Keluarga Korban Tewas Tertuduh Begal di Kampar, Minta Keadilan

Senin, 18 Desember 2017

Korban tertuduh begal di Kampar

RADARPEKANBARU.COM– Duka mendalam tampak di salah satu rumah di RT 03/RW 05, Gg Lansono, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Langgini, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Minggu (17/12/2017) pagi.
 
Sekira sepuluh orang tampak masih duduk-duduk di teras rumah meskipun jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB pagi.
 
Kedatangan salah satu wartawan media cetak lokal itu untuk memastikan apakah benar itu rumah Wahyu Fikranda atau akrab disapa Fiki yang ternyata menjadi korban amuk massa karena dituding sebagai pelaku begal di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar pada Sabtu (16/12/2017) malam sekira pukul 21.00 WIB.
 
Ternyata benar saja. Salah satu pihak keluarga yang telah dikenal oborriau menyambut kedatangan oborriau dan rekannya.
 

Di ruangan tamu tampak sebuah kasur sudah dibentangkan dan sudah diberi alas dan sebuah bantal telah tampak siap menyambut kedatangan jenazah yang katanya akan tiba sebentar lagi karena jenazah masih dalam perjalanan dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Jenazah Fiki dijemput beberapa keluarga termasuk ayah korban dan kakak ibu kandung korban.

Seperti diketahui, video penganiayaan terhadap lajang berusia 20 tahun ini dengan begitu cepat menyebar luas di tengah masyarakat pada Sabtu malam. Dalam video berdurasi beberapa menit itu memperlihatkan seorang pemuda yang menggunakan baju kaos oblong dilapisi kemeja lengan panjang dan memakai celana jeans sudah terguling bersimbah darah.

Pelaku penganiayaan ini tak terlihat dalam video ini, hanya terlihat bagian kaki tampak menginjak korban yang merintih kesakitan. Korban tampak sudah bersimbah darah.
 
Sebagian ada yang mengatakan “ sia yang kan kan manolong ang" dengan logat bahasa minang, ada lagi ya bilang "bakar saja” . Namun masih didalam video itu terdengar suara ibu-ibu yang berusaha mencegah pelaku meneruskan aksinya. “Alah tu ala tu” ucap suara perempuan itu.

Saat kami tanya, ternyata ibu korban berada di dalam kamar dan sempat beberapa kali pingsan mendengar berita ini. Ia sangat shock dengan kejadian yang dialami anak kedua dari empat bersaudara itu.
 

Salah seorang kerabat korban, Hj Rina yang duduk di pintu rumah berukuran sekira 8 x 12 meter bersedia memberi keterangan. Ia menyebutkan, pihak keluarga mendapat informasi Fiki dikeroyok massa dari media social facebook yang memang viral pada malam itu tentang kejadian ini.

“Kami pastikan sudah jelas dia (almarhum red) dari baju yang dipakainya. Kami keluarga mengenali baju yang dipakainya sebab sore itu pakai baju itu berfoto,” katanya.

Kepada oborriau dia menceritakan. Fiki atau bernama lengkap Wahyu Fikranda adalah anak kedua dari pasangan Marni dan Jasri atau akrab disapa Ujang.

Tak lama bercerita, tepat pukul 02.44 WIB, ditengah hujan lebat yang mengguyur Kota Bangkinang, datanglah sebuah ambulans berwarna hijau. Selang beberapa menit terlihat beberapa orang berlarian ke dalam pekarangan rumah termasuk ayah korban Ujang, adik ibunya dan adik korban serta beberapa orang.
 
Isak tangis langsung pecah dari beberapa orang yang datang dan beberapa keluarga yang sudah menunggu beberapa jam.

Dengan dibantu petugas rumah sakit dan pihak keluarga, korban diturunkan dari ambulan dengan membawa keranda mobil ambulan sambil ditutup dengan sehelai selimut karena hari hujan. Lalu jenazah diletakkan di kasur yang telah disediakan. Bercak darah tampak di lantai keranda ketika jenazah diturunkan.
 
 
Beberapa menit kemudian kami sempat berbincang dengan ayahanda korban Jasri alias Ujang. Ia tampak begitu terpukul dengan kejadian yang dialami anaknya. Namun dia tetap berusaha tenang.
 
Ia mengakui sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh massa terhadap anaknya yang dilakukan secara membabi buta sehingga menyebabkan kematian.

Ia mengaku belum mengetahui secara jelas bagaimana hal itu bisa terjadi. “Karena kita kan nggak ada di situ, kami hanya melihat di facebook tadi dia dianiaya,” ujar Ujang.
 
Ia juga belum bisa memastikan apakah sepeda motor yang dibakar oleh massa juga sepeda motor yang dibawa anaknya itu dua pekan yang lalu.

Ujang mengatakan akan menyelamatkan jenazah anaknya ini sampai ke pemakaman dan setelah itu ia akan mencoba meminta keadilan kepada pihak penegak hukum terkait masalah yang dialami keluarganya ini dan ia berharap hukum tetap ditegakkan karena menurut Ujang, walaupun anaknya dituduh begal namun menurut sampai saat ini tidak ada korban yang melapor atau bercerita bahwa anaknya pada malam itu melakukan tindakan begal.

Lagipula cara menghakimi orang lain dengan main hakim sendiri berlawanan dengan hukum di Indonesia.

Berdasarkan informasi dari salah seorang keluarga korban yang masih muda di rumah itu, korban sempat menelponnya sore sebelum kejadian dan akan pulang ke Bangkinang dari Pekanbaru.
 
Sementara itu, dari beberapa status facebook, beragam reaksi dari netizen muncul. Ada yang masih amarah dengan tindakan begal yang kerap terjadi akhir-akhir ini sehingga masih membuly korban bahkan akun milik korban sendiri. Tak jarang juga netizen mengecam tindakan oknum masyarakat yang dengan tega menghabisi korban sehingga meninggal dunia dengan bersimbah darah. (radarpku/oborriau)