DPRD Minta Disperindag dan BBPOM Pantau Takjil Berbahaya di Pasar Ramadan

Selasa, 06 Juni 2017

foto internet

RADARPEKANBARU.COM - Banyaknya takjil yang mengandung zat berbahaya seperti Rhodamin B (Pewarna textil) boraks serta formalin berdasarkan uji sampel Balai besar pengawas obat dan makanan (BBPOM) di beberapa pasar Ramadan di Kota Pekanbaru menuai kritikan dari kalangan legislatif di DPRD Kota Pekanbaru.

Desi Susanti S.Sos, anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru ini meminta Balai besar pengawas obat dan makanan (BBPOM) bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) diminta terus melakukan pengawasan di lapangan. Langkah ini diambil untuk memastikan takjil yang di jual pasar Ramadan lainnya aman dikonsumsi alias tidak membahayakan kesehatan masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Informasi yang kita dengar, 14 persen takjil yang dijual di pasar Ramadan mengandung zat berbahaya, jika dibandingkan tahun lalu memang jumlah ini sudah turun. Meski begitu BBPOM dan Disperindag tetap intens melakukan pengawasan dan penulusuran di lapangan," ungkap Desi, Selasa (6/6/2017).

Tujuannya, lanjut Politisi Demokrat ini lagi, agar penganan takjil yang marak muncul selama ramadan sehat, bersih dan tidak mengandung zat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Di samping itu, kepada pedagang dan pelaku industri, Desi sangat berharap agar tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dalam panganan yang dijual kepada masyarakat.

"Kepada para pedagang dan pelaku industri kita sangat berharap agar panganan seperti yang dijual di Pasar Rmadan adalah makanan dan minuman yang menggunakan bahan bersih, sehat dan aman untuk dikonsumsi, jangan gunakan zat-zat berbahaya dengan tujuan tertentu demi memikirkan keuntungan pribadi," imbuhnya.

Kepada masyarakat, Desi juga menghimbau untuk lebih cerdas dan jeli dalam berbelanja, terutama berbelanja makanan dan minuman siap saji.

"Jangan cepat tergiur dengan warna-warna makanan dan minuman yang mencolok, kerena takutnya menggunakan pewarna tekstil seperti temuan BPOM. Kalau perlu bikin menu berbuka sendiri di rumah lebih aman untuk dikonsumsi oleh keluarga," pungkas Desi.(hrc)