Aliansi BEM Se-Sumatra Lakukan Aksi Solidaritas Atas Ditahannya 2 Mahasiswa Pasca Aksi Sidang Rakyat

Ahad, 22 Oktober 2017

Aliansi BEM Se-Sumatra Lakukan Aksi Solidaritas Atas Ditahannya 2 Mahasiswa Pasca Aksi Sidang Rakyat

RADARPEKANBARU.COM-Kekecewaan mendalam dirasakan oleh sejumlah mahasiswa atas tindakan represif yang menetapkan dua Mahasiswa sebagai tersangka pada aksi unjuk rasa jumat lalu di depan istana negara.

Sebelumnya, terhitung 14 orang Mahasiswa mendapat perlakuan represif dan penangkapan paksa oleh aparat keamanan ke Polda Metro Jaya . Hingga sabtu 21 oktober silam, 12 mahasiswa dilepas dengan status bebas bersyarat, sementara 2 lainnya, Ihsan Munawar (Mahasiswa STEI SEBI) dan Ardi Sutrisbi (Mahasiswa IPB), dibawa ke tahanan dengan status tersangka. 

Meraka dikenai KUHP 160 yang berkaitan dengan penghasutan untuk melakukan tindak pidana dan KUHP 170 yang berkaitan dengan perilaku kekerasan terhadap orang atau barang di muka umum.

Atas rasa solidaritas bersama, sejumlah mahasiswa yang terdiri dari Mahasiswa Universitas Riau, Universitas Sriwijaya, Politeknik Sriwijaya dan BINHUS melakukan aksi diam didepan gerbang utama Universitas Negeri Jakarta. 

Aksi diam yang dilakukan pada Minggu (22/10/2017) pukul 13.30 WIB ini diperagakan dengan aksi jalan mundur, aksi tidur di jalan serta aksi terdiam seperti patung dengan mulut tertutup lakban dan memegang spanduk-spanduk bertuliskan darurat demokrasi yang menggambarkan kekecewaan masa aksi atas keputusan yang menjatuhkan status tersangka  kepada 2 orang mahasiswa yang melakukan aksi pada Jumat 20 Oktober silam.

Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Rinaldi yang juga motor penggerak dari aksi diam ini menyatakan bahwa pihaknya akan terus membersamai rekan sesama Mahasiswa yang punya satu visi untuk mengevaluasi 3 tahun Jokowi-JK. 

“Kami jauh dari Sumatra datang dan bertahan disini atas dasar perjuangan. Terbakar hati kami melihatnya. Ini merupakan sebuah pelecehan terhadap gerakan Mahasiswa. Hanya satu pesan kami, dua mahasiswa yang saat ini ditangkap dan ditahan harus segera dikeluarkan. Mahasiswa seluruh Indonesia tengah menangis, jangan sampai tangisan ini berubah menjadi gerakan mahasiswa yang lebih besar yang dapat menyatukan seluruh Mahasiswa Indonesia, kami akan siapkan gerakan pembebasan,” ujar Rinaldi.

Selanjutnya ia juga menyampaikan kekecewaannya akan rezim hipokrit dibawah pemerintahan Jokowi-JK. Ia menilai penangkapan dua orang mahasiswa yang bertujuan untuk mengevaluasi 3 tahun kerja pemerintah ini sebagai bentuk kepanikan rezim Jokowi-JK. 

“Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa rezim sedang panik, pemerintah anti kritik. Ketika suara mahasiswa yang dengan tujuan mulia nya ingin mengevaluasi kinerja pemerintah justru dibungkam habis, saya pikir saat ini Indonesia telah benar-benar darurat demorasi”, tambah Rinaldi.

Sementara itu, Rahmat Farizal selaku Presiden Mahasiswa UNSRI juga menyatakan bahwa  tindakan represif yang dilakukan oleh apparat sudah benar-benar keterlaluan. 

“Saya melihat sudah saatnya kita betul-betul serius mengevaluasi kinerja Presiden Joko Widodo. Karena tindakan represif yang sudah keterlaluan diberikan kepada masyarakat serta mahasiswa. Padahal dalam aksi yang kami lakukan tidak ada sikap anarkisme dan pengrusakan fasilitas umum”, tutup Rahmat Farizal. (Rls/Bem/Ur)