Elektabilitas Naik Anies Harus Buktikan Kinerja Tahun Ini

Jumat, 23 Februari 2018

RADARPEKANBARU.COM. - Elektabilitas Anies Baswedan pada bursa bakal capres 2019, naik tipis berdasarkan hasil survei Media Survei Nasional (Median). Elektabilitas mantan Menteri Pendidikan itu melonjak menjadi 4,5 persen dari sebelumnya pada Oktober 2017 sebesar 4,4 persen.

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menuturkan, meski memang ada peningkatan elektabilitas, Anies tetap harus membuktikan kinerjanya di DKI Jakarta sebagai gubernur. Sebab, Anies yang sekarang bukanlah Anies yang dulu, di mana hanya dilihat dari aspek citra kepribadiannya.

"Beda Pak Anies yang sekarang dengan Anies sebelum dia jadi gubernur. Kalau sekarang, masyarakat melihatnya dua hal, citra kinerjanya dan pribadinya, jadi kalau cuma citra pribadi saja yang bagus, misalnya dizalimi dan sebagainya, tapi kinerjanya di Jakarta enggak bagus, ya sulit, ya sama saja," kata dia di Jakarta, Kamis (22/2).

Terkait insiden kecil di stadion Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu, saat Persija menjuarai Piala Presiden, menurut Rico, sedikit banyak kemungkinan menguntungkan elektabilitas Anies.

"Ya mungkin ini menambah elektabilitas Pak Anies yah," ujarnya. Karena itu, tahun ini merupakan tahun pembuktian bagi Anies jika ingin melangkah di Pilpres 2019. "Kalau Anies Baswedan dianggap gagal dalam mengurus jakarta, ya mungkin suaranya enggak bisa naik. Jadi cuma pencitraan saja. Tahun ini jadi pembuktian dia bisa atau enggak (mengurus Jakarta)," ucap dia.

Di sisi lain, survei Media menunjukkan elektabilitas Presiden RI Joko Widodo dari bulan ke bulan terus mengalami penurunan tipis. "Secara konsisten suara Jokowi mengalami penurunan," kata Rico. Rico menjelaskan, pada April 2017 lalu, elektabilitas berada di angka 36,9 persen lalu turun menjadi 36,2 persen pada Oktober 2017. Kemudian, turun lagi menjadi 35,0 persen pada Februari 2018 ini.

Elektabilitas mantan wali kota Surakarta ini pun tidak pernah beranjak lebih dari 50 persen. Dari hasil survei itu pula, papar Rico, ada 65 persen publik yang belum mau memilih Jokowi. Menurutnya, angka tersebut cukup besar dan harus diwaspadai oleh calon pejawat.

Karena itu, sebetulnya pertarungan di bursa capres 2019 belum berakhir karena masih ada kemungkinan munculnya calon-calon yang baru. Sementara itu, elektabilitas Prabowo pun mengalami penurunan seperti Jokowi. Elektabilitasnya mengalami penurunan menjadi 21,2 persen dari sebelumnya sebesar 23,3 persen pada Oktober 2017.

"Dua figur itu sebenarnya mulai memudar popularitas dan elektabilitasnya. Dan pada saat yang sama, penantang lain mengalami kenaikan," ungkapnya.(rep)