RAPP Klaim Dalam Dua Tahun Terakhir Berkontribusi Cegah Karhutla di Riau

Sabtu, 30 September 2017

Dirut RAPP, Rudi Fajar

RADARPEKANBARU.COM - Sebuah perusahaan kertas di Riau, Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bersama Kemenag sepakat 700 desa di lima kabupaten yakni Kabupaten Meranti, Siak, kuansing, Kampar dan Palalawan harus sudah bebas dari api. Namun  belum jelas mana saja yang dimaksud perusahaan kertas itu.

"Tekad tersebut dibuat terkait Riau adalah salah satu Provinsi yang terkena dampak paling parah dari beberapa insiden Karhutla bebarapa tahun terakhir,"kata Dirut RAPP Rudi Fajar di Kerinci,  Jumat (29/9).

Tekad tersebut disampaikannya usai penandatanganan kesepekatan dan peluncuran program FAC religious Leader oleh FKUB di lima Kabupaten dengan RAPP itu, disaksikan oleh MUI dan sejumlah tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Kong Hu Chu.

Kesepakatan tersebut berisi bentuk kerjasama dengan pemuka agama dalam upaya mensosialisasikan pencegahan dan penanggulangan kebakaran  hutan dan lahan di Riau melalui pendekatan agama.

Menurut dia, program desa bebas api ini adalah salah satu upaya pencegahan khusus pada daerah operasional dan tercatat empat upaya yang bisa dilakukan yakni pertama memberikan reward dan motivasi kepada masyarakat yang sudah terbukti melakukan upaya pencegahan.

Kedua, membangun perantara yakni merekrut seseorang  yang bisa menjadi penghubung antara masyarakat desa dengan aparat, masyarakat desa dan pemerintah untuk mengkomunikasikan ketika terjadinya kebakaran atau hal lainnya.

"Ketiga memberikan solusi agar tidak terjadi lagi pembakaran lahan, dan memaksimalkan upaya sosialisasi secara maksimal, sehingga  pesan bahaya kebakaran kepada masyarakat itu sampai.  Peran pemuka agama diperlukan melalui pendekatan agama," katanya.

Ia menjelaskan, RAPP telah banyak melahirkan program pencegahan kebakaran hutan dan lahan beberapa tahun terakhir, sehingga Riau terwujud bebas asap pada dua tahun terakhir. Keberhasilan Riau bebas api diharapkan dapat diteruskan pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam dua tahun terakhir, katanya,  kebakaran hutan dan lahan tidak lagi terjadi Riau, kendati memang masih terjadi pada tahun 2015 namun demikian kita tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada 2018 mendatang.

"Oleh karena itu kita jangan sampai terlena dan hanya berdiam diri, perlu secara kontiniu melakukan langkah strategis yang signifikan.

RAPP komit melakukan pencegahan hutan dan lahan dan memperkuat korodinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk provinsi tetangga ,"katanya.

Sebab faktanya Riau dikritisi sebagai daerah yang memalukan Indonesia, Riau dikatakan menjadi biangnya kebakaran hutan yang paling parah di Indonesia sejak 18 tahun. 

Dengan demikian, untuk menepis isu tersebut atau membuktikan Provinsi Riau tidak seburuk yang ditudingkan dunia, sehingga  perlu melakukan tindakan preventif dari sekarang, bergerak dan lakukan pencegahan ini secara bersama-sama baik itu pemerintah, Polri, TNI, pemuda, mahasiswa, tokoh agama, tokoh budaya, masyarakat dan perusahaan yang harusnya lebih bertanggung jawab.

Tekad tersebut dibutuhkan sekaligus mendukung program pemerintah Indonesia saat ini mengenai desa bebas api untuk 600 hingga 700 desa, merupakan salah satu bukti keseriusan pemerintah dalam menekan karhutla dalam negeri, pun sebagai  langkah kongkrit penanggulangan bencana daerah.

"Dan RAPP telah berpartisipasi melalui beragam program sebelum ini, seperti Program FFVP (Free fire Village program) yang dapat mengedukasi masyarakat agar tidak membakar lahannya. Dan apa yang dilakukan RAPP hari ini bisa diikuti oleh perusahaan lain bahkan juga menjadi satu acuan dan sebuah aturan baku kedepan, sehingga daerah lain pun dapat mengadopsi program ini.

Pentingnya peran pemuka agama karena berpengaruh terhadap kinerja pemerintah, kepedulian perusahaan, dan semua elemen yang terkait dengan ketertiban dan kerukunan masyarakat.

Drs H Irhas MA Kepala Bidang Urais dan binsyar Kanwil Kemenag Riau mengingatkan seluruh   umat berkewajiban untuk memelihara bumi, menjaga alam beserta isinya. Program ini dibuat unutk menjalin komunikasi dan koordinasi sekaligus memperkuat sinergitas dan fasilitas untuk para pemuka agama, sebagai corong terdepan di masyarakat melakukan sosialisasi tentang haramnya pendirian lahan dengan cara membakar hutan.

"Gagasan RAPP tentang program ini sangat bagus, diharapkan kesepakatan ini betul-betul bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat nanti. Semoga Riau tidak lagi diejekatau dicemooh pelaku pembakaran hutan dan lahan yang merugikan banyak pihak,"katanya. (ant)