Antara Borok BRK dan Menggoreng Isu Poligami Suhardiman Ambi

Kamis, 05 April 2018

Sekretaris Komisi III DPRD Riau, Suhardiman Ambi (tengah) saat aksi 212 di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

RADARPEKANBARUCOM-Poligami yang diperbolehkan dalam Islam sering mendapat serangan bertubi-tubi dari musuh/lawan politik maupun orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk kepentingan tertentu.

Demikian disampaikan alumni 212, Datuk Panglimo Dalam Suhardiman Amby, kepada Radar, kamis (5/4) siang.

"Waspada cara-cara ini dilakukan sebagai senjata untuk melemahkan perjuangan para tokoh-tokoh muslim yang kritis," kata Suhardiman.

Menurut Suhardiman setidaknya ada tiga tahapan orang-orang jahat dalam menyerang tokoh-tokoh yang vokal melalui isu poligami. 

Pertama, marhalah at tasykik, yaitu tahapan menciptakan keraguan terhadap kelayakan dan kebaikan nilai dan prinsip Islam, seperti masalah bolehnya poligami, cerai, haramnya riba dan sebagainya.

Kedua, marhalah an Nabdu, yakni tahapan menjatuhkan nilai dan prinsip Islam, setelah itu mereka meyakinkan kepada umat Islam dan basis pendukung, bahwa tokoh itu tidak layak lagi didukung.

Ketiga, marhalah ath tharhu, yakni tahapan penawaran nilai-nilai dan prinsip sekulerisme Barat maupun komunis sebagai pengganti nilai dan prinsip Islam.

Konspirasi jahat untuk menjatuhkan nilai dan prinsip Islam terhadap tokoh yang kritis terus berlanjut hingga kini dan akan terus berlanjut. 

Kaum licik masih begitu yakin bahwa tokoh muslim akan bisa dihancurkan dengan menyebarkan fitnah terhadap mereka.

Namun yakinlah kita tidak akan pernah ditaklukkan selama kita masih berpegang teguh kepada nilai dan prinsip Islam. 

Karena itu waspadalah atas konspirasi jahat dalam merobohkan nilai dan prinsip Islam dan Kemelayuan dibalik serangan pemikiran seputar hukum poligami.

Jadi, poligami adalah ajaran Islam yang hukumnya mubah selama memiliki niat yang baik. Lebih utama lagi jika pelaku poligami mampu mengambil hikmah dakwah dan politik dibalik poligami Rasulullah. 

Sebagai pribadi dan sebagai politisi Suhardiman juga mengaku tidak menapikan bahwa dirinya suatu saat juga tidak tertutup kemungkinan akan mendapat serangan dari oknum tertentu terkait isu dan berita hoax untuk membunuh karakternya sebagai seorang politisi.

" Saya juga berpoligami justru untuk menjauhi zina, prinsipnya meski harus bijaksana, diniatkan ibadah, maka saya yakin akan membawa hikmah dan kebaikan," kata Suhardiman yang juga Sekretaris Komisi III DPRD Riau ini.

Berikut wawancara Radar dengan Datuk Suhardiman Ambi,yang belakangan juga diterpa isu keretakan rumah tangga.

Radar : Kami dapat kabar anda ada masalah dalam keluarga, sampai-sampai istri anda melibatkan pengacara?

Suhardiman : Sebelum saya jawab, terlebih dahulu saya ucapkan selamat bagi yang mampu dan sudah berpoligami, bagi yang belum, tidak jadi masalah dan tidak perlu dipermasalahkan.

Masalah dalam rumah tangga saya hanya persoalan mis komunikasi, saya juga tengah berusaha mencari jalan keluar agar istri pertama dan istri kedua saya agar tetap akur,  saya mohon doanya.

Persoalan melibatkan pengacara dan ada pihak lain yang ingin memperkeruh dan ikut campur dalam urusan rumah tangga saya ini, kiranya sudah saya jelaskan diatas.

Radar : bisa anda jelaskan lebih rinci, maksudnya apa? 

Suhardiman : Saya ini politisi, bagi orang-orang tertentu dengan menggoreng isu rumah tangga saya mungkin cara ini lebih ampuh untuk menjatuhkan dan membunuh karakter pribadi saya.

Artinya begini,  saya tahu betul bahwa Hj Yulia Herma istri pertama saya adalah orang yang baik dan hormat kepada saya selaku suaminya. Dia istri sholeha sekaligus ibu yang baik bagi anak-anak saya. Kami tak ada masalah, selama ini baik-baik saja.

Radar : lalu kenapa sampai ada silang sengketa dan ada isu rumah SN istri kedua anda di labrak ,sampai-sampai Hj Yulia Herma juga tega membuat laporan ke Polsek?

Suhardiman : namanya sudah masuk pihak ke-tiga, istri saya wanita baik hanya dimanfaatkan saja oleh pihak tertentu, apalagi ada ikut campur pengacara Asep Ruhiyat, tentu maunya saya ini hancur.

Radar : pengacara Asep Ruhiyat ?

Suhardiman : Ia benar, dia pengacara istri saya, haha dia itu juga pengacara Bank RiauKepri.

Perlu saya jelaskan, saya ini wakil rakyat bekerja di komisi III DPRD Riau. Belakangan BRK yang mulai hancur kami minta dibenahi. Kajian kami di komisi III menemukan kinerja manajemen BRK bermasalah, Bank ini kalau tidak cepat diselamatkan maka maka terancam gulung tikar. 

Kalian simpulkan saja sendiri bergentayangan berita hoax yang menyerang pribadi menggangkat isu rumah tangga saya, ditengah saya menyoroti Bank Riau.

Asep Ruhiat itu pengacara Bank RiauKepri, merangkap jadi pengacara istri saya. Namun saya yakin ini bentuk kepanikan pihak oknum BRK yang tengah disoroti.

Radar : anda kapok mengkritik BRK?

Suhardiman : saya bekerja untuk rakyat , digaji dari uang rakyat, saya janji akan membongkar semua skandal di BRK.

Saya tak ada masalah dengan Asep Ruhiyat, namun saya tidak sepenuhnya percaya bahwa Asep Ruhiat bersih dalam kehidupan rumah tangganya. Dia yang mempermasalahkan saya yang berpoligami juga belum tentu bersih, haha silahkan wartawan kroscek saja ada berapa sebenarnya istri Asep Ruhiat? 

Radar : sepertinya anda juga tahu banyak tentang Asep Ruhiyat?

Suhardiman : tidak juga, namun banyak juga informasi dan laporan masuk kepada kami terkait rekam jejak Asep Ruhiat, semuanya sudah kami kantongi.

Namun fokus kami tetap pembenahan BRK,  bukan pada Asep Ruhiat, ia hanya alat oknum BRK, hidup di tanah Riau tak mungkin dia meRaja-raja di kampung orang. Saya sudah maafkan dia. (radarpku)