Inilah Hasil Kajian Komisi III DPRD Riau

Selasa, 27 Maret 2018

Grafik Deposito BRK

RADARPEKANABRUCOM - Jika penghargaan yang terus diterima Bank Riau Kepri (BRK) dari berbagai tempat rasanya kita pasti berfikir bahwa penghargaan tersebut dengan kinerja berjalan seiiring atau secara gamblang dapat kita katakan karena kinerja yang cemerlang BRK mendapat penghargaan.

Ternyata diluar dugaan kita,  BRK justru di poles diluar namun hancur didalam. Demikian disampaikan Skeretaris Komisi III DPRD Riau, Datuk Suhardiman Ambi kepada Radar, minggu (26/3) malam.

Suhardiman merasa bingung dan gemas melihat kinerja BRK."Lihat grafik kinerja yang saya buat untuk menganalisa kinerja BRK berikut dengan membuat perbandingan dimasa dirut yang lalu dengan dirut yang saat ini, "katanya.

Dengan mengedukasi masyarakat dan para pemegang saham Suhardiman berharap kebiasaan pencitraan berubah menjadi perbaikan kinerja dan yang terpenting Bank Riau Kepri (BRK) mampu menghilangkan nepotisme.

"Karena adanya KKN selama ini yang merusak kinerja Bank Riau Kepri," tutur Datuk. Sudardiman juga memaparkan grafis yang ia buat untuk menganalisa pertumbuhan dari komponen penting di Bank Riau Kepri (BRK).

"Dari grafis yang saya buat kita dapat lihat pertumbuhan dari komponen penting didunia perbankan, seperti asset pada periode dirut yang lalu bisa tumbuh sebesar 68,75% , dana pihak ketiga tumbuh 65,37% , kredit tumbuh 208,35%, jaringan kantor tumbuh sebesar 118,75%, " jelas Suhardiman.

Bagaimana dengan saat ini asset terlihat dari grafik cendrung mendatar pertumbuhannya , dana pihak ke tiga cenderung turun terutama giro ,sedangkan tabungan tumbuhnya mendatar tidak signifikan, deposito juga flat.

"Jika ini yang terjadi bagaimana bisa Bank Riau Kepri (BRK) mendapat penghargaan yang begitu banyak karena sepengetahuan saya sebagai seorang yang berpendidikan sarjana ekonomi dan master ekonomi merasa award atau penghargaan yang dikejar dirut BRK yang hampir setiap bulannya memperoleh rata rata 2 penghargaan hanya bersifat pencitraan karena ketidak mampuan dirinya dalam mengelola Bank milik pemda tersebut," tambah Datuk.

Masih menurut Suhardiman bahwa tidak adanya visi yang jelas atas apa yang menjadi goal dari seorang dirut dalam 1 periode kepemimpinan nya.

"Saya berfikir patut menduga kapasitas beliau yang basicnya seorang pemimpin divisi di Bank dengan asset 1/3 dari BRK dan kompleksitas masalah yang tidak serumit BRK , saya meilai  Irvandi Gustari belum siap mengelola BRK karena culture yang ada di bank swasta dengan bank pemda itu berbeda," tegasnya.

Sudardiaman juga membongkar grafik kinerja kredit dan laba BRK. Bahwa Perjuni tahun 2012 saja dirut lalu mampu memberikan laba sebesar 223 miliar , artinya setengah tahun saja di tahun 2012 brk bisa membukukan laba 223 miliar.


"Bagaimana dengan saat ini laba masih berkisar diangka 400 sehingga tidak ada peningkatan . Bagaimana laba dapat meningkat jika karyawan merasa ngak nyaman dan cenderung takut dengan sikap arogansi direksi .Bagaimana BRK mau maju jika orang-orang yang punya kapasitas, kapabilitas dan integritas disingkirkan karena dianggap bertentangan sama direksi." tutup  Suhardiman. (radarpku)

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.

 

Foto Redaksi Indomedia.