Trump Ancam Tembak Migran yang Lempar Tentara dengan Batu

Jumat, 02 November 2018

WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan, tentara yang dikerahkan ke perbatasan Meksiko dapat menembak migran Amerika Tengah. Tentara bisa menembak jika para migran melempari mereka dengan batu. Trump mengatakan kepada para wartawan di Gedung Putih, ribuan migran yang berusaha berjalan dari Amerika Tengah melalui Meksiko, telah melempar batu dengan kejam dan kasar ke polisi Meksiko.

 

"Kami tidak akan tahan dengan itu. Mereka ingin melempar batu ke militer kami, militer kami melawan kembali," ujar Trump. "Saya mengatakan kepada mereka (pasukan) untuk menganggapnya (batu) sebagai senapan. Ketika mereka melemparkan batu seperti yang mereka lakukan kepada militer dan polisi Meksiko, saya katakan anggaplah itu senapan," jelas Trump, pada Kamis (1/11), dikutip Channel News Asia.

 

Trump telah meningkatkan retorikanya setiap hari menjelang pemilihan anggota kongres pada Selasa (6/10) depan. Ia menuduh oposisi Demokrat ingin membuka perbatasan bagi orang-orang yang jahat, pemerkosa, dan sebagainya.

 

Trump mengatakan, mulai sekarang AS akan menghentikan kebijakan yang mengizinkan orang untuk mengklaim suaka politik di perbatasan kecuali mereka melewati pos perbatasan resmi terlebih dahulu.  Mereka yang ditangkap di perbatasan akan ditahan di tenda-tenda atau fasilitas lain sampai mereka dapat dideportasi atau permintaan mereka disetujui.

 

Sejumlah kritikus mengatakan, pemikiran radikal seperti itu terhadap kebijakan suaka bisa melanggar undang-undang yang ada saat ini. Namun Trump menolak hal tersebut. "Ini benar-benar legal. Tidak, kami menghentikan orang-orang di perbatasan. Ini adalah invasi, dan tidak ada yang mempertanyakan itu," katanya.

 

Pemerintah AS pada Rabu (1/11) mengeluarkan angka yang mengatakan hanya sekitar 400 ribu orang yang telah ditangkap di perbatasan pada 2018. Jumlah itu turun dari sekitar 1,6 juta pada 2000. Trump mengatakan dia tidak anti-migran tetapi ingin migrasi sepenuhnya dikendalikan. "Massa yang tidak terkontrol sangat tidak adil bagi banyak migran yang taat hukum yang sudah tinggal di sini yang mengikuti aturan dan menunggu giliran mereka," ungkap Trump. (rep)