Wow! Belanja Pemilu 2014 Dorong Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

Sabtu, 22 Maret 2014

Ilustrasi

RADARPEKANBARU.COM - Bank Indonesia mencermati bahwa tingginya tingkat konsumsi di kuartal pertama 2014 akan menjadi penopang keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Seperti dikutip dari rilis Bank Indonesia terkait laporan tentang Tinjauan Kebijakan Moneter, Sabtu 22 Maret 2014, berbagai indikator dini dan indikator penuntun sampai Februari 2014 mengindikasikan akselerasi pertumbuhan ekonomi masih berlanjut pada triwulan I 2014, meskipun lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya.

Akselerasi perekonomian terutama bersumber dari peningkatan konsumsi rumah tangga seiring belanja Pemilu yang diperkirakan mencapai puncaknya pada triwulan I 2014.Namun demikian, pengaruh pelaksanaan pemilu terhadap konsumsi rumah tangga ini tidak sekuat pengaruh yang terjadi pada periode-periode sebelumnya. Investasi, di tengah sikap menunggu dunia usaha terhadap hasil pemilu 2014, diprakirakan mulai meningkat.

Sementara itu, akselerasi ekspor diprakirakan sedikit tertahan sebagai dampak temporer pemberlakuan peraturan pemerintah terkait izin ekspor mineral mentah, meskipun ekspor manufaktur tetap kuat. Impor juga diperkirakan meningkat sejalan kenaikan konsumsi rumah tangga dan investasi.

"Akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 didorong oleh konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang meningkat sejalan dengan peningkatan belanja Pemilu," demikian kutipan laporan tersebut.

Laporan itu menjelaskan bahwa berdasarkan data historis pada Pemilu tahun 2004 dan 2009, peningkatan konsumsi rumah tangga terutama berasal dari konsumsi partai politik dan calon anggota legislatif. Namun demikian, peningkatan konsumsi rumah tangga sebagai dampak kegiatan Pemilu 2014 diprakirakan tidak sekuat prakiraan sebelumnya. Prakiraan ini antara lain dipengaruhi oleh aturan pembatasan wilayah pemasangan alat peraga kampanye pada kegiatan Pemilu 2014.

"Peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2014 juga dipengaruhi oleh keyakinan konsumen yang tetap kuat."

Perkembangan terkini, menurut laporan itu, menunjukkan bahwa keyakinan konsumen, berdasarkan pengamatan beberapa lembaga survei, berada dalam tren yang meningkat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) BI tetap kuat hingga Februari 2014.

"Peningkatan keyakinan konsumen juga terindikasi pada IKK Danareksa dan ANZ Roy Morgan. Bahkan, IKK Danareksa mencapai posisi tertinggi sejak akhir tahun 2012 seiring naiknya keyakinan akan kinerja ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan."

Beberapa indikator terkini mendukung prakiraan meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2014. Pada Januari 2014, penjualan eceran meningkat disumbang oleh penjualan kelompok makanan, sandang dan perlengkapan rumah tangga.

"Ekspektasi kenaikan harga yang meningkat hingga pertengahan tahun 2014 juga dapat menjadi insentif bagi konsumen untuk segera melakukan konsumsi."

Selain itu, ekspektasi pendapatan konsumen juga masih tinggi seiring kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan daya beli PNS dari remunerasi lanjutan 14 Kementerian/Lembaga pada tahun 2014.

Kenaikan peningkatan konsumsi rumah tangga sedikit tertahan karena pada sisi lain dampak pass through depresiasi rupiah mulai mengurangi daya beli konsumen.

"Kondisi ini tercermin pada penurunan pasokan barang konsumsi dari impor sejak triwulan IV 2013, dipengaruhi depresiasi rupiah dan dampak kebijakan perpajakan terkait impor yang diberlakukan Pemerintah." (viva)