Untuk Siapa Blok Rokan Setelah Kontrak Chevron Habis 2021 Nanti

Sabtu, 10 Maret 2018

RADARPEKANBARU.COM. Kontrak sumur minyak di Blok Rokan harus dikembalikan. Ini bukan permintaan pejabat atau wakil dari salah satu perusahaan. Ini adalah permintaan rakyat Riau sejak lama. Tapi tahun 2021 itu menjadi waktu penentu, seiring dengan habisnya kontrak PT. Chevron Pasifik Indonesia (CPI).

 

Blok Rokan adalah sumur minyak bumi terbesar di Indonesia. Lokasinya ada di Riau. Data dari Kementerian ESDM, kontrak PT. Chevron mengelola blok itu akan berakhir pada 8 September 2021 nanti. Akhir tahun 2017, Kementerian ESDM mengaku telah menerima permohonan perpanjangan kontrak oleh PT. Chevron.

 

Ternyata bukan hanya perusahaan asal Amerika itu, PT. Pertama (Persero) juga mengincar. Pemprov Riau juga berminat mengelola sisa sumur minyak ini. "Pemerintah tengah mempertimbangkan dari berbagai aspek. Keputusan terhadap masalah ini harus memalu proses yang sangat hati-hati," kata Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar.

 

"Kami sedang evaluasi mana yang baik untuk mengelola Blok Rokan. Belum diputuskan siapapun. Keputusan yang akan kami ambil harus dilihat dari berbagai sisi." Indonesia ini beruntung punya Riau. Sebab di Blok Rokan itu ada dua sumur minyak dengan ukuran raksasa yang terletak di Minas dan Duri. Sejak tahun 1970 sumur minyak ini sudah diproduksi. Pada saat masa-masa jaya, produksi minyak di Minas pernah tembus di angka satu juta barel per hari. Meski sudah tua sumur minyak ini tetap seperti gadis cantik dan primadona. Karena masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 bph.

 

Sementara untuk sumur minyak di Duri juga sumur terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Dari sumur ini pula ditemukan minyak unik dengan mana Duri Crude. Blok Rokan punya luasan sekitar 6.264 kilometer per segi. Tahun 2016 lalu blok ini masih menghasilkan minyak hingga 256.000 pbh, hampir sepertiga dari produksi minyak nasional saat ini. PT. Chevron sudah kantongi izin pengelolaan di blok ini sejak tahun 1971.

 

"Itu memang sudah menjadi keinginan kami. Bagaimana Pemprov Riau bisa mengelola sisa blok itu bersama dengan operator baru yang ditunjuk negara," kata Asisten II Setdaprov Masperi, awal pekan lalu. Dalam mekanisme, kata Masperi, jika kontrak PT. Chevron berakhir maka akan ada operator baru yang ditunjuk langsung oleh negara. Hingga kini Pemprov Riau belum mengetahui soal itu. (bpc)