawab Ank pada saat ia sebelum melakukan penanaman.
Tanaman cabe merah yang diisi dalam ukuran tanah seluas seperempat hektar yang strategis terletak ditepi waduk dan tanah kuning kemerahan yang subur.

Pria yang mudah tersenyum ramah ini  mengakui, untuk bibit cabe merah tidaklah ia beli. Tetapi, ketika hari jumat (buka pasar desa Tanjung) ia mencari cabe-cabe merah bisuk yang dibuang oleh pedagang pasar. Kemudian dikumpulkan dan bijinya direndam selama sehari. Sehingga disamaikan ditanah yang sejuk dan terlindung dari panas matahari.
Untuk menipiskan modalnya itu, Ank melakukan apa yang bisa dia lakukan selagi tidak menggunakan uang.

kalau kita bisa buat sendiri, ya kenapa mesti dibeli. Memang, kalau bibit yang dikemas itu mungkin bagus. Tetapi saya memikirkan modalnya cukup banyak, maka saya sisakan buat beli beras," ungkap Ank di pematang pinggiran kebun sambil menghisap sebatang rokok.

Dari upayanya itu, akhirnya Ank bisa senyum lebar akan hasil cabenya itu sampai Rp6 juta didapatinya per minggu.
Sekarang buah cabe merahnya begitu lebat dan segar. Tinggi pohon cabe setara dengan dada orang dewasa itu, memiliki buah yang lurus rata-rata berukuran sekitar 35 cm.

Dikatakan pria dari keluarga yang sederahana ini mangungkapkan, dalam hidupnya yang menengah kebawah itu merasa terpuruk dengan ekonomi keluarganya.
Dia yang dulunya bekerja sebagai seorang penyadap karet dihutan desa Tanjung.
Namun, belum begitu cukup untuk keluarganya. Belum lagi kedua anaknya saat ini yang tua bernama Rani (14) duduk dibangku kelas dua SMP. Kemudian anaknya yang kedua bernama Ridho (11) duduk dikelas lima SD, sama sekolah di Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu.

Namun setelah Ang mengalihkan pekerjaannya menjadi petani cabe merah, keluarganya sudah merasakan keringanan dalam memenuhi kebutihan hidup.
"Alhamdulillah, atas rizki yang diberikan yang maha kuasa, sehingga saya dapat memenuhi kebututuhan keluarga saya ini," ungkap Syukur dari ayah sepasang anak itu.

Adapun, Ang memulai menanam cabe merah dari tahun 2013 sampai sekarang.
Dengan hasil panen dalam seminggu dapat mencapai 17 kali panen. Pada dalam seminggu berarti dia panen sebanyak dua kali.
Dari panennya dua kali seminggu itu, ia berhasil mendapat laba kotor sebanyak Rp6 juta.
Namun hasil itu kata dia tergantung harga juga.

"Biasanya saya jual 40 ribu perkilo. Dan ada juga sampai 50 ribu. Tergantung ekonomi masyarakat," katanya.
Ketika ditanya berapa untung yang didapat dalam hitungan setahun, ia menjawab mengirakan sekitar Rp245 juta pertahunnya.
"Tahun lalu saya dapat laba bersih Rp200 juta," tambahnya.
Namun, pengeluaran untuk kebutuhan tanaman

cabenya itu cukup banyak. Seperti pupuk jenis MPK, Sp 36, Petroganik yang harus dibeli lima karung setiap bulannya. dan ditambah pupuk alami lainnya.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Ang melakukan pemupukan dua kali dalam sebulan.
Disiram dan disemprot dengan racun hama. Dan hasilnya sangat memuaskan Ang.

Petani sukses ini, banyak mendapat pujian dari kawan-kawan terdekat.
Sikui (34) menuturkan, bahwa dirinya salut melihat perkembangan ekonomi teman dekatnya itu. Sehingga ia juga termotivasi untuk membuat kebun cabe merah ditanahnya sendiri.
" sekarang dia (Ang,red) sukses dengan kebun cabenya itu. Meski dengan 1400 batang sekali tanam, tetapi hasilnya dapat membuat rumah yang megah," ungkap Sikui teman dekat petani sukses itu.

Tak hanya warga, camat Koto Kampar Hulu, Mahrusi juga sudah memberi acungan jempol kepada petani yang gigih usaha tersebut.
" saya terharu juga melihat usaha dan hasilnya itu. Patut untuk dicontoh oleh masyarakat khususnya di Kecamatan ini, untuk membudidayakan tanaman cabe merah," terang Camat.
Apalagi Kabupaten Kampar, bupatinya (Jefri Noer,red) kata camat, sedang membangun program petani dengan bebagai budidaya tanaman pangan.
Mahrusi mengakui, bahwa di Kecamatan Koto Kampar hulu sangatlah tinggi potensi alam untuk bercocok tanam bertani.

Serta tanah yang subur menjadikan tanaman di Kecamatan berbuah segar.
Ditambahkan camat, suksesnya petani tersebut adalah dari usaha dan memanfaatkan sarana yang ada di Kecamatan Kotp Kampar Hulu ini. Karena masao disini rata-rata banyak berkehidun petani.(radarpku/idon)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER