Kanal

Apakah Bencana Hukuman atas Dosa Manusia?

JAKARTA,Radarpekanbaru.com -- Wabah Covid-19, bencana banjir bandang atau musibah lain tentunya menjadi peristiwa yang tidak diinginkan manusia. Dampaknya yang luas hingga memakan korban jiwa merupakan hal yang membuat manusia bersusah hati dan tidak ingin mengalaminya. Peristiwa-peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan di balik bencana. Apakah bencana terjadi karena dosa-dosa yang dilakukan manusia?

Seperti kisah-kisah umat pada masa Nabi terdahulu yang ditimpakan bencana besar karena dosa mereka? Berikut penjelasannya dilansir dari About Islam. Menurut intelektual Muslim asal Amerika Serikat Leah Mallery, bencana bisa diartikan sebagai ujian. Ujian bagi orang yang menimpanya dan ujian bagi orang-orang di sekitarnya apakah mau membantu atau tidak.

"Akankah kita yang mampu memberi, memberi? Atau akankah kita hanya berdoa dan mengucapkan kata-kata manis?" katanya.

Bencana karena dosa manusia dikatakannya juga merupakan pemikiran yang yang sejalan dengan retorika umum di antara beberapa pemimpin agama di Amerika Serikat. Mereka banyak menjelaskan bencana alam adalah cara Tuhan menghukum karena dosa-dosa kita. Mereka sering mengutip kisah Lot dari Alkitab, yang menggambarkan bagaimana kota Sodom dan Gomora dihancurkan karena kejahatan penduduknya.

Kisah kaum Nabi Luth atau Nabi lain yang umatnya dihancurkan juga ada dalam Alquran. Namun, dengan perbedaan penting bahwa semua penduduk kota yang saleh juga diselamatkan dari hukuman Allah. Perbedaan ini penting, karena merupakan contoh konsep penting dalam Islam, yakni tidak ada yang bertanggung jawab atas dosa apa pun kecuali dosanya sendiri.

Allah SWT berfirman yang artinya:

"..Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al-An'am: 164)

Menurutnya, badai dan bencana alam lainnya tidak mungkin menjadi hukuman atas dosa.  Jika memang begitu, maka bencana hanya akan mempengaruhi mereka yang pantas dihukum.

Manusia Menyebabkan Perubahan Iklim

Leah menyebut ada bukti tak terbatas dalam Alquran dan Hadis bahwa hukum sains dan alam adalah ciptaan Allah. Ini mungkin tampak jelas dengan sendirinya, tetapi penting untuk menarik perhatian pada poin ini karena kita umat Islam harus ingat bahwa sains dan Islam tidak bertentangan.

Jika menelitinya lebih lanjut, maka seorang beriman disebutnya akan mencari jawaban dengan ilmiah. Kajian ilmiah penting dalam konteks bencana alam karena menurut para ilmuwan iklim, aktivitas manusia telah dikaitkan dengan sejumlah besar bencana alam.

"Kita mengalami bencana yang lebih besar dan frekuensinya daripada dalam sejarah manusia baru-baru ini. Oleh karena itu kita harus memeriksa apa yang kita, sebagai manusia, lakukan untuk menyebabkan ini," ungkapnya.

Mengapa Allah tidak Mengintervensi?

Tentu, seorang Muslim mungkin bertanya: jika Allah Mahakuasa, tidak bisakah Dia menghentikan bencana ini? Dia menyebut jawabannya adalah, tentu saja Dia bisa. Dan Dia mungkin melakukannya setiap saat setiap hari. Bagaimana kita bisa tahu bencana macam apa yang Allah campur tangan untuk melindungi kita?

Tentang topik ini, Nabi Muhammad SAW dilaporkan telah memberi tahu para sahabatnya:

"Tidaklah seorang muslim yang menyeru Tuhannya dengan doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali silaturahmi, melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal: Dia akan cepat mengabulkan doanya, atau Dia akan menyimpan (pahala ) di akhirat, atau Dia akan mengalihkan kejahatan yang setara darinya," (HR. At-Tirmidzi)

"Dia telah menciptakan alam semesta untuk mengikuti serangkaian hukum. Ini adalah hukum fisika, hukum alam, dan berbagai hukum ilmiah lainnya," katanya.

"Apa yang kita lihat sekarang tentang perubahan iklim dan bencana alam adalah manifestasi dari hukum alam semesta. Perubahan iklim bumi memiliki konsekuensi dan kita melihatnya sekarang," tambahnya.

Leah Mallery mengatakan Allah SWT mengendalikan segala sesuatu di alam semesta, tetapi Dia juga telah memberi kita kehendak bebas dan kita harus menghadapi konsekuensi dari pilihan yang kita buat. Kita manusia perlu membuat pilihan yang lebih baik mengenai perawatan dan pemeliharaan planet bumi: rumah yang telah Allah berikan kepada kita.

"Dalam membuat pilihan yang lebih baik, kita mungkin dapat menghentikan perubahan iklim sebelum memburuk dan tidak melihat lebih banyak bencana seperti yang kita lihat sekarang," ujarnya. (rep)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER